Behind The Scene: Girl's Profile Update for BIAAG Campaign (part 1)

Alhamdulillah, dua hari (plus plus) yang sangat melelahkan akhirnya dapat terlalui juga. Salah satu target besar di bulan ini akhirnya dapat tercapai, dengan diselesaikannya kegiatan "Girl's Profile Update for BIAAG Campaign" ini. Banyak cerita yang menyenangkan, lucu, mengharukan, bahkan tidak terduga dari dua hari yang cukup panjang ini, bersama dengan Ulil, mas Roni (Dompu's Nutrition Project Team), om Irsyad (member of Comm's Dept of Plan Indonesia), dan Mas Mukhsin (atau lebih akrab disapa Mas Uchin), salah seorang kameramen ANTV yang di hire untuk misi ini, serta om Bonk, driver Plan Indonesia PU Dompu yang telah bersedia mengantarkan kami kemanapun kami pergi, dari pagi hingga petang, dari ujung desa yang satu ke desa yang lain, hingga ke ujung selatan Kabupaten Dompu, tepatnya di pantai Lakey.
Kegiatan bermula saat saya dan kawan-kawan lainnya menerima email dari ibu Manajer yang sebenarnya agak terlambat untuk menyampaikan tentang skenario pembuatan profil remaja putri. Kemudian dilanjutkan dengan om Irsyad dan mas Uchin yang (juga) terlambat datang karena pesawat yang di tumpangi dari Denpasar ke Bima sedikit mengalami delay, hingga akhirnya H-1 kegiatan tersebut, saya bersama dengan tiga orang tim proyek lainnya harus berangkat ke desa sore hari untuk menyiapkan semua hal, dan kembali ke Dompu dengan selamat tanpa kurang suatu apapun kecuali rasa lelah yang teramat sangat pada pukul 10 malam. Ini baru persiapan, sudah seperti ini jadinya. Yah, semoga besok berjalan lancar, itulah yang ada di benak saya.

Keesokan harinya, jam 9 pagi lewat sedikit, akhirnya kami berenam--yang sudah saya sebutkan di awal tadi, berangkat menuju desa. Desa pertama yang kami tuju adalah desa Jambu, yang berada di Kecamatan Pajo. Lokasinya sekitar 20 kilometer dari kantor, dengan jarak tempuh kurang lebih 30 menit. Remaja Putri pertama yang akan di update profilnya kali ini adalah Anisah.

Begitu sampai di lokasi, ternyata di Poskesdes sudah ramai oleh warga yang sedang mengikuti kegiatan KB gratis yang diadakan oleh BKKBN. Hal ini sudah terduga, karena memang kami sudah mendapatkan informasi sebelumnya dari ibu Bidan Desa, mbak Ayu. Setelah sedikit berkoordinasi dengan Bidan Desa, serta mengambil sedikit gambar tentang kegiatan di Poskesdes Desa Jambu, akhirnya kami beranjak ke rumah Anisa. Nah, dari sini dimulailah kegiatan shooting ala sinetron itu.

Saya baru tau, kalau ternyata pembuatan video yang secara keseluruhan mungkin durasinya hanya 3-4 menit itu prosesnya cukup panjang. Mulai dari briefing, pengambilan scene 1, 2, 3, dan seterusnya, belum lagi pengulangan-pengulangan yang dilakukan, itu benar-benar menguras tenaga. Walaupun saya juga sebenarnya tidak terlalu sibuk, hanya sebagai pengamat dan pendamping, tapi tetap saja lelahnya sangat terasa. Fiuhhh... #:-S


Belum lagi skenario yang dibuat untuk Anisah memang cukup panjang. Mulai dari kegiatan Anisah sehari-hari di rumah (ada adegan Anisah sedang membersihkan rumah, menyapu, memasak, dan lain sebagainya), lalu kunjungan Anisah ke ibu-ibu hamil, memberikan penyuluhan tentang Tanda dan Bahaya Persalinan, serta mengajak ibu-ibu hamil tersebut untuk rutin memeriksakan kehamilan kepada Ibu Bidan di Poskesdes.


Selanjutnya pengambilan video bersetting di pematang sawah tadah hujan yang sedang tidak ditanami oleh apapun. Ini merupakan scene tersulit, karena ceritanya Anisah di wawancarai tentang kegiatan apa saja yang sudah dia lakukan dalam rangka mendukung kampanye Because I am A Girl (BIAAG Campaign), serta apa harapan Anisah untuk kedepannya.


Saking gugupnya, scene ini harus diambil berulang kali, mulai dari awal yang bingung harus menyampaikan apa, hingga apa yang disampaikan ngelantur kesana kemari, bahkan, ada satu bagian dimana kami semua terbahak-bahak saat Anisah menyampaikan hal ini,

"...harapan saya, dengan saya memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil dan menganjurkan mereka untuk memeriksakan kehamilan secara rutin di Poskesdes, ibu-ibu tersebut dapat melahirkan dengan baik dan selamat, serta anak yang dilahirkan menjadi anak yang sakinah mawaddah wa rahmah..." :|

Begitu mendengar hal itu seketika om Irsyad dan mas Uchin tertawa terbahak-bahak. Segala konsentrasi hilang karena satu kalimat aneh yang tiba-tiba saja terlontar dari Anisah, yang bahkan pada scene-scene sebelumnya tak pernah terucap sama sekali. Ini lagi ngomongin ibu melahirkan apa ngomongin orang yang baru nikah ya??? Hahaha... =))


Akhirnya sampai juga kami di scene terakhir, yaitu adegan yang memperlihatkan Ibu Bidan sedang berbagi informasi kepada Anisah tentang pengetahuan-pengetahuan umum yang terkait dengan kehamilan dan persalinan. Beruntungnya adegan tersebut dilakukan di Poskesdes, hingga kami bisa duduk-duduk untuk beristirahat. Bukan main lelahnya, saat itu juga sepertinya tengah hari, matahari serasa berada di ubun-ubun. 

Setelah sekitar setengah jam berlalu, akhirnya seluruh adegan pada scene tersebut selesai juga. Mas Uchin menyatakan semua gambar yang dibutuhkan sudah cukup, dan kami memutuskan untuk berpindah ke desa selanjutnya, yakni desa Marada di kecamatan Hu'u, mengupdate profil remaja putri yang satunya, yakni Nurhasnah.

Nah, bagaimana cerita disana? Tunggu di postingan selanjutnya yah,.. Pastinya tidak akan kalah seru dibandingkan dengan cerita Anisah. ;)

***

Anisah adalah seorang remaja putri dari Kabupaten Dompu yang terpilih sebagai Duta Remaja Putri untuk kampanye Because I am A Girl. Karena minatnya dalam bidang kesehatan terutama yang berkaitan dengan kehamilan, ia bercita-cita menjadi seorang Bidan. Walaupun saat ini dia belum bisa meneruskan pendidikan ke sekolah kebidanan karena masalah biaya, ternyata dia tidak kehabisan akal untuk membantu masyarakat yang ada disekitar tempat tinggalnya, terutama ibu-ibu hamil. Berkat informasi yang dia dapat dari ibu Bidan Desa, ia akhirnya memberikan penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil serta tanda dan bahaya kehamilan dan persalinan pada ibu-ibu hamil secara swadaya, dengan cara mendatangi rumah mereka satu persatu. Sungguh luar biasa, anak yang baru berusia 18 tahun sudah memiliki kepedulian yang teramat besar pada lingkungannya.

Ingin mengetahui lebih lengkap tentang sosok seorang Anisah? Silakan tunggu video profilnya yang sudah jadi, walaupun saya tidak tau kapan, pastinya setelah melalui proses yang panjang, video tersebut nantinya akan di upload di youtube. Tunggu saja yahh... ;)

Comments

  1. hehe
    keep spirit kak!!

    P.s.
    mau tuh di shoot buat profil.
    hihihi

    ReplyDelete
  2. sippp dhe ditunggu upload videonya. smeoga untk Anisa bisa melanjutkan skeolah kebidanannya ya

    ReplyDelete
  3. wow keren bikin dokumenter, dan anak usia 18 pedulis ama lingkungan sekitar, coba di kota ada juga gag yaa yang kayak gini,kebanyakan jadi bidan buat cari duit :D

    ReplyDelete
  4. haha..saya juga ngakak dbuatnya mae..pas dialog anisa itu...hihi

    ReplyDelete
  5. Wahhh keren mba mae :D
    di tunggu hasilnya yaa ;)

    jadi inget wktu dulu, arie juga pernah masuk jadi salah satu crew dalam pembuatan short movie untuk jadi perwakilan Indonesia di 6 negara asia, durasi shot movie nya cuma 5 menit tapi shooting nya nyampe 3 hari penuh :p

    kalo mau liat boleh nih mba --> Show it to the world

    ReplyDelete
  6. asli.. ngakak banget baca yang Annisa bilang jadi anak yang sakinah mawadah warohmah.

    Namanya juga gugup. Siapapun jika gugup juga bakal ngelantur seperti itu. Btw kisah Annisa bisa jadi inspirasi coffee bagi remaja putri yang lainnya.

    ReplyDelete

Post a Comment

Speak Up...!!! :D

Popular Posts