UlliyOgraphy

BiOgraphy >>> Kategori baru di Popcorn. Iseng aja sih bikinnya, dan gak ada maksud khusus. Mungkin di kategori ini, aku cuma ingin bercerita tentang seseorang --yang pastinya bukan diriku sendiri. Bukan semua orang juga, namun hanya beberapa orang yang menurutku menarik untuk di ulas. Untuk catatan saja, pastinya 'pembahasannya' disini tak akan jauh-jauh dari penilaian subyektif seorang Armae. Jadi intinya,.. nikmati sajalahh..;)

***

Ulliy, Ullil, Yuli, atau lengkapnya Yulia Ratnasari. Seorang gadis berusia kurang lebih 22 tahun, yang aku kenal sekitar tiga puluh hari yang lalu. Pernah beberapa kali kusebut di postingan yang ini, ini, ini, dan ini. Hahaha.. banyak banget yahh. Tapi intinya memang itu. Dia, bisa dibilang jadi salah satu bagian dari kehidupanku yang baru di Dompu. Semoga akan begitu,. seterusnya. :D


Kali pertama tau namanya, tanggal 27 Maret 2012, yakni begitu aku tiba di kantor Plan PU Dompu. Orang kantor waktu itu --yang aku lupa siapa, menyampaikan kalau rekan kerjaku nanti, namanya Yulia, aslinya dari Jakarta. Wheww.. mendadak muncul rasa ingin tau, tentang sosok seorang Yulia.

Begitu malam harinya, saat makan malam waktu Indonesia bagian Lakey Beach, Dompu, NTB, sekitar empat orang wanita, dengan suara gaduhnya yang sudah terdengar dari jauh, menghampiri kamar tempat aku dan mbak Ira tidur. Saat itu juga, mereka langsung menunjukkan sikap yang, sangat sangat sangat welcome, dan mengulurkan tangan ke arahku sambil menyebutkan nama mereka masing-masing. Mbak Eli, mbak Yovita, mbak Kristina, dan satu lagi adalah Yulia. Cewek, berjilbab, yang terlihat paling muda diantara mereka. Penilaian awal sii, orangnya rada' jaim. Tenaang, tenaang, ini baru penilaian awal yaa... ;)

Cewek ini, penggemar es teh manis dan squid ring (cumi-cumi yang di potong kecil-kecil berbentuk cincin lalu digoreng dengan tepung crispy dan disajikan bersama mayonaise)!!! Beberapa malam aku menikmati makan malam dengannya beserta peserta workshop yang lain di Lakey Beach, menu yang dia pilih hanya dua itu. Gak bosan apa ya? Tapi belakangan aku baru tau, si Ulil ini merupakan tipe orang yang 'gak mudah berpindah ke lain hati'. Kalo udah nemu yang satu dan pas banget, dia bakal pilih ituuuuu terus, termasuk untuk menu makanan.

Ulil ini, di Plan Indonesia, posisinya sama denganku, sebagai Nutrition Project Facilitator untuk distrik Dompu. Sudah hampir sebulan ini juga sebagian besar waktu ku, kuhabiskan dengannya. Bagaimana tidak, kan kami satu kos nih, satu kamar pula. Berangkat kerja bareng, pulang kerja bareng, cari makan bareng, belanja bareng, sampe di kantor juga kami duduknya deketan. Udah kayak kembar siam aja yah. Tapi untungnya mandi gak barengan. =))

Ulil ini, sebenernya kuliahya satu angkatan denganku, sama-sama angkatan 2007. Namun, karena dia kuliahnya D3 Gizi, jadi sudah lulus kuliah tahun 2010. Dan setelah lulus hingga sebelum bergabung di Plan, Ulil menjadi enumerator dalam project "National Nutritional Assessment of Children Age 6 months-12 years old in Indonesia" yang diadakan oleh SEANUTS (South East Asia Nutrition Survey) yang bekerja sama dengan Persagi (Persatuan Ahli Gizi Indonesia). Penelitian ini dilakukan di 25 provinsi, dan yahh,. bisa dibilang nih orang sudah keliling Indonesia, dari Aceh sampai Maluku kalo gak salah. Tinggal Papua yang belum pernah katanya. Kereeeeeeeeennnnn.... :-bd

Banyak hal yang, seringkali membuatku tercengang begitu tau tentang kepribadian seorang Yulia. Aku tak mau bilang kalau ini kebetulan, karena seperti yang pernah kukatakan sebelumnya, bahwa aku tidak percaya pada kebetulan. Tapi, percaya atau tidak, aku, dan Yulia, memiliki banyak sekali kesamaan, yang kadang aku tidak habis pikir bagaimana hal itu bisa terjadi.

Satu hal yang paling menyadarkanku akan hal tersebut, saat aku selesai membaca salah satu postingan di blognya Yulia, yang berjudul "Antara Saya, Kim Nam Gil, dan Plan".

FYI, aku telah berhasil memaksa dia untuk kembali mengaktifkan blognya yang dulu, yang hampir tidak terurus dan hanya ada satu 'postingan pembuka' yang umumnya menjadi postingan pertama dalam suatu blog. >:)

Baca tulisan di postingan yang itu, bener-bener bikin aku terharu. Bener-bener bikin aku, gimana ya? Bingung jelasinnya. Pastinya baca itu mengingatkanku pada saat-saat dimana aku menuliskan postingan yang berjudul, "Aku Ingin Bergabung dengan NGO", juga "Akhirnya Sampai Juga...". Menurutku ini merupakan satu hal yang sangat luar biasa. Dipertemukan dengan orang yang memiliki passion yang sama di bidang yang sama. Bagaimana kita tidak saling heboh satu sama lain jika seperti itu???

Dan ternyata tidak hanya berhenti sampai distu kawan, semakin aku mengenalnya, semakin aku tau kalau, kami memiliki baaaaanyakk sekali persamaan. Beberapa waktu lalu, aku sempat iseng menuliskan persamaan-persamaan kami di buku catatanku, dan ini beberapa hal yang kudapatkan,

Tanda Tangan

Kalau tanda tanganku, merupakan tulisan latin yang jika dibaca akan berbunyi, Arie R, kalau Yulia, tanda tangannya memang tidak terbaca 'Yulia', namun pada bagian akhir, ada dituliskan huruf R juga, yang merupakan inisial dari nama belakangnya. Dan taukah kau? Kami memiliki kesamaan cara penulisan huruf 'R' dibagian belakang ini.  Simpel, tapi gak nyangka juga bisa samaan. :D

Pemikir

Aku dan dia, sama-sama pemikir. Entah itu memikirkan sesuatu, menganalisis sesuatu, atau terpikir hal-hal yang sebenarnya tidak perlu menyita banyak ruang di pikiran. Terlebih jika menghadapi satu masalah, atau sedang bersinggungan dengan seseorang.

Sukak banget nyanyi-nyanyi gak jelas :))
80% lagu yang aku suka, dia juga suka, begitu juga sebaliknya. Jika, ada sebuah lagu yang aku suka sangat namun dia belum pernag tau sebelumnya, tak butuh waktu lama untukku bisa membuatnya menyukai lagu tersebut. Begitu juga sebaliknya.

Bluiy

Yeah,. kami penyuka biru.!!! Melihat Yulia saat ini, jadi teringat aku waktu SMP maupun SMA. Semuaaaaaa barang itu warnanya biru. Biru, biru, biru, biru. Sekarang memang aku sudah tidak seperti itu, tapi kegemaranku terhadap warna satu ini masih tetap bertahan. Bisa dijadikan pilihan lah... ;)

Telapak Tangan basah

Ini yang sering terjadi kalo aku sedang menulis atau ngetik di leptop. Tangan basahh. Jadinya gak jarang pula aku memposiskan kedua telapak tanganku seperti orang berdoa, sambil meniupinya agar kering. Dan ini juga yang sering dilakukan Yulia!!! Whaoww...

Malas Mandiiii :D
Oke, ini jorok. Tapi kami tetap ada motif tersendiri untuk melakukan ini >>> Ngirit air =))

Gak Sukak Dandan

Mungkin lebih tepatnya gak bisa dandan yaaa. Karena kadang aku juga pengen dandan, terutama pada momen-momen tertentu dimana berlaku hukum 'penampilanmu = seberapa besar kau menghargai orang lain'. Tapi karena gak bisa, jadi yaaaaahh, seadanya saja lahh. Hahaha...:p

Selera Cowok

Ehm,... yang bagian ini, oke, gak penting emang. Tapi kami punya penilaian tersendiri mengenai 'cowok yang menarik' itu seperti apa. Dan ternyata penilaian kami tidak jauh berbedaa.. Hahaha... :D

Dan lain sebagainya,.. yang belum tereksplor lebih jauh..

Berhadapan dengan Yulia, berasa aku dituntut menjadi seorang kakak. Tuntutan yang cukup menyenangkan rasanya. Karena, walopun harusnya kami seangkatan, selisih umurnya hanya setahun, banyak kesamaan antara kami, tapi secara kepribadian juga jauh berbeda. Yulia itu kayak anak kecil yang selalu ceria, gak pernah capek bikin orang-orang disekitarnya ketawa. Bahkan nih ya, pernah sehari aku gak ngakak, dia sampe bilang gini, "Hari ini belum lengkap, karena aku belum berhasil bikin mbak Arie ngakak". Sampe segitunyaaaa, hingga ngakak ku jadi satu bagian yang bisa melengkapi harimu. Luar biasa... Teeerimakasih banyaaakk adeeeekkk :D

Seperti pesan kakakku kepadaku, yang juga akan kuturunkan kepadamu, wahai adek baru,
"Jangan pernah lelah untuk menebar kebaikan pada orang-orang disekitarmu....";)

foto iseng di kantor, pas gak ada orang sama sekali :))

Ingin kenal lebih dekat dengan Yulia? Ini aku sediakan contact personnya... =))


Facebook: Yulia Ratnasari
Twitter: @ulliyratna
YM: yoel_rkw2005
Blog: http://ulliyratna.blogspot.com

Empat kekuatan yang selalu menuntun langkah seseorang: cinta, kematian, kekuasaan, dan waktu. Kita harus mencintai karena Tuhan telah mencintai kita. Kita harus sadar akan kematian jika ingin memahami kehidupan dengan baik. Kita harus berusaha keras agar bisa bertumbuh, namun tanpa jatuh dalam perangkap kekuasaan yang kita dapatkan lewat usaha tersebut karena kita tahu kekuasaan semacam itu sia-sia. Akhirnya, kita harus menerima bahwa jiwa kita yang abadi, sekarang ini sedang terjerat dalam jejaring waktu dengan semua kesempatan serta keterbatasannya

-Paulo Coelho, The Winner Stands Alone-