Namanya Cea
Alhamdulillah, sudah seminggu terakhir ini aku gak bener-bener nganggur. Sekarang tiap malam ba'da maghrib jadi ada kegiatan tambahan *selain mantengin si leptongkusayang sambil menggerayangi keyboardnya ato nidurin satu-satunya kasur yang ada di kamarku :))*. Kurang lebih delapan hari yang lalu, ada seorang teman lama yang menawarkanku untuk memberikan les privat untuk anak SD kelas dua, untuk semua mata pelajaran. Karena sedang tidak ada kesibukan plus memang sudah mencari-cari peluang pekerjaan serabutan semacam ini, tanpa berpikir panjang akhirnya ku iyakan saja tawaran tersebut.
Berbekal alamat yang diberikan teman tersebut, serta informasi mengenai nama si pemilik rumah, ba'da maghrib tepat satu minggu yang lalu, aku mendatangi rumahnya. Sempat bingung juga bagaimana harus menyampaikan 'salam pembukaan' atau basa-basi dan sebagainya. Untungnya yang punya rumah pada saat itu sedang tidak ada, jadi aku hanya berhadapan dengan pembantunya, dan langsung dikenalkan dengan anak yang harus ku beri les privat, Cea namanya. :)
Anaknya lucuuuuuuu banget. Rambutnya panjang, berponi, agak gendut gitu, mukaknya bulet, chubby, pokoknya bikin gemeeeeesss banget pengen ku cubitin. Untungnya semingguan ini hasratku masih terkendali. Jadi tidak terjadi apa-apa pada anak kecil nan lucu tersebut. Doakan semoga hal ini bisa bertahan lama yaa.. =))
Pertemuan pertama, aku langsung di tes kemampuan menggambar :o. Pada saat itu, Cea ada PR pelajaran Bahasa Indonesia, yakni mendeskripsikan hewan. Dan hewan yang harus dideskripsikan adalah tikus dan kucing, lengkap dengan gambarnya. Nah, berhubung si Cea bingung bagaimana menggambarnya, jadilah, dia memintaku untuk memberikan contoh. O'oww.. udah lama gak pegang pensil nih, moga gak kagok.
Gambar tikus, oke, lumayan lancar. Walopun sempat diprotes sama Cea lantaran dideskripsi hewannya di tulis "Aku memiliki dua mata" tapi pas gambar yang aku contohin, matanya cuma satu. Yaaa iyaalaaaahhh, nggambarnya juga dari pinggir. Haadeuuhh,.. :(. Akhirnya dengan sedikit pemaksaan, dimunculkanlah sebuah titik dalam gambar yang kusebut sebagai mata namun dengan posisi yang sedikit aneh. Biarin wes, daripada makin bingung. :))
Giliran menggambar kucing, duuuhh, beneran deh, gak bisaaaa!!! Seumur-umur aku gak pernah nggambar kucing. Ngambil angelnya juga bingung dari manaa *halah*. Awalnya mau bikin kucing yang duduk gitu, tapi lagi-lagi Cea protes. Katanya, "Kucing itu lo kakinya empat, masak kayak gitu...???" *sambil memasang tampang bingung, dan pastinya aku juga!!!*. Dan lagi-lagi, sambil agak dipaksakan, jadilah seekor kucing yang intinya berkaki empat, punya ekor, punya kuku *yang digambarnya lebih mirip hiasan tepi taplak meja*, berkumis, dan warnanya putih. :-bd
Itu baru satu dari sekian banyak pengalaman aneh-aneh yang aku alami selama seminggu ini bersama Cea, yang pastinya gak bisa aku tulis satu-persatu disini. *Capek woiyy.. :))*. Dan malam ini, setelah libur selama dua hari, akhirnya aku bertemu dengan Cea lagi untuk belajar bareng *ini istilah yang lebih ku suka daripada les privat*.
Malam ini tadi, rasanya Cea tidak terlalu bersemangat. Efek setelah libur cukup panjang yaa sepertinya. Setelah mengerjakan PR PKn bab 'Musyawarah' yang sempat bikin Aku pusing juga *itupun setelah ku iming-imingi permen karet*, dia meminta untuk beristirahat. Karena Aku tidak ingin terlihat seperti makan gaji buta, yasudah, Aku temani saja dia bermain daripada aku pulang. Dan tidak butuh waktu lama untuknya mengeluarkan boneka kesayangannya yang ia beri nama "Strawberry Shortcake". Mirip sebuah judul dorama rasanya yaa... Hihi... :D
Bonekanya lucuuuu. Mirip miniatur boneka susan tapi dengan pengerjaan yang lebih halus dan detail, dan pastinya matanya gak bikin serem. Bajunya warna ungu kotak-kotak, trus rambutnya coklat kehitaman lurus sepunggung dan berponi rata. Kemudian, Cea mulai mengambil sisir dan menyisir sedikit demi sedikit rambut bonekanya itu, sambil bercerita tentang bonekanya.
Tadi juga kami berdua sempat belajar cara mengepang rambut. Tapi Cea kebingungan karena jari-jarinya masih terlalu kecil untuk menguasai tiga kelompok rambut yang akan di kepang. Jadilah, hasilnya kacau dan hanya kepanganku saja yang berhasil. Tetapi walopun si Berry *panggilannya Strawberry* hanya dikepang sebelah, menurutku tetap lucu. Hihihi.. :">
Awalnya hanya iseng, aku mengeluarkan pocket camera ku dari dalam tas. Ternyata Cea cukup tertarik, dan langsung menyalakannya. Kemudian dia mendudukkan Berry beserta sebuah boneka barbie yang cantik dan seksi, lalu mengambil beberapa gambarnya. Ini dia hasil jepretannya. Lumayan juga menurutku.. :)
Malam ini tadi, rasanya Cea tidak terlalu bersemangat. Efek setelah libur cukup panjang yaa sepertinya. Setelah mengerjakan PR PKn bab 'Musyawarah' yang sempat bikin Aku pusing juga *itupun setelah ku iming-imingi permen karet*, dia meminta untuk beristirahat. Karena Aku tidak ingin terlihat seperti makan gaji buta, yasudah, Aku temani saja dia bermain daripada aku pulang. Dan tidak butuh waktu lama untuknya mengeluarkan boneka kesayangannya yang ia beri nama "Strawberry Shortcake". Mirip sebuah judul dorama rasanya yaa... Hihi... :D
Bonekanya lucuuuu. Mirip miniatur boneka susan tapi dengan pengerjaan yang lebih halus dan detail, dan pastinya matanya gak bikin serem. Bajunya warna ungu kotak-kotak, trus rambutnya coklat kehitaman lurus sepunggung dan berponi rata. Kemudian, Cea mulai mengambil sisir dan menyisir sedikit demi sedikit rambut bonekanya itu, sambil bercerita tentang bonekanya.
Tadi juga kami berdua sempat belajar cara mengepang rambut. Tapi Cea kebingungan karena jari-jarinya masih terlalu kecil untuk menguasai tiga kelompok rambut yang akan di kepang. Jadilah, hasilnya kacau dan hanya kepanganku saja yang berhasil. Tetapi walopun si Berry *panggilannya Strawberry* hanya dikepang sebelah, menurutku tetap lucu. Hihihi.. :">
Awalnya hanya iseng, aku mengeluarkan pocket camera ku dari dalam tas. Ternyata Cea cukup tertarik, dan langsung menyalakannya. Kemudian dia mendudukkan Berry beserta sebuah boneka barbie yang cantik dan seksi, lalu mengambil beberapa gambarnya. Ini dia hasil jepretannya. Lumayan juga menurutku.. :)
All these picture captured by Cea ^^ |
Setelah objeknya berupa boneka *dan kaki boneka*, dengan sedikit rayuan, akhirnya Cea bersedia aku ambil gambarnya. Yayyyy,... :D
Cea ^^ |
Jadi ingat nasihat yang diberikan seorang teman sebelum aku
memberikan les privat kepada Cea. Katanya, kalau memberi les privat
untuk anak usia sekolah, terutama kelas 3 SD kebawah, intinya sih bukan
belajar saja, melainkan menemaninya. Kalo sedang bersemangat, ya diajak
belajar. Kalau bosan dan ingin bermain, ya diikuti saja apa maunya.
Karena dengan begitu, si anak tidak akan bosan dan tidak akan menganggap
kita *guru les privatnya* sebagai sosok yang menyeramkan.
Beberapa kali aku mendengar penjelasan dari Mamanya Cea, mengenai kompetisi yang ada di kelas Cea. Katanya, Cea masuk kelas unggulan, namun kemampuannya berada di tengah-tengah, tidak terlalu menonjol, namun juga tidak terlalu buruk. Tapi katanya, dengan kemampuan Cea yang seperti itu *yang menurutku cukup baik untuk anak seumurannya*, Cea terkadang mengalami kesulitan untuk mengikuti metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah. "Namanya juga kelas unggulan, jadi lebih ditekan pelajarannya, gurunya juga lebih keras daripada yang di kelas biasa...", kurang lebih seperti itu yang disampaikan Mamanya Cea.
Dari beberapa hal yang aku dengar itu, aku lantas berpikir. Perlukah kelas unggulan itu? Aku dulu sewaktu SMP, pernah masuk kelas unggulan. Dan yang aku rasakan, mungkin bisa dibilang hampir sama dengan yang Cea rasakan. Sedikit tertekan, serta dipaksa untuk berprestasi lebih, lebih, dan lebih. Tapi dulu aku sudah SMP, jadi mungkin sudah sedikit banyak paham dengan persaingan di bangku sekolah. Nah ini, masih kelas dua SD loo, kadang nulis INDONESIA saja masih bisa keliru INODESIA, kadang disuruh berhitung 9x7 saja masih bingung karena jumlah jari tangannya tidak cukup. Perlukah seperti itu? :-?. Hingga keputusan untuk mencarikan guru les privat akhirnya dipilih juga, untuk tetap bisa bersaing dengan teman-teman sekelasnya yang di unggulkan. Whaowww.... Lagi-lagi berkaca pada diri sendiri, yang baru mengenal 'belajar di luar sekolah' saat semester dua kelas XII. Itupun jika tidak untuk persiapan SPMB mungkin tidak akan aku lakukan. Karena entah kenapa, semenjak dulu aku selalu memandang sebelah mata untuk les privat, bimbel, dan lain sebagainya. "Tempatnya belajar itu di sekolah, bukan di lembaga bimbingan belajar, dan sekolah itu untuk cari ilmu, bukan cari nilai" Begitu pendapatku dulu. Sedikit kasar sih, tapi menurutku tidak ada salahnya berpendapat seperti itu.
So,.. Bagaimana denganmu???
setuju dengan kalimat terakhir kamu Mae.. sekolah itu tempat belajar, bukan mencari nilai.. tapi btw, cea imuuuuttt euy, ya ampun pantes aja si mae suka jadi guru privat.. hmm, dhe gk pernah tertarik untuk jadi guru privat mae.. hahahah, bisa mati muda dhe nanti.. lha wong gambar gunung aja jeleknya luar biasa ampuh, apalagi disuruh gambar hewan2 dan lain sebagainya.. *ngibarin bendera putih*
ReplyDeletesemangaaaaatt mae!! semoga sukses belajar barengnya dengan Cea.. salam muach untuk Cea yaa.. :)
tips ngajar cea aku ambil ya buat mengajarkan pascal dirumah. oh ya anak2 TK sekarang banyak lesnya loh, tapi pascal aku tahan gak les apapun kecuali TPA.semua aku ajarkan sendiri dirumah
ReplyDeletebetl skolah tempat mencri ilmu bukan nilai,lulus dgn nilai tnggi blm tentu org trsbt menguasai ilmu2 yg sdah dr plajari,wew si cea gemesin..kk dulu malah ngajar private anak autis jd harus sbr..smgat maen.
ReplyDeleteSetuju... sekolah adalah tempat pembelajaran dalam banyak hal, selain ilmu, agama, akhlak, etika dan leadership hrs jadi prioritas agar setelah lulus bener2 mampu terjun dimasyarakat yg hiterogen...
ReplyDeleteDeuh Cea persis seperti kecilnya Rie... hahahahaha #sok tau...
HAhahah... hari pertama berkesan banget yaaa... menuai protes dari muridnya... disuruh gambar tikus, matanya kurang satu.. disuruh gambar kucing, kakiknya ga ada...hahahahha
ReplyDeleteBtw, jepretan fotonya bagusan jepretan punya Cea daripada jepretan yang punya kamera, lebih jernihhh... :))
kerja menyenangkan..les privat buat anak imut....( kirain anaknya..Cmiiw )...Semangka: semangat kakak...agar tak nangka: nanggung kakak...
ReplyDeleteentah dah, maklum masih anak smk, belum sampai memasuki masa masa gituan, tapi kenapa juga saya sudah harus jadi asisten senior magang ane buat ngebantu temen" yang masi belum bisa dengan pelajaran disini.
ReplyDeleteeh tapi si cea chuby banget
:D
wih saya juga mau ah privat sama teh maee hehe.
ReplyDeleteaku sih belum pernah nyobain les privat hehe.nitu cea pipinya kayak bapaw
cea nya ngegemesin deh..rie
ReplyDeletetitip salam yaa...
baik juga sik adanya kelas unggulan, tapi jangan sampai membuat beban psikologis bagi si anak, apalagi kaya Gea masih kecil banget..
ReplyDeleteblogwalking pagi
setuju sama opini ini >> "Tempatnya belajar itu di sekolah, bukan di lembaga bimbingan belajar, dan sekolah itu untuk cari ilmu, bukan cari nilai"
ReplyDeletetapi fakta berbicara lain, mbak. :P
aku kalau disekolah dulu males banget orang sumpah,mpe pernah ditimpuk guru pas lagi belajar gara kebanyakan bercanda
ReplyDeletetapi menurutku pendidikan yg baik adalah pendidikan moral bukan rumus
cari ilmu itu bisa dimana saja, hanya saja sekolah adalah lembaga formal..
ReplyDeleteketika kita di pasar bertemu perempuan tua yang giat bekerja, memikul banyak dagangan, kemudian bertemu pengemis muda, gagah dan berisi, apa yang kita dapat? kalau yang tua saja bekerja, bagaimana dengan yang muda?
salah satu ilmu yang didapat bukan dari bangku sekolah..
benar juga apa kalimat penutupnya, tapi mungkin tempat belajar bagi saya itu ada dimana aja dan pelajaran itu tidak hanya berupa Akademik saja, ada berbagai macam ilmu yang dapat kita pelajari dalam kehidupan ini Mbak..
ReplyDeletebtw nak lesnya lucu yah,hhehe,,gendut-gendut gitu :)
ya nilai itu gak terlalu penting sebenarnya. yg penting adalah bener2 mengerti ilmu yg diperoleh. dan bisa diterapkan tentunya
ReplyDelete@dhenok habibie:)) lebay deh kamu Dhe. masa' ngajar privat bikin mati muda. Justru adanya juga awet muda, kan jadi maen-maen sama anak kecil ;)
ReplyDeleteAmiinn.. Makasi yaaaa :D
@Lidya - Mama PascalSilahkan silahkan, moga bermanfaat yaaa :)
ReplyDelete:o TK udah les?????? tidaakkk... tidak habis pikir.!!!
@meutia rahmahWuihhh.. ngajar anak autis, berarti kak Tia punya kesabaran dan ketelatenan cukup tinggi yaa.. saluutt :-bd
ReplyDelete@Insan RobbaniHahaha... Mas Insan bisa aja. Aku dulu waktu kecil gak sukak boneka mas, jadi gak ada mirip-miripnyaaa sama Cea :D
ReplyDelete@SamBangeeeettt.. Sempat bikin ngedrop sekaligus tertantang :))
ReplyDeleteItu gak pake blits soalnyaa. jadinya burem. ada sih pengaturan yg lebih bagus, cuma gak sempat lama-lama ngatur kameranya. kuatir yg di foto udah gak mauuu.. =))
@Adit MahameruJyah.. baru aja lulus kuliah udah punya anak. Hemmm... :p
ReplyDelete@naspardWahh, berarti kamu sudah nampak bakat untuk jadi pengajar. Lanjutkan!!! :-bd
ReplyDelete@Asep SaepurohmanSini sini les sama tante, mo les apa??? menggambar? ato mewarnai? :))
ReplyDelete@YouRhaLebih ngegemesin kalo liat aslinyaaa :D
ReplyDelete@Kampung KaryaYappp,. selama bisa menambah motivasi siswa untuk terus berprestasi, sebenarnya tidak masalah juga :)
ReplyDelete@1mmanuel'Z-Note5Bukan berarti lantas gak boleh berpikiran seperti itu kan??? ;)
ReplyDelete@AndyHahaha.. sama Mas. Aku juga maleees banget kalo di suruh belajar :D
ReplyDeletependidikan intelektual, emosional, dan spiritual, harusnya memang seiring sejalan sejak kecil ;)
@ascomycotina:-bd
ReplyDeletesetuju sama kamu :)
@EndyUntuk kalimat terakhir itu, lebih kumaksudnya ilmu yg sifatnya akademis :)
ReplyDeletekalo yg moral, dll, setuju sama kamu. bisa dimana saja :)
@Sang Cerpenis berceritaYapp.. tapi sayangnya masih banyak yang menentukan tolok ukur keberhasilan pembelajaran melalui nilai, bukan pemahamannya. :)
ReplyDeletehmm, jadi teringat dulu punya murid les cowok, pipinya extra chubby dan menggemaskan. dia jg dipaksa sama mamanya utk punya nilai tinggi, sedangkan dia suka curhat sama saya kalo dia capek sekolah, pulangnya les biola, pulangnya lagi les sama saya. jadi kadang saya temenin bermain.
ReplyDeletesekolah memang tempat cari ilmu, tp kadang nilai di sekolah yg menentukan kehadiran kita di mata orang2. saya sering merasakan itu :(
@armaesoalnya dhe gk berbakat jadi guru mae.. dhe juga sensitif plus moody orangnya.. kebayang dong gimana dhe harus ngadepin tu bocah2 yang luar biasa ampuh aktifnya.. bisa mati muda ntar.. hahaaha :P
ReplyDeleteanak sd ga seharusnya ada program kelas unggulan, sebab mereka masih dalam tahap belajar dgn gembira :D
ReplyDelete@dhenok habibieHwehe.. sama juga sih Dhe,. aku juga sebenernya gak terlalu gampang untuk berinteraksi dg anak kecil. Tapi yaaa di coba aja duluu :)
ReplyDelete@Meutia Halida KhairaniAhh.. sama. si Cea juga kadang cerita kalo gurunya di kelas itu rada' galak. Makanya aku juga gak mau ngegalakin dia. kasiaaan... :(
ReplyDelete@Ario Antokonah nah... setuju dengan yang ini :-bd
ReplyDeletewah jadi ingat pengalamanku mengajar les dulu waktu masih kuliah (waktu masih muda ^_^). Waktu itu sih mengajar kelas 2 SMU. Ya ketika waktu ngajar sih enak-enak aja, tapi ketika dianya lagi males, kadang seminggu cuma ngajar sekali, dan pernah sama sekali ndak ngajar selama seminggu. Padahal dulu honor dikasih sejumlah waktu mengajar heuuu.....T_T #sedih.
ReplyDeleteTapi begitulah suka dukanya. Sukanya yaaahh kadang diceritain kejadian apa saja disekolah, trus sering juga dibeliin siomay kalau pas lewat di depan rumah.
dulu aku juga ndak les privat (uang dari mana?). Hanya bisa memaksimalkan belajar di sekolah, atau belajar sendiri di rumah. Kecuali (sama persis dgn mbak mae) ketika akan test SPMB.
#wah adek cea lucu ndut... he he
Waahh... metode pengajaran yang bagus, Mae! Jangan sampai anak yang kita ajar jadi bosen, karena kalau kita terlalu memaksakan kehendak untuk belajar terus-menerus akan berpengaruh juga nanti ke kondisi psikisnya Cea, jadi belajarnya nggak masuk. Aduh... istilah yang bener apa sih??? Pokokke gitulah, hehe...
ReplyDelete"Tempatnya belajar itu di sekolah, bukan di lembaga bimbingan belajar, dan sekolah itu untuk cari ilmu, bukan cari nilai"
Setuju banget dengan pendapatmu, Mae! Siip... siip ^_^
ya ampun..itu anak dua SD dah les segala pelajaran..bener2 ya..hebring deh :)
ReplyDeletemaksudnya aneh aja..kacian gitu..eh Cea salam kenal ya..mba armae itu baik lho..
aku juga pernah ngasih les privat anak kecil, kali mungkin seumuran sama Cea, jadi pengalaman berharga karena murid termudaku saat itu, nggak hanya mengajar saja tapi kadang ikut bermain juga
ReplyDeletekira kira bagaimana pendapat mamanya Cea ya kalau baca postingan ini ?
Wah ternyata ngajar anak sd lebih susah ya krn ada byk hal yg harus diperhatikan :) dan aku setuju jika anak sd "sebetulnya" belum butuh yang namanya unggulan terutama yg dibawah kelas 6. btw tq 4 share :).
ReplyDeleteduh lucunya si cea, chubby gitu pipinya
ReplyDeletesaya seumur blom pernah jadi pembimbing les private
mending jadi pembimbing ekskul setelah jadi alumni
ngomong2 tentang kelas unggulah, sayah yang gak terlalu cerdas ini sejak kecil hampir selalu masuk kelas kategori itu sampe kuliah. pernah juga sih ada rasa tertekan
tapi klo sampe tertekan itu rasanya metode sekolahnya yang perlu di perbaiki. yang paling kau suka waktu SMP, kelas unggulan kita fun, materi lebih dalam dari kelas reguler tapi cara meyampaikannya tetep fun
*sotoy*
@FifinWuihh.. aku ditawarin ngajar anak SMA gak berani Mas, pelajarannya udah aneh-aneh soalnyaa. :))
ReplyDeleteHihi,. enak tuh yaa kalo jajan somay nya tiap hari *ngarepp* :P
@WuryHwahaa.. aku juga gak tau istilah kerennya apa. pokoknya kayak gitu lah, ya sama dg yang kamu sampein ituuhhh :D
ReplyDelete@ketty husniaHahhaa... iya Mbak. ahh,sukak deh istilah itu. Hebring :))
ReplyDelete@Ely Meyer:-bd
ReplyDeleteAku gak berharap mamanya Cea baca. semoga gak juga, karena menurutku beliau tidak tau keberadaan blog ini :))
Buat ibu-ibu yg lain aja deh, moga bisa jadi pertimbangan :)
@aulawi ahmadYapp,. lebih susah daripada ngajar anak SMP maupun SMA rasanya *walopun belum pernah juga*. soalnya semangatnya naik turun, kalo dipaksain malah kasian si adeknya :)
ReplyDeleteOke oke, moga bermanfaat yahh ;)
@AnggaWahh.. metodenya fun untuk anak SMP? pasti menyenangkan yaa itu :D
ReplyDeleteBtw, si Cea mirip sama bonekanya.
ReplyDelete*eh*
@UnaSetelah kuperhatikan,... mmh,. iya mirip :))
ReplyDeletewaah, menurut gua klo bisa bergaul ama anak kecil itu sesuatu
ReplyDeletesoalnya gua susah aja bergaul ama anak2 :D
Iih Lutuna... Hehehe... eniwey gimana ya kalau kutipan terakhir sampean itu si Cea sendiri yang bilang ke mamanya? hohoho. jiwa pemberontak banget si Cea kalo gitu. hwehehehe...
ReplyDelete@catatannyasulungHahaha.. aku juga awalnya susah. gak terlalu suka anak kecil soalnya. Tapi yaa nekad ajaa :D
ReplyDelete@Si RoniHwahahaa.. nanti coba aku suruh Cea ngomong deh *ehh :P
ReplyDeletehemmm bingung aku kak mau koment apa
ReplyDeletesoalnya udah banyak yang koment
mampir aja yah
salam kenal juga.....:D
@ocktaHihihi.. maaf sudah membuatmu bingung. Terimakasih sudah singgah, salam kenal jugaaa :D
ReplyDelete"Cea" nama panggilan seseorang yang pergi entah kemana dalam hidup gue..#dalem
ReplyDeleteEhmm... *puk puk puk* :D
Delete