lagu-lagu yang menyenangkan

I’m really enjoy it…

Walaupun terkadang masih sedikit menyesakkan. Tapi entah kenapa aku menyukainya. Seperti seorang anak autis yang menyakiti diri sendiri, membentur-benturkan kepada ke dinding, memotong-motong beberapa bagian tubuhnya, memang benar terasa sakit. Tapi sakit itu tidak menyiksa. Bahkan mungkin akan jauh menyiksa jika aku memaksakan untuk membentengi pikiranku, ingatanku, perasaanku tentangmu.

Just let it flow, calm down, and time will show all…perkataan seorang teman yang sangat menyejukkan namun sampai sekarang aku masih belum tau bagaimana sosoknya, rupanya, dan lain sebagainya. Hanya sms-smsnya yang menyejukkan hati, yang dapat memberi ketenangan batin, trimakasih kawan. Entah kapan Allah akan mempertemukan kita, aku tidak berani berharap banyak.


Hari ini aku kembali teringat tentangmu, hari ini, setelah sekian lama, aku kembali menyebut namamu, nama panggilan pertamaku untukmu, nama yang hanya keluargamu saja yang menyebut seperti itu, nama yang sebenarnya kamu keberatan jika aku menyebut seperti itu, karena kamu ingin sesuatu yang lebih spesial, yang lebih menunjukkan kedekatanmu denganku, tapi itu adalah nama yang aku suka, nama yang selalu kupakai saat menyebutmu didepan teman-temanku, didepan keluargaku, namamu…

Aku ingin menangis… mataku sudah mulai basah, namun untuk saat ini tak kuijinkan terlebih dahulu untuk mengalir. Huhhhh…untunglah, aku berhasil melakukannya. Luar biasa.

Tadi pagi, aku teringat sesuatu, teringat apa yang pernah kamu sampaikan tempo hari. Saat kamu sedang mengahadapi permasalahan di kantor, disini,..
Kamu bilang kalau ada kemungkinan kamu akan dipindahkan ke Jakarta, atau Surabaya, atau tetap disini namun jam kerjamu berubah. Dan yang kamu sampaikan adalah kamu lebih memilih untuk pindah ke Surabaya, dengan berbagai alasan dan pertimbangan.

Tapi yang aku ingat betul, saat penawaran ke Jakarta datang, kamu langsung menolak mentah-mentah. Entah kenapa, sebenarnya aku tidak habis pikir pada saat itu. Padahal seperti yang pernah kamu bilang juga, kalau tempat kerjamu di Jakarta maka prospeknya akan lebih bagus, akan banyak proyek yang kamu tangani, dan akan lebih cepat kamu mengumpulkan modal untuk melanjutkan hubungan kita ke jenjang yang lebih serius. Tapi aku ingat betul apa yang memberatkanmu, kamu, yang tidak yakin dengan dirimu sendiri, kamu, yang khawatir pada kemampuan dirimu untuk menjaga diri, terutama untuk menjaga perasaanmu terhadapku, kamu, yang menurutmu tidak sanggup bila harus terlalu jauh dariku…

Ternyata hal yang kamu takutkan terjadi juga, walaupun tidak terjadi di Jakarta, tapi di Surabaya, tempat yang seharusnya tidak menjadi kekhawatiranmu. Pada saat itu aku memang benar-benar tidak habis pikir, namun sekarang semuanya sudah mulai masuk akal. Ketakutanmu, kekhawatiranmu, semuanya menjadi kenyataan. Aku paham. Aku mengerti. Aku menyadari sepenuhnya.

Ohh.. air mataku mulai mendesak keluar lagi. Sepertinya usahaku yang tadi tidak terlalu membuahkan hasil.

Aku mulai mengerti, tapi mungkin ini baru satu, satu dari sekian alasan yang memungkinkan kamu mengambil keputusan seperti itu… aku akan mencoba untuk lebih mengerti, menyambungkan benang merah yang ada. Jika kamu tidak mau membantu tidak apa-apa, aku akan mencobanya sendiri, aku akan mencari jawabannya sendiri, yang mungkin memang sedikit banyak akan dipengaruhi oleh subyektivitasku…maka aku akan mencari, serta menemukan yang aku inginkan. Hanya yang aku inginkan. Untuk menyenangkan diriku.

Comments

Popular Posts