Wisata Religi Arjuno (part 2)

WISATA RELIGI ARJUNO (part 2)

“sudah dekat kok mas, setelah ketemu pohon-pohon besar itu pos Eyang Semar”, kata ibu-ibu yang kami temui. Setelah itu, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Benar saja, tidak lama kemudian, kami mulai memasuki hutan yang agak lebat, dengan pohon-pohonnya yang agak besar. Lalu tidak lama berselang, mulai terdengar suara-suara orang sedang mengobrol, suara-suara berisik, diikuti dengan mulai terlihatnya beberapa pondokan. Yeahh,.. sampai juga di pos 4, Eyang Semar. Seperti yang disampaikan oleh Bapak-bapak di pos 2, di pos ini sama sekali tidak diijinkan mengambil gambar. Baiklah kalau begitu, aku akan coba mendeskripsikan.
Pos eyang semar ini. Lokasinya tidak terlalu luas, tediri dari beberapa pondokan yang terpisah-pisah dengan tata letak yang tidak terlalu rapi. Dibagian tengah sebagai pusat, ada tempat terbuka yang cukup luas, yang ditengahnya ada arca Semar. Dan disanalah tempat orang-orang berdoa, melakukan pemujaan, atau sebagainya. Di kompleks Eyang Semar ini juga terdapat sebuah kamar mandi, tapi aku kurang tau bentuknya seperti apa.
(ni gambar patung eyang semar.tapi bukan hasil jepretanku, gak berani. jadi copas dari web lain.smoga bermanfaat..)

Selanjutnya kami memilih untuk beristirahat terlebih dahulu, karena secara tidak terduga cuaca mulai memburuk. Beberapa kali kabut tebal disertai angin berhembus kencang. Kami akhirnya memutuskan untuk berlindung di dalam pondok. Ternyata cukup banyak juga orang di dalam pondok tersebut, dan semuanya laki-laki. Setelah beristirahat satu jam lebih, cuaca tak kurun membaik juga. Akhirnya kami putuskan untuk melanjutkan saja perjalanan ini.

Belum jauh meninggalkan pos 4, kami sudah dihadapkan pada jalur yang terjal dan berbatu. Beberapa kali kami memutuskan untuk berhenti lantaran kabut tebal dan angin yang berhembus, menghalangi pandangan. Benar-benar sulit medan yang kami lalui, ditambah dengan cuaca yang sangat tidak mendukung. Setelah melewati undakan batu-batu besar menyerupai tangga, akhirnya kami sampai juga di pos 5, Makutoromo. ternyata jarak pos Eyang Semar dan Makutoromo tidak terlalu jauh, hanya menghabiskan sekitar 30 menit perjalanan. Jika cuaca baik, mungkin bisa jauh lebih cepat.

Makutoromo tidak berbeda jauh dengan pos-pos sebelumnya. Disini terdapat sebuah pondokan yang cukup besar. Lalu didepan pondokan tersebut ada tempat pemujaan juga, serta entah arca apa namanya yang dibungkus dengan kain putih. Disebelah utaranya, ada tanah lapang, yang bisa digunakan untuk lokasi mendirikan tenda. Lalu kearah utara lagi, ada sumber air serta kamar mandi. Di Makutoromo ini, aku melihat jelas, ternyata kamar mandinya cukup layak, sampai-sampai kamu bisa menemukan jamban leher angsa. Luar biasa. Entah siapa yang rela bersusah payah membangunnya.

Di Makutoromo, kami sempat bertemu dengan seseorang yang menguasai tempat tersebut. Apa ya sebutannya?semacam juru kunci begitu. Sebelum melanjutkan perjalanan ke Sepilar, pos dimana kami berencana untuk menginap, beliau menyarankan agar kami meminta ijin terlebih dahulu, dengan bersembahyang di tempat pemujaan, yang sudah kusebutkan tadi.
(ni gambar pos makutoromo.tapi bukan hasil jepretanku, gak berani. jadi copas dari web lain.smoga bermanfaat..)

Kata orang, jarak antara Makutoromo dan Sepilar hanya 200 meter. Ya, aku percaya. Karena memang dari Makutoromo, sudah terlihat candi Sepilar diatas sana, benar-benar dekat. Namun sayangnya, apa yang terlihat jauh berbeda dengan apa yang dirasakan. Walaupun hanya berjarak 200 meter, aku lupa berapa kali aku berhenti di tengah jalan untuk menghela nafas. Bagaimana tidak, jalur yang kami lalui berupa anak-anak tangga yang menjulang keatas, mungkin sekitar 70-80 derajat kemiringannya, dengan batu-batu yang sudah berlumut dan licin, serta disamping kanan kirinya yang terdapat beberapa arca. Semacam gerbang untuk masuk ke dunia antah berantah. Suasananya benar-benar mistis, ditambah lagi karena tidak jauh didepan kami ada pengunjung yang meletakkan dupa disetiap arca yang dilewati. Bisa kalian bayangkan bagaimana aroma dupa tercium dengan tajamnya.


(ni gambar way to sepilar, terlihat dari makutoromo.tapi bukan hasil jepretanku, gak berani. jadi copas dari web lain.smoga bermanfaat..)

Dan akhirnya, Alhamdulillah….Sampai juga di Sepilar. Setelah mengucap salam, kami langsung mencari lokasi yang pas untuk mendirikan tenda. Di Sepilar ini banyak tanah kosong, ada bekas pondokan juga, serta tempat yang memang biasanya digunakan untuk mendirikan tenda. Karena tidak ingin terlalu terbawa pada suasana mistis, aku meminta kepada yang lain untuk mendirikan tenda di sebelah barat Candi Sepilar, yang lokasinya agak lebih keatas.

Jam menunjukkan pukul 14.48. kami semua langsung bongkar muatan. Sementara Ngikngok dan Painyo mendirikan tenda, Mas Abib mencari informasi tentang jalur ke puncak, Aku menyempatkan diri untuk absen. Untungnya tadi di Makutoromo ada air, jadi tidak perlu tayamum, yang sebenarnya aku sendiri tidak seberapa yakin apakah teknik yang aku terapkan selama ini sudah benar.

Tenda sudah berdiri, barang-barang sudah tertata rapi, dan kami memutuskan untuk istirahat, sambil menunggu malam datang.

Malam pun tiba. Waktunya makaaannn. Malam ini yang bertugas masak adalah aku dan Ngikngok. Menunya nasi, mie goreng, dan telur ceplok. Satu yang aku suka, akhirnya aku berhasil masak nasi yang enak dan matang dan memakai kompor paraffin. Resep dari kakakku yang nun jauh disana memang manjur, gak rugi dulu bela-belain jauh-jauh ke Kalimantan buat hiking. Hehe.. malam itu juga Ngikngok bikin wedang jahe. Tapi sayangnya setelah jadi, kami tidak hati-hati meletakkannya, dan akhirnya tumpah. Hanya tersisa ¼ bagian di gelas. Maaf ya Ngok.. 
Selesai makan, absen lagi untuk yang terakhir kali hari ini. Lalu kita ber4 bercerita-cerita, yah, momen seperti inilah yang biasanya ditunggu. Ceritanya pun macam-macam, mulai dari perjalanan seharian tadi, hal-hal yang ditemui, pemikiran-pemikiran yang beranekaragam, banyaklah pokoknya. Sampai akhirnya berujung pada tebak-tebakan geje. Sampai ketawa-ketawa geje juga, sama-sama bego’, sama-sama gak ngerti, tapi sama-sama sok tau semua. Hhhhh… luar biasa. Akhirnya sekitar jam 9 malam kami putuskan untuk tidur. Karena besok pagi harus kembali memulai perjalanan, perjalanan menuju puncak, yang kemungkinan akan jauh lebih berat daripada perjalanan kami seharian ini.

That’s all, wisata religi arjuno part 2, see u next part.. n hope will be the last part. Hehe… 

Wisata Religi Arjuno (part 1)
Wisata Religi Arjuno (part 3)

Comments

  1. lho aku nyungsep nang jurang 1M kok gk di ceritakno pisan nduk :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Speak Up...!!! :D

Popular Posts