Wisata Silsilah

Setelah, kurang lebih sembilan belas tahun lamanya, akhirnya pada lebaran tahun ini saya kembali mendapat kesempatan untuk berlebaran di tanah kelahiran Mama, tanah kelahiran Nenek, Kakek, Nenek Buyut, serta keluarga besar dari Mama lainnya. Ya, beberapa waktu yang lalu saya baru saja menginjakkan kaki di pulau Sulawesi, provinsi Sulawesi Selatan tepatnya, kabupaten Bone, kecamatan Kajuara. Kalau orang sana (termasuk saya) biasa menyebutnya dengan "Tana Ugi", yang kalau diartikan dalam bahasa Indonesia, artinya "Tanah Bugis".

Jadi, masih ada yang belum percaya kalau sebenarnya saya ber-darah Bugis? Kalau sudah percaya, terimakasih banyak, kalau belum iyasudah gak papa, walopun kadang sebel juga jadinya. Hehe :p

Sebenarnya keinginan untuk kesana sudah ada sejak, mungkin sekitar dua atau tiga tahun belakangan ini. Berkali-kali si Mama juga menyampaikan kalau ingin sekali bisa berlebaran di Bone, tapi selalu urung terlaksana. Hingga pada saat bulan puasa kemarin, wacana untuk berlebaran di sana kembali mengudara. Tidak butuh waktu lama untuk saya dan keluarga akhirnya memutuskan, menyesuaikan jadwal, sekalipun dalam prosesnya harus melalui diskusi yang cuku alot dan sempat menggalau selama dua hari. Bingung, karena banyak sekali rencana, banyak sekali yang ingin didatangi, banyak sekali yang ingin ditemui, sedang waktu terbatas. Yah, proses itu memang harus ada.

Hingga akhirnya, tanggal 7 Agustus 2013, sekitar jam 2 siang, saya sampai di rumah salah seorang Tante, di desa Ancu, kecamatan Kajuara, Bone, setelah melalui perjalanan darat sekitar 4,5 jam dari bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Tante yang sudah saya kenal karena keseringannya datang ke Jawa. Sedang saya kesana? Ini baru kedua kalinya! Rencananya rumah ini yang akan jadi tempat tinggal kami selama di Bone. Welcome home, Mae!

Hari itu adalah puasa terakhir sebelum besoknya berlebaran, dan tetangga depan rumah yang juga masih sodara, Tante juga kalo menurut silsilah, mengadakan acara buka puasa bersama. Kakak dan Mama yang sudah sampai terlebih dahulu sudah berada disana. Saya juga mau kesana, ceritanya temu kangen gitu ya, walopun gak yakin ada yang kenal. Akhirnya, saya minta adik saya yang paling kecil untuk mengantar.

Begitu masuk ke rumah tersebut, ternyata saya langsung disambut dengan cukup heboh...
"Waah,. Arma, sudah datang. Bagaimana kabarnya?"
"Arma jam berapa tadi sampainya? Gimana perjalanannya dari Makassar?"
ada juga yang ngomong, "Arma sudah besar yaa sekarang..."
dan saya hanya menanggapi mereka dengan senyum-senyum sambil menyalami mereka satu persatu, menjawab sebisanya dengan agak malu-malu plus kebingungan juga. Dalam hati berpikir, 'ini orang kok pada kenal semua yakkk?' 
Tidak lama, seolah mendengar suara hati saya, adik saya yang masih berdiri di samping saya berbisik, 
"Yakin deh, dari semua orang disini gak ada yang kamu kenal satupun!!!"
Saya langsung nyengir dibuatnya. Malu!!! Hahha... :))

Belakangan saya baru tau, ternyata sebagian besar dari mereka masih ingat dengan 'kunjungan' saya tempo hari, saat saya masih belum genap berusia 5 tahun. Luar biasa!

Akhirnya, untuk menanggulangi permasalahan tersebut, keesokannya saat bersilaturahim ke rumah saudara-saudara selepas shalat Ied, Mama selalu saya minta untuk menjelaskan mengenai siapa saudara yang sedang kami kunjungi serta bagaimana hubungan darahnya dengan kami. Semacam wisata silsilah begitu. Mereka pun --keluarga yang kami kunjungi, tak segan-segan pula untuk menjelaskan pada saya mengenai hubungan kekeluargaan tersebut. Walaupun akhirnya juga gak terlalu hafal, tapi sedikit banyak saya sudah mendapat gambaran mengenai silsilah kekeluargaan itu. Agak ribet memang, karena hampir setiap rumah di desa Ancu merupakan keluarga. Tapi saya cukup tertarik untuk mengetahui mengenai sejarahnya.

"Hal-hal lain mungkin dapat mengubah kita, tapi kita bermula dan berakhir bersama keluarga"
[Anthony Brandt]

Sempat foto-foto pas lagi di jalan mau silaturrahim ke rumah keluarga. Hehe...
anyway,
Selamat berlebaran, temans,
Taqabbalallaahu minnaa wa minkum,
Minal aidin wal faidzin 
:)

Comments

  1. Senang sekali ya, bisa ber lebaran di tanah kelahiran. Maaf lahir batin :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yapp. Bangeet.. sudah menunggu sejak lama :D

      Delete
  2. Maaf lahir batin ya, asyik kalau sama-sama keluarga

    ReplyDelete
  3. org bone ki pale.. *smile
    Taqabbalallaahu minnaa wa minkum,

    ReplyDelete
  4. wah.. wanita bugis toh.. pantesan :p

    ReplyDelete
  5. Taqobal ya kariim, maaf lahir batin kakak.....
    asik nih menelusuri jejak :D

    ReplyDelete
  6. Wah ternyata ka mae ituu Bugis tah? #percaya #asli

    kalau lagi di rumah begitu, terasa sekali banyak momen-momen jaman dulu yang mulai berdatangan. Ingin diulang lagi, katanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa kakaak :)
      Mungkin ingin dikenang, lebih tepatnya :)

      Delete
  7. uwaaaaaa seneng ya bisa kumpul....mhn mf lahir batin mbk :D

    ReplyDelete
  8. Kenapa WISATA SILSILAH...?? Kenapa bukan Napak Tilas? :O

    ReplyDelete
  9. Oalah sampean masih ada nasab Orang Bugis toh, Kak, saya percaya kok :)

    Mohon ma'aaf lahir dan bathin, Kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan masih, tapi asli. Papa juga orang bugis, tapi bugis yang sudah merantau ke kalimantan :)

      Sama sama kang Sofyan :)

      Delete
  10. Wattttaw...., Arma kecil kini disulap jadi Arma gedee. Hahaha. Mae, persis banget sama pengalamanku waktu silaturahim ke sodara-sodaranya nenek dari ibuku. Mae, ditanya gak, "kapan nikah?". LOL> Hahahahhaa.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Puas banget ketawanyaaa. Hehehe..
      Alhamdulillah isu itu teralihkan karena si kakak barusan nikah. Jadi pertanyaannya "Mana yang barusan menikah ini?" :))

      Delete
  11. aku malu, ga tahu silsilah keluarga ku

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cari tau mas. Mumpung masi ada kesempatan :)

      Delete
  12. engggakkk, saya gak percaya kalau banyak yg gak percaya kamu keturunan Bugis... hihihihhh

    ReplyDelete
  13. Eh Bugis sama Makassar itu sama kan yah?

    Btw bis dong cakap Bugis? Hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bugis sebenarnya banyak macamnya Nuel. Ada Bugis Bone, Bugis Makassar, Bugis Kalimantan juga ada. Tapi, kalo 'Bugis' saja biasanya orang langsung mengarah ke Bone. Kalo Bugis Makassar, biasanya lebih banyak dikenal dengan 'Makassar' saja. Dan keduanya memang berbeda.

      Alhamdulillah, bisa. Tapi bahasanya Bugis Bone ya,. kalo Bugis Makassar gak tau sama sekali. Kosa katanya banyak yang berbeda :)

      Delete

Post a Comment

Speak Up...!!! :D

Popular Posts