Jelajah Potensi Wisata Bawean (part 3)
Jelajah potensi wisata bawean
hari kedua dimulaaaiiii….
Sebelumnya aku mau cerita tentang
kejadian semalam. Semalam, sebelum tidur, sempet panik dikit. Lantaran mas Tino
bilang, kalo listrik di pulau tersebut (Bawean.red) cuma sampe jam sebelas
malem, dan baru nyala lagi waktu subuh.
What?????
Aku bingung. Seperti yang pernah aku sampaikan di postingan yang ini, aku gak
bisa hidup tanpa kipas angin *oke, ini
emang agak lebay*. Tapi itu sedikit banyak bisa dibenarkan—ato mungkin
lebih tepatnya gak betah dengan kondisi gerah dan panas. Terutama waktu tidur.
Kalo posisinya adem banget kayak di Batu ato di puncak gunung sih gak masalah,
tapi kalo di rumah biasa, terutama di pesisir seperti yang terjadi saat di
Bawean, mungkin aku gak akan bisa tidur semalaman. Gara-gara diomongin kayak
gitu, akhirnya kepikiran terus dan gak bisa tidur. Baru bisa bener-bener tidur
waktu jam udah kelewat jam 11 tapi ternyata listrik masih tetep nyala dan AC di
kamar masih berhembus dengan kencang. Alhamdulillah…
Beberapa jam kemudian…
*tuuuuttt*
<<< kurang lebih begitulah suara AC yg tiba-tiba mati. Jam dua pagi!!!
Lampunya mati, AC juga mati, dan reflek aku langsung kebangun. Semuanya gelap.
Hassssssss… mimpi buruk jadi kenyataan. Bingung. Mulai gelisah. Grusak grusuk
gak jelas sampe si tante juga ikutan bangun. Oke, sepertinya tidurku malam ini
cukup sekian. Padahal masih ngantuk bangeettt!!! Tapi gak berselang lama,
mungkin sekitar sepuluh atau limabelas menit, akhirnya lampu nyala lagi. Alhamdulillah…
buru-buru nyalain AC lagi, dan mencoba untuk tidur kembali.
Yakk,. Sebenarnya memang listrik
di pulau Bawean ini hanya disediakan pada jam-jam kerja. Tapi sepertinya untuk
penginapan, hotel, dan sebagainya yang membutuhkan listrik duapuluhempat jam,
mereka menyediakan jenset atau sejenisnya sendiri, agar listrik tetap tersedia *katanya*.
Jadi inget rumahnya om yang di Kalimantan. Ternyata masalah listrik gak cuma
disana, di sini juga masih ada. Hemmmm…
Pagi itu sarapan
nasi+lalapan+ayam goreng+tumis tahu tempe. Makannya beli di yang punya hotel,
tapi disajikannya dibungkus di sterofoam. Disini (Bawean.red) kalo orang mau
bungkus makanan, jarang pake kertas minyak/kertas bungkus nasi *yang warnanya coklat*. Ada sih, cuma
paling dipakek di orang jual nasi goreng atau mie goreng keliling. Selebihnya,
penjual nasi di warung-warung lebih memilih menggunakan sterofoam untuk
menyajikan makanannya. Oia, untuk harga makanan disini, terutama makanan laut
itu cenderung murah *yaaiyalahh.. namanya
juga pulau, deket laut*. Tapi kalo untuk makanan biasa, menurutku juga gak
terlalu mahal. Sepiring nasi dengan lauk berbagai macam dibandrol dengan harga
sepuluh ribu. Kalau menrutuku sih itu cukup murah. Jadi, gak perlu kahwatirkan
masalah makan. Yang penting uangnya cukup :).
Udah deh cerita tentang makanan
dan lain sebagainya. Mau langsung jalan-jalan kan?? Oke kalo gitu. Yuk, mari
deh berangkat.
Pagi ini, tujuan pertama kami
adalah PANTAI dan PULAU SELAYAR. Nah,. Ternyata pulau
yang terlihat sejak dari kapal waktu pertama kali kami tiba disini, yang udah
kelihatan dari jauh dan bahkan lebih memikat perhatian kami daripada pulau
Bawean sendiri, adalah pulau Selayar.
Pulau Selayar ini merupakan salah
satu pulau kecil di sekitar pulau Bawean. Selebihnya masih banyak yang lain,
ada pulau Gili, pulau China, pulau Karang Belu, dan lain sebagainya. Tapi
yang lainnya ntar aja diomongin, sekarang baru mau ngomongin pulau Selayar.
Pulau selayar ini terletak di
sebelah tenggara pulau Bawean. Jadi, setelah dari hotel, kami mengarahkan mobil
ke timur, setelah itu keluar dari jalan lingkar bawean, menuju ke arah
tenggara. Masalah jalan, gak usah dibahas lagi. Sama deh semuanya.
Saat hampir sampai di pantai
Selayar, banyak sekali ditemukan pohon kelapa. Bahkan sepertinya banyak dari
pohon kelapa yang sudah berbuah dan sudah masak tapi dibiarkan begitu saja.
Bahkan ada juga buah kelapa yang jatuh sendiri dari pohonnya hingga berwarna
kecoklatan karena tidak diambil. Yapp, sepertinya warga sekitar sudah sangat
bosan dengan kelapa. Sampai tidak dihiraukan seperti itu.
Begitu sampai di pantai, aku
menilai pantainya biasa saja. Lagi-lagi karena air sedang surut. Tapi surutnya
air ini ada manfaatnya juga, kami jadi bisa menyeberang ke pulau selayar hanya
dengan berjalan kaki.
pas di tengah-tengah, aku melihat
ada beberapa bagian dari tanahnya yang membentuk gundukan-gundukan aneh. aku
gak ngerti jugak gimana caranya bisa jadi seperti itu. Kalau dilihat sekilas,
jadi semacam miniature gunung-gunung gitu deh. Bagus banget. Dan sempat
mengambil beberapa gambar disini, dan berhasil juga bikin mas Arifin jadi
modelnya. Hahaha…
begitu sampai di Pulau Selayar,
ternyata disana ada pengunjung yang lain. sepertinya kelompok pramuka atau
sejenisnya yang sedang mengadakan acara perkemahan. Di pulau Selayar ini tidak
ada penduduknya. Namun, banyak yang kesini untuk sekedar berkemah, atau
memancing ikan seperti yang juga kami temui pagi itu.
Selesai makan beberapa potong
ikan kecil dan mengamati keadaan sekitar, yang cukup indah dan memanjakan mata
pastinya, kami langsung kembali ke pantai Selayar. Belum pulaang, masih ada
acara lainnya: makan kelapa muda fresh
from the tree!!!
Sudah kenyang, sudah membawa
bekal beberapa botol air kelapa, sudah foto-foto jugak, akhirnya kami
memutuskan untuk pergi. Tujuan selanjutnya, adalah: PULAU GILI.
Pulau Gili terletak di kampung
Pamunah, eh, salah dink. Maksudnya untuk menyeberang ke pulau Gili, kita bisa
melalui kampung Pamunah terlebih dahulu. Satu dari sekian banyak kampung tempat
para nelayan tinggal. Kampung Pamunah ini terletak di pulau Bawean sebelah timur.
Jadi, begitu keluar dari Pantai Selayar dan bertemu dengan jalan utama yakni
jalan lingkar Bawean, mobil langsung diarahkan ke utara, yang arahnya semakin
menjauhi penginapan kami. Dan kampung Pamunah ini sendiri, letaknya tepat di
tepi jalan lingkar Bawean. Jadi, tidak terlalu sulit untuk akses menuju kesana.
Begitu pula dengan perjalanan ke pantainya, dari tepi jalan raya tersebut,
cukup dengan berjalan kaki sekitar sepuluh menit, maka akan langsung bertemu
dengan pantai.
Waktu itu sekitar jam sebelas
siang. Awalnya kami berencana untuk langsung menyeberang ke pulau Gili. Namun,
ternyata hal itu tidak memungkinkan karena air sedang surut dan kapal yang akan
mengantarkan kami sedang kandas. Sempat bingung juga akan menunggu air pasang
atau pergi mengunjungi lokasi wisata yang lain. setelah melalui proses diskusi
yang cukup panjang, akhirnya kami memutuskan untuk tetap tinggal dan menunggu
air pasang. Jadi pelajaran kesekian buat temen-temen, kalau memang besok mau ke
pulau Gili, pastikan dulu masalah pasang-surut air ini, jika tidak, yang
terjadi akan sama dengan kami: nggembel gak jelas di rumah warga. Hahaha
Rumah yang kami tumpangi untuk
istirahat, tidur-tidur, numpang sholat, numpang pipis, bahkan sampai numpang
makan-makan, adalah rumah milik Ibu Suanah *aku punya nomer hp nya, mau???* dan Bapak Khairil Anwar. Mereka berdua,
berdasarkan informasi dari yang lain, sepertinya masih ada hubungan keluarga
dengan Om Chairil, salah satu anggota rombongan kami yang memang sebenarnya adalah
asli orang Bawean.
Sambil menunggu, kami membuat *membuat???* acara bakar ikan tongkol. Ikannya
lumayan gede, ada mungkin seukuran lengan orang dewasa. Pengen tau harga
seekornya?? Nih aku kasih bocoran. Harganya hanya sekitar limariburupiah per
ekor. Murah??? Sangat!!! Walopun aku gak mengelak kalau ada ‘faktor keluarga’
dalam penentuan harga tersebut. Iya, belinya ya di yang punya rumah, karena
yang punya rumah emang nelayan jugak. Hihihi…. Alhamdulillah…
Selain bakar ikan, kami juga
mulai ngupas mangga yang kami beli di pinggir jalan sebelumnya. Disana beneran
lagi musim mangga. Dimana-mana banyak banget tanaman mangga yang buahnya
menggantung-gantung sangat lebat. Sayangnya aku kurang tau harganya berapa, gak
ikutan beli soalnya.
Mangga yang agak mentah ini di
makan bersama dengan bumbu, yang kata orang sana namanya ‘petis bawean’. Kalau petis,
mungkin orang jawa sudah cukup mengenalnya ya, karena merupakan bahan utama
dalam pembuatan bumbu rujak cingur, atau untuk cocolan gorengan dan lain
sebagainya. Tapi in beda, petis bawean ini bikinnya gak dari udang dan warnanya
bukan hitam seperti yang ada di Jawa, petisnya ini dari ikan, dan warnanya agak
merah-merah gitu *sepertinya ada campuran
gula merahnya*. Rasanya??? Kata orang enak, tapi menurutku nggak. Lebih cenderung
aneh. tapi mungkin hal tersebut lebih dikarenakan ketidak biasaan saja. Buktinya
yang lain juga makan. Dasar lidahku aja kali yaa yang bawel. Alhasil, mangga
setengah matang itu aku cocol dengan garam. Yapp, kalau ini kesukaanku. Hehe..
Mangga yang dikupas sudah habis,
dan ikan tongkol bakarnya sepertinya sudah mulai masak. Waktu juga sudah
menunjukkan jam duabelas siang lebih. Waktunya makaaaaaannnn…
Selesai makan, langsung
beres-beres, terus sholat, trus tiduran. Lagi enak-enak rebahan di depan tv,
tiba-tiba rombongan yang lain memanggil-manggil. Katanya sudah waktunya
berangkat ke pulau Gili. Yahh,. Gak jadi tidur deh. Okelah kalau begitu.
Sebelum berangkat, kami sempat
pamitan dengan warga sekitar. Beberapa dari mereka menyarankan kami untuk
memakai sarung, karena khawatir celana kami akan basah. Aku mikirnya, “duh, basahnya seberapa sih emang???”. Orang-orang
itu makin ribut saja menyuruh kami memakai sarung. Dengan bahasa bawean yang
sangat kental dan aku tidak tau artinya pastinya. Tapi menurut isyarat mereka,
kemungkinan kaki kami akan terendam hingga lutut orang dewasa, bahkan tidak
menutup kemungkinan hingga se paha orang dewasa. Whewww… dalem juga yah. Sempat
berasa ngeri, tapi yasudahlah. Basah basah deh sekalian. Dan akhirnya kami
semua berangkat tanpa berbekal sebuah sarung pun.
***to be continued***
*Jelajah Potensi Wisata Bawean hari kedua ini
maunya di terusin sampe ke pulau Gili, tapi sepertinya terlalu panjang ya,. Khawatir
nanti teman-teman yang baca kecapean. Jadi terpaksa di pecah lagi perjalanan hari kedua ini.
Oke deh.. tunggu lanjutannya!!! Cmiiiwwwwww ^^*
Jelajah Potensi Wisata Bawean (part 2)
Jelajah Potensi Wisata Bawean (part 4)
Jelajah Potensi Wisata Bawean (part 5)
Jelajah Potensi Wisata Bawean (part 4)
Jelajah Potensi Wisata Bawean (part 5)
Ngiri. sumpah bikin ngiri. kok aku gak bisa jalan-jalan sih....
ReplyDeleterumah asli penduduk pulau Bawean seperti apa, bisa ngga dipajangin
ReplyDelete@Cerita Tugu:hwaduh.. sayang sekali aku gak tau rumah asli penduduk sana seperti apa.. maaf yaaa :)
ReplyDeleteMangganya menggoda iman banget..
ReplyDeleteikan tongkolnya murah, dan pasti masih fress, saya suka ikan laut, di sambal kecap, di balado, di bakar, huaaaamm.. jadi pengen kesana, eh liat foto foto Armae aja deh, kan udah berasa kesana ya....
@meilya dwiyanti: ahaha.. liat gambar sama nyobak sendiri kan beda banget mbak rasanya :)
ReplyDelete@Arif Zunaidi Riu_aj:bisa bisaaa.. nanti suatu saat pasti bisa. smangaaattt :)
ReplyDeleteJiahhhh,,baca postingan pas waktunya makan siang hmm jadi ngiler hehehe....
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteEnaknya iwak laute dhek. hehe
ReplyDelete.
ooh punya bahasa sendiri, baru tau, jadi orang Bawean nggak ngikut bahasa nggersikan ya... info baru nih :)
.
Seperti biasa, dengan senang hati menunggu perjalanan asyik ini :)
@Sofyan:wawww.. pas banget berarti yakk :p
ReplyDelete@Si Roni:enak banget mas, apalagi pake sambel kecap. mantabb
ReplyDeletehhehehe
kalo bahasanya emang beda, namanya bahasa bawean. logatnya mirip sama madura, tapi kosakatanya beda banget. denger2 si campuran antara bawean sendiri, trus melayu, sama jawa. gitu :)
makasii yaaa sudah memantau catatan perjalanan yg ini. :)
cesssss... *ngiler liat makanannya*
ReplyDeletepulau selayar? namanya sama persis dengan pulau yang ada di sulawesi selatan.. :D
@Tri Setyo Wijanarko:iya mas, pas aku googling tentang pulau ini, ternyata banyak juga ya pulau lain dengan nama yang sama :)
ReplyDeleteSaya harap selama di sana saya masih bisa merasakan internet kencang... bisakah?
ReplyDelete@Asop:di beberapa tempat bisa, terutama untuk telkomsel. kalo yg lain kurang paham aku mas :)
ReplyDeletejiahhhhh... baru tau kamarmu ada ac ne... kok kamarku gak ada yo. huhhh... TERNYATA!!!
ReplyDelete@arif masa' sampean baru ngerti?? perasaan lho mas Pras uda tau kalo kamarku ada ac nya.
ReplyDeleteyahh.. berarti anda kurang beruntung :D
seru..
ReplyDeleteuntuk wisata bawah laut sumatera barat silahkan kunjungi balik