MFE: Punay (atau Punai???) itu burung yang cantik
Nggak percaya kalo burung punay itu burung yang cantik??? Nih
ku kasih gambarnya deh…
Dan burung cantik ini bisa ditemui di banyak ‘spot’ di tanah
Borneo, tepatnya di Sungai Loban, salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten
Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Kecamatan ini memiliki jangkauan wilayah yang
cukup luas, mulai dari pesisir pantai, hingga ke gunung, yang orang disini
biasa menyebutnya ‘kandang’ (mohon bedakan antara ‘Kandang’ sebagai nama daerah
dan ‘kandang’ sebagai tempat tinggal hewan peliharaan). Kalau ke pantainya,
sudah biasa rasanya yahh. Karena aku juga pernah membahasnya sedikit disini dan
disini, tentang pantai sungai loban, yang aku suka sangat. Jadi, sekarang aku akan
membahas tentang si ‘Kandang’.
Kandang ini bisa dibilang pemukiman baru, listrik saja belum
masuk, hingga tiap rumah harus menyiapkan jenset untuk penerangan dimalam hari.
Itupun hanya bisa bertahan sampai jam sembilan malam, kecuali untuk rumah-rumah
yang terletak didekat mata air, yang persediaan airnya tidak terbatas. Tapi kesemuanya
itu tidak mengurangi kenyamanan untuk berada disana *wajarlah aku merasa
nyaman, karena aku hanya menghabiskan beberapa jam disana. Entah kalau harus setiap
hari, sepertinya akan butuh perjuangan yang sangat besar*. Salah seorang Om ku,
adik dari Papa, merupakan salah satu penghuni di pemukiman tersebut. Dan minggu
lalu, akhirnya aku berkesempatan untuk bersilaturrahmi ke rumahnya.
*******
Di halaman belakang rumah milik Om, *bisa kupastikan halamannya jauh
lebih luas daripada bangunan rumah itu sendiri*, aku melihat ada kandang
burung, tiga buah, berjajar, dan rapi. Satu buah kandang yang paling ujung,
dibagian pintunya tertulis “SUDAH LAKU”, yang isinya beberapa ekor burung Punay
cantik yang berwarna-warni. Disebelahnya lagi (bagian tengah), juga ada
beberapa ekor burung Punay, lebih banyak daripada kandang sebelumnya, tapi
bedanya gak ada tulisan apa-apa di kandang tersebut. Dan dikandang sebelahnya
lagi, kosong.
Siang itu, si Om mengambil sebuah wadah yang diujungnya ada
jaring-jaring sebagai penutup. Dan ternyata, wadah tersebut digunakan untuk
meletakkan burung Punay yang baru saja diambil dari kandang yang tengah.
“aku mau pegang jugak Om,..”, dan dengan sigap aku berusaha
memegang burung tersebut. Burungnya tidak terlalu besar, hanya segenggaman
tangan orang dewasa, tapi lebih besar sedikit. Warnanya cantik, dominan hijau,
tapi ada semacam siluet berwana ungu. Cantik sekali deh pokoknya.
burung punay ini, ada beberapa jenis lagi, tapi aku kurang tahu apa saja. pastinya, untuk yang satu ini, termasuk dalam jenis burung Punay Dahan. ini sebenarnya bukan hasil ternakan milik Om. beliau mendapatkan burung ini, dari memasang jaring di hutan. jaringnya tipis sekali, tapi kuat dan tidak mudah sobek. jaring ini kemudian dibentangkan di ketinggian tertentu, dan bagian ujungnya di ikat ke batang pohon. sudah, begitu saja. dan tinggal menunggu, apakah ada burung punay yang tersangkut. kata Om juga, burung ini tidak bisa diternak. yah,. sebenarnya bisa sih, namun karena makannya agak sulit dan mahal (kalau tidak salah, makanannya sejenis buah-buahan), makanya orang-orang sekitar lebih memilih untuk menangkap dengan jaring daripada diternakkan. mengenai keberadannya, sebenarnya cukup banyak, tapi habitatnya di hutan lepas atau alam bebas. cocok sekali dengan kondisi di Kandang tersebut, yang masih sangat alami.
“Ayo sini Ar, bantuin aku…”
Yang aku rasakan awalnya, ngerii dan kasihan. Karena emang
dari dulu agak gak berani ngelihat luka, apalagi darahnya sampe netes-netes
gitu. Hmmm… tapi kemudian sesegera mungkin pikiran itu kuhilangkan. Toh ini
maksudnya bukan melukai, hanya berusaha membebaskan jiwa burung itu agar
terlepas dari siksa kandang yang sangat sempit serta dunia yang fana ini
*plakkkkk...*
Dan pembantaian pun di mulai…
“baca bismillah dulu Om…”
Satu ekor burung punay terbebaskan…
Burung kedua terbebaskan juga…
Dilanjutkan burung ketiga… *sepertinya aku sudah mulai terbiasa.. hehe*
…
…
…
Terakhir: burung kesepuluh. Hingga proses pembantaian pun
diakhiri dengan khidmat. Ehhh… aku salah. Ternyata masih belum. Ada proses
pembantaian selanjutnya yang lebih bikin ngerikkkkk: NYABUTIN BULU BURUNG!!!
“enggak pakek di rendam air panas Om???”, tanyaku
“yeee… emangnya ayam. Sudah sini bantuin…”
ini burung punay yang sudah mati dan siap dicabuti bulunya,.bandingkan sama gambar yang paling atas teman, bandingkan!!! *lebayy* |
Errrrrrrrrrr… megang burung yang uda mati aja rasanya udah
gimanaaaa gitu, dan sekarang aku harus mencabuti bulunya satu-satu. Gak kebayang
deh sakitnya tuh burung. Tapi ternyata nyabutin bulu burung gak sesulit yang
kubayangkan. Dimulai dari punggungnya, kemudian ke dada, habis gitu ke bagian
ekor (ada yang agak basah-basah gitu, bekas e’eknya rasanya), trus ke bagian
yang paling susah: sayap. Dari kesepuluh ekor burung tersebut, aku berhasil
mencabuti bulu empat ekor burung. Tapi tiap bagian sayap musti ku kasih ke Om
dan kusuruh motong aja biar gak susah-susah, soalnya emang bulu di bagian
sayapnya itu kuat banget nancepnya, dan gede-gede jugak bulunya. Hehe..
Dan akhirnya, semua burung sudah gundul, kepala dan kakinya
sudah dipotong, dan siap untuk dibawa pulang. Yeyyyy…!!!
udah,.. itu aja MFE kali ini. besok besok bikin lagi dehh yang lebih seru.
gak tahan liat darahnya....
ReplyDeletengeri liat prosesi penyembelihannya...
wah..
ReplyDeletegila, pembantaiannya..
seumur umur, saya belum pernah liat dan belum makan burung..
tapi sayang juga yah...
hehehe..
tunggu kisah berikutnya deh..
Wuih...
ReplyDeletemba armae ini bisa senyam senyum gitu yak pas lehernya di potong :D
takjub !!
hahahaha
terjadi permutilasian di blog ini.
Enak beneran rasanya?
rasa daging sapi atau daging ikan ?
@eaa
kalo liat bentuknya sih sejenis burung perkutut, derkuku, ataupun burung dara (merpati) ya ar.. cuma beda di warna aja..
ReplyDeletedulu melihara banyak banget burung. mulai dari kacer, murai batu, sampai burung dara. yang palig banyak sih burung dara. awal mulanya cuma melihara 4 ekor (dua pasang) dengan sukses menjadi ratusan burung dalam waktu dua tahun. sering sekali saudara-saudaraku minta buat disembelih. awalnya sih sayang, tapi kasihan ibu juga yang beliin makanan kalo nggak dikurangi. lha seminggu habis 20 kg jagung.. sebulan udah berapa tuh.. hehe.. ya saudara gitu kalo ngambil juga nggak tanggung2, 20 ekor, 30 ekor, tapi ya nggak habis2 juga tuh..
kasian sekali banyak yg dibantai emangnya ga sayang dan kasian?
ReplyDeletebagaimana nanti klo cepat punah?
Burung terimut bagi saya tetap burung gelatik dan burung hantu! ^^
ReplyDeleteBeuhh... sadisss.... ternyata oh ternyata, dirimu juga punya bakat jadi psikopat... hahahha
ReplyDeleteSayang banget yaaa harus disembelih, padahal warna bulunya cerah gitu ngeliatnya... emang ga bisa ya dijadiin burung hias gitu kaya' burung perkutuk?? :D
itu burung ditangkepin dari hutan (bukan hasil ternak) banyak banget, apa gak kepikiran takut punah ya?
ReplyDeletehadeuuh...ga tega ngeliat almarhum si burung. Kalo udh di piring sih keknya disikat aja ya, yg penting ga mengikuti proses pembantaiannya :P
ReplyDeletebaru pertama kali liat burung punay... cantiknyaaaa,,,
ReplyDeletekayak burung dara hanya bedanya pada bulunya lebih cantik buru punai..
ReplyDeleteSalam
waaahhhahaa... kok kk armae senyum-senyum pas motong burung tu...:D
ReplyDeleteinsan robbani: maaf kalau gambarnya gak di sensor, tapi setauku, dalam proses penyembelihan hewan, kita gak boleh merasa kasihan..skali lagi maaf yaa :)
ReplyDeletemas arman: itu sudah liat kan, berarti tinggal makan :)
uchank: karena ada kamera maka aku tersenyum. sebenrnya miris jugak. hehe.. rasanya?? beda doonk, lain lagi kalo burung mah, :)
mas tri: beda warna dan ukuran. ini jauh lebih kecil daripada burung dara mas. dan burung ini gak bisa di pelihara. kata om, kalo di kandangin jadinya kurus. makanya begitu di tangkap, sebisa mungkin langsung di sembelih.
wahh.. kasian juga.tapi mungkin yang dilakukan ibunya mas sama kayak yang dilakukan omku :)
Baha Andes: itu hasil pengumpulan beberapa hari kok. bahkan biasanya juga sehari satu ekorpun belum tentu ada. insyaallah gak punah kalo ekosistemnya (hutan) gak dirusak :)
asop: burung hantu??? whaowww.. seleramu luar biasa yahh :)
sam: sayang sekalo gak bisa,. karena burung punay ini kalau di kandangin jadinya kurus. dia memang habitatnya di alam bebas Sam :)
ReplyDeletebang Adhi: insyaallah gak punah kalo kita bisa jaga ekosistemnya baik2,.. :)
Orin: hahaha.. iya. tapi pas aku makan kok santai aja ya rasanyaa O.o
Nuel: iya, sama. aku jugak :D
kang Sofyan: aku gak terlalu ingat warna bulu burung dara. tapi burung dara kan ada kelebihan lain ya Kang rasanya.. :)
ikbal: itu semua karena kamera. hahaha :)
Aq ngeri liat foto burung pas hampir putus itu, mba. foto yang terakhir. hiiyy... kebayang darahnya berceceran kmana-mana.. :(
ReplyDeletebtw. bulunya buat apa?
maaf ya ila,. kalo fotonya membuatmu ngeri :'(
ReplyDeletebulunya gak dibuat apa-apa sayang, dibuang aja kalo gak salah :)
Kira2 aja gan... yang bagian pembantaian lebih baik dilaporkan kepada yg berwenang. Ga mendidik yg bagian itu gan.
ReplyDeleteSaya ada pelihara sepasang gan.. mudahan mau beranak pinak.. :)
ReplyDeleteBoleh tau donk makanan nya apa...? Yg merasa sdh pelihara thanks.
DeleteBiasanya makan buah2an kecil,,,buah pohon semak
DeleteMinta infonya donk yg merasa sdh pernah pelihara makanan burung punai itu apa ya...? Thanks
ReplyDeletedeket pelabuhan gak ini?
ReplyDeleteKlo di karawang jabar namanya burung walik,emang burung konsumsi dulu,sekarang sdah punah kayaknya
ReplyDelete