Aku, Kamu, Ruang Rindu

Bulan sabit cantik
Tapi masih lebih cantik bintang
Lebih lengkap lagi keindahan itu bisa kita nikmati berduaan

                        Kita sedang menikmatinya berdua, kan?
                        Hanya berbeda tempat melihatnya

Aku indoor, tidak bisa menikmati keindahan itu
Tidak ada jendela
Nanti, kita bisa sama-sama menikmati keindahan itu
Tunggu aku diantara malam, bulan, bintang, dan waktu tanpa ruang
                         Hmm… Aku akan selalu menikmati masa-masa menunggu itu
                         Yang kata orang sangat menyebalkan
                         Namun tidak bagiku
                         Karena ada mimpi, harap, dan semua menyatu dalam penantian

Tarik selimut, hadirkan aku dalam mimpimu ya…
Dan kita akan menikmati malam bersama

                         Aku lupa bagaimana cara menghadirkanmu dalam mimpiku
                         Bagaimana bisa? Sedang sekalipun kita tidak pernah bertemu

Sebut namaku sebanyak-banyaknya
Bayangkan wajahku,
Pernah sesekali kau melihatku melalui vc bukan?

                         Hanya dalam vc
                         Dalam kotak yang tak lebih dari empat belas inchi

Bulan sabit mulai menguning
Makin cantik
Malampun makin sunyi
Tinggal nyanyian rindu kita yang mulai mengudara
Berteman dingin dan keindahan alam raya

                         Hingga mata terpejam,
                         Bibir berhenti berucap,
                         Dan yang tersisa hanya lelap
                         Merajut asa bersama dalam balutan cinta
                         Menikmati kerinduan yang tak berujung akhir
                         Hadirlah dan bercengkramalah dalam mimpi yang indah

Aku hanya menikmati kesunyian ini bersama rindu malamku

                         Pun juga bagiku
                         Rindu untuknya yang selalu ada di setiap sepiku

Aku dan kamu menikmati kerinduan yang berbeda
Andai saja pertemuan rindu ini antara aku dan kamu

                         Tapi rindu tetap saja rindu
                         Untuk mereka yang masih malu-malu juga meragu
                         Jangan khawatir,
                         Rindu kita akan menemukan jalannya masing-masing
                         Entah dipertemukan dalam satu ruas yang sama, berjalan beriringan, atau malah tak sejalan

Dan rindu itu akan jadi satu dalam pertemuan malam yang dihiasi indahnya bintang dan bulan
Yang setia berdua di tiap selang malam
Juga sebersit awan sebagai penghias malam kelam
Dan biru pekat yang menyimpan segala misteri
Tentang cerita rindu kita

                         You missed her so, right? My Brother?
                         So do I
                         I missed him so
                         And will always be….

Entah
Apakah ujung dari kerinduan ini akan berlabuh
Pada seseorang yang selama ini masih ku pertahankan
Biarlah waktu yang setia menemani
Dan akan membuka rahasia kerinduan ini

                         Ahh,.. Waktu
                         Tanpamu kehidupan ini semu
                         Dan ya, tak akan ada masalah jika tak ada kamu
                         Pun rindu ini juga tak akan merekah bila tanpamu

Dia dan dia yang kita rindukan
Aku dan kamu yang mempertahankan dalam keyakinan
Setengah kebimbangan

                         Apakah selamanya akan menjadi dia?

Entah
Bisa jadi aku dan kamu yang akan menjadi satu
Melepas kerinduan yang makin membuatku jemu
Namun aku masih percaya, bahwa semua adalah misteri

                         Tak ada bimbang dalam diri
                         Yang ada hanya keintahuan yang tak berbatas
                         Dengan begitu,
                         Menjalaninyapun menjadi satu hal yang menyenangkan
                         Saat naluri paling primitif seorang manusia mulai teruji

Kesetiaan yang akan menguatkanku
Kepercayaan yang akan menghebatkanku
Sedang mimpi akan menjadi nyawaku
Dan harapan serta doa yang akan selalu membimbingku

                         Kesetiaan dan kepercayaan akan menjadi satu
                         Pasti akan indah pada satu waktu
                         Dan pada saat itu pula
                         Segala harap tak patut lagi menyandang gelar harap
                         Karena semua sudah terlalu nyata
                         Untuk hanya sekedar menjadi bayangan semata

Oke, mari kita nikmati saja kerinduan ini
Aku sudah tidak sanggup berkata-kata lagi

                         Cukup pikirkan dia, yang selalu menjadi inspirasimu
                         Terlepas dari nyata atau hanya sekedar semu
                         Aku hanya membahasakan apa yang ada di rasa
                         Walaupun tidak menentu juga siapa yang menjadi objek pembicara
                         Aku hanya membicarakan ‘dia’, yang bahkan namanyapun tak mampu ku ukir dengan pena

Bukankan sudah ada dia?

                         Samar

Ataukah, dia?

                         Tadi, beberapa sosok datang silih berganti
                         Namun tak ada yang benar-benar terasa nyata dalam ruang pikir diri

Tentukan satu pilihan,
Biarlah cinta yang sempurna yang akan berjalan nanti
Seiring dengan satu pilihan itu,
Yakinkan dirimu hanya pada satu
Dan keyakinan itulah yang akan menuntunmu menjalin rindu

                         Tak ada pilihan
                         Karena aku belum berhak untuk memilih
                         Samar
                         Sangat samar
                         Dan kabut masih tebal
                         Tak ada
                         Tidak seorangpun

*

Hmm… Saatnya untuk bercinta dengan sang pemilik malam
Agar setelahnya, aku bisa tidur bersama dengan bait-bait rindu kita

                         Sampaikan salamku padaNya ya
                         Aku tak akan kemana
                         Karena bait-bait rindurku akan selalu mengudara

Bintang Malam Satonda, 2 Juni 2012

Dan kerinduan ini semakin memenuhi ruang dengar dan pikiran kita
Ya, kita. Aku dan kamu
Membahasakannya tak lantas membuat lupa
Namun ada syahdu dalam diri yang tak sanggup diucap kata
Semoga rindu ini akan terus mengudara
Hingga saatnya tiba bertutur sapa

Dompu, 25 Juni 2012.
Kamar kos. Setelah membaca doa sebelum tidur. 11.43pm
Untukmu, Kak… :)

Comments

  1. wih puitis banget nih..
    semoga bisa dibaca oleh 'kak' yang dimaksud :)

    btw fotonya lagi dimana tuh? keren.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tenaang mas Fifin. Uda di baca kok. Bahkan sebelum postingan ini di publish :">

      Itu salah satu foto di pulau Satonda. Cerita nya ada di postingan sebelum-sebelumnya.

      Delete
  2. Nice photo shoot... but i've seen like this before... Seems like meteor garden photo cover ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih.

      Itu foto jepretan saya sendiri. Di pulau Satonda. Bisa di klik di caption fotonya, ada cerita selengkapnya disitu. :)

      Delete
  3. nice...

    coba deh dikirim ke kompas, siapa tahu bisa tembus.. hehehe

    ReplyDelete
  4. habis baca doa sebelum tidur ,berkhayal lagi ya hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan berkhayal mbak Lid. Ngobrol lebih tepatnya.. :D

      Delete
  5. Aku, Kamu, dan Dia Ruang Rindu
    siapa pakah mereka aku tunggu postingan selanjutnya siapa tau nanti aku, kamu, dia(tambahan) akan disebutkan namanya... :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tidak akan tersebut namanya. Biar hanya Aku dan Kamu yang tau. Karena nama mereka bukan untuk dibagikan,. *hanya untuk kalangan tertentu* B-)

      Delete
  6. Wah puisinya panjang banget, penuh misteri, penuh keyakinan, semoga jadi kenyataan.

    Sengaja berkunjung, salam kenal..

    ReplyDelete
    Replies
    1. :)) Kepanjangan yaa?? Yaah selamat menikmati saja lah.
      Salam kenal jugaa :D

      Delete
  7. #mengheningkanCiptaSejenak
    hehe

    ReplyDelete
  8. wow .... pasti seneng sekali yang dibikinin puisi ini

    fotonya cantik sekali !

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ga bikin sendiri kok mbak,. Ini bikinnya bareng-bareng. :D

      Delete
  9. kembali menulis dengan indah.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yasss... Sudah lelah menulis tentang catatan perjalanan. Walopun sebenarnya masih ada beberapa cerita yang tersisa :D

      Delete
  10. puitis banget mbak.. lagi merindukan siapa nih pas bikin puisinya? :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Merindukan seseorang, seseorang yang bahkan namanyapun belum mampu ku ukir dengan pena B-)

      Delete
  11. WIH!!! bagus bangeeeetttt..... :D mbak armae belajar foto dimana?? ajarin donk....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sayaaa.. belajar fotonya otodidak. Dan masii belajar juga. Yoook belajar bareng-bareng. Hihihi :D

      Delete

Post a Comment

Speak Up...!!! :D

Popular Posts