Pesona Air Terjun Kantuntora
Bermula pada saat kunjungan kerja
ke lapangan yang ku lakukan bersama dengan beberapa orang staff Plan Dompu serta
tim audit dari Semarang, kami mendapatkan informasi bahwa di dusun Woko Atas,
Desa Woko, Kecamatan Pajo, Kabupaten Dompu, NTB, yang juga merupakan wilayah
kerja dampingan Plan Dompu, terdapat sebuah air terjun. Pada saat itu, belum
terpikirkan untuk pergi ke air terjun tersebut. Hanya saja, sudah ada keinginan
kalau suatu saat aku harus mengunjungi air terjun itu.
Rabu malam, tepatnya tanggal 16
Mei 2012, aku, bersama dengan para personel ‘Partner in Crime’, Ulil,
mas Oji, dan om Joe, makan malam bareng di taman Dompu dengan menu spesial, ‘Ayam
Penyet Super Pedas’. Setelah makan, mulailah kami membicarakan mengenai rencana
liburan keesokan harinya. Tiba-tiba, tercetus ide untuk berangkat ke air terjun
yang ada di Desa Woko. Berhubung tak ada seorangpun dari kami yang pernah
kesana, akhirnya kami memutuskan kesana dengan persiapan seadanya.
Jam 7 pagi, Kamis 17 Mei 2012
kami janjian bertemu di kantor. Jam setengah 8 aku dan Ulil start dari kos, jam
8 om Joe sms dan bertanya “Piye???”, dan hingga jam setengah 9, mas Oji, belum
datang juga. Hahaha… Sotoy banget dah. Akhirnya karena tidak punya banyak
kesabaran untuk menunggu, aku dan Ulil memutuskan untuk ke rumah om Joe, pinjam
motor kantor pastinya. :p
Begitu sampai di rumah om Joe,
yang ada malah cari makan. Karena perutku benar-benar keroncongan. Akhirnya
pagi itu, kami bertiga pergi ke pasar yang ternyata sudah sangat ramai untuk
membeli beberapa bungkus nasi.
Makan, ngobrol, foto-foto, sudah
kami lakukan semua, tapi mas Oji tak kunjung datang. Belakangan baru ada sms
masuk yang bilang kalo mas Oji semalam tidak bisa tidur, dan baru tidur jam 5
pagi. Akibatnya, bisa dipastikan telat bangun. Dan sms itu datangnya jam 9!!!
Sip dah…
Krik krik kriikk… I-)
10.15, tersangka utama akhirnya
datang juga. Tanpa ba bi bu lagi, segala perlengkapan akhirnya kami bawa dan
berangkat menuju desa Woko yang jaraknya kurang lebih 30 menit perjalanan dari
Dompu kota (Emang Dompu punya kota??? #ups :p)
Matras, trangia, pisau lipat,
kamera, raincoat, rain cover, baju ganti, gelas, beberapa bungkus nasi, snack
beranekaragam, menjadi bekal kami. Siaapp berangkaaaatttt. Bismillah… :D
Dalam perjalanan, tak ada yang
spesial. Hanya saja, jalan raya menuju ke desa Woko ini ada beberapa bagian
yang rusak. Ini diakibatkan oleh truk-truk pengangkut material yang sering
lewat dengan beban yang berlebihan hingga merusak jalan. Ditambah lagi, desa
Woko merupakan desa yang agak jauh dari jalan kabupaten. Dari jalan kabupaten,
kita harus menempuh jalan kecil berbatu kurang lebih 10 menit. Naik turun bukit
tanpa ada rumah penduduk satupun. Agak serem juga sii kalo harus melewati jalan
itu malam hari, tapi untungnya itu tidak terjadi. Karena pada kenyataannya saat
itu kami kesana pagi hari. Pagi menjelang siang lebih tepatnya ;)
Begitu sampai di dusun Woko Atas,
yang merupakan dusun pertama yang bisa ditemui begitu masuk ke desa Woko, kami
segera memarkir motor di rumah penduduk. Aku kurang tau nih ini rumah siapa,
tapi sepertinya beliau adalah orang penting di dusun tersebut. Entah pak Kadus,
atau siapalah. Tak berani mengira-ngira jugak.
Setelah bertanya-tanya sedikit
dan bernegosiasi, (pastinya aku gak tau ngomong apaan, soalnya pake bahasa
Dompu yang aku belum paham betul. Mana orang sini kalo ngomong cepet banget
pula. Hasssshhh..) akhirnya kami putuskan untuk berangkat, ditemani oleh
beberapa anak kecil penduduk asli dusuk Woko Atas. Yeah,.. mereka yang menjadi tour guide kami dalam perjalanan kali
ini.
Begitu meninggalkan jalan desa
yang berupa plester berwarna abu-abu yang tidak rata, kami langsung disuguhkan
dengan hamparan sungai yang tidak terlalu lebar dengan arus yang sedang. Tapi
kami tidak harus menyebranginya, karena ternyata dibagian tepi sungai tersebut
ada jalan setapak (dua tapak lebih tepatnya, karena bisa untuk dua arah. Ya,.
Bekas ban mobil mungkin lebih pas). Anyway,
gemericik airnya sudah mulai memberikan ketenangan. :D
Di ujung jalan yang kami lalui,
kami akhirnya harus menceburkan diri kedalam sungai. Ya, akhirnya kami harus
menyeberangi sungai itu juga. Namun karena sungainya tidak terlalu dalam dan
arusnya juga tidak deras, dengan menggulung celana saja sudah cukup untuk
menyelamatkan diri. Entah pertahanan diri untuk tidak basah ini akan bertahan
sampai sejauh mana. Kita lihat saja nanti. Hahaha.. >:)
Begitu menyeberangi sungai, kami
disuguhkan dengan pemandangan perbukitan yang saaaaaaaaaaaaaaaaaangat cantik.
Hijau hijau hijau daaaan hijau. Di titik terjauh mata memandang, aku bisa
melihat berbukit-bukit warna hijau yang sangat cantik. Jalan yang makin lama
makin menanjak juga makin membuat sempurna perjalanan siang itu. Tapi harus
hati-hati juga. Karena banyak ‘ranjau darat’ disini, yakni kotoran ternak.
Yapp,. Dengan amat sangat tidak sengaja aku menginjaknya sekali. :-S
Tak terasa, akhirnya menetes juga
peluh di dahi, salah satu hal yang sangat kurindukan saat ini.
“Gimana? Sudah tercium aroma tanahnya”
Entah kenapa tiba-tiba om Joe
menanyakan itu. Tau dari mana ya tuh orang? Apakah om Joe sudah baca tulisanku
yang, “Tentang Hati yang Sedang Rindu”???
Jika iya, hahaha.. jadi malu deh aku :p.
Sambil menghela napas yang mulai
agak berat, aku balas pertanyaannya.
“Capeknya udah mulai kerasa, tapi belum. Aroma tanah basah itu belum
ada”
Pikirku, sepertinya tidak akan
kudapat hari itu. Karena aroma tanah basah “Petrichor”
yang aku maksud adalah aroma tanah basah pagi hari, yang basah oleh embun pagi.
Ahh,. Walopun rasa rindu yang itu belum terobati, tak apalah. Perjalanan kali
ini sungguh sangat mengobati sebagian rinduku terhadap alam.
Satu sungai lagi harus kami
seberangi. Dan kali ini kami memutuskan untuk istirahat, dan pastinya, foto
fotoooo… :D. Adik-adik yang menemani kami, awalnya masih malu-malu pada saat
ini. Tidak ingin bergaya di foto. Tapi belakangan, mereka baru ikutan bergaya.
Dan gaya mereka lucu-lucuuu.. Love it so!!!
:D
Begitu melanjutkan perjalanan,
kami mulai masuk ke area hutan. Agak gelap karena sinar matahari terhalang
rerimbunan pohon. Tanaman dikanan kiri kami juga cukup tinggi, lebat, dan masih
sangat alami. Jalan yang kami lewati pun samar, hampir tak terlihat. Mungkin
karena memang jarang dilewati orang. Tapi anak-anak kecil itu hafal sekali
jalannya. Setelah kutanya-tanyai sedikit, mereka memang katanya sering ke air
terjun untuk bermain air. Yaaa, mereka sendiri, karena penduduk daerah lain pun
masih sangat minim yang mengetahui tentang keberadaan air terjun itu.
Masih didalam area hutan, kami
bertemu lagi dengan sungai. Wajar lah yaa ketemu sungai terus. Karena tujuan
kami saat ini adalah untuk menuju ke air terjun, yang pastinya lokasinya
menyatu dengan sungai. Namun tidak seperti sungai yang sebelum-sebelumnya. Kali
ini perjalanan harus kami lanjutkan dengan menyusuri sungai. Sungai yang sudah
mulai agak besar, agak dalam, dan arusnya pun agak kuat dibandingkan sungai
sebelumnya. Yahhh, pertahanan diri untuk tidak basah akhirnya roboh juga. Dan
sekarang saatnya untuk nyemplung. Sebenernya pilihannya simpel aja sih,. Mau
basah tapi nyampek air terjun, atau, gak basah tapi pulang??? Hahaha.. Kalo aku
sambil merem juga langsung pilih yang pertama lah. Sayang aja gitu sudah sampai
sana tapi gak lanjut. Yoooowes,.. akhirnya mulailah kami berbasah-basahan. And
you know what??? Aku semakin percaya, kalo main air adalah permainan paling
menyenangkan sepanjang masa!!! :))
Aku sangat kagum dengan anak-anak
dusun Woko Atas ini. Mereka begitu lincahnya melangkahkan kaki diatas bebatuan
dan didalam sungai tanpa merasa sakit atau takut sedikitpun. Padahal mereka
melakukannya tanpa alas kaki. Batu-batu besar berlumut rasanya tidak menjadi
penghalang bagi mereka untuk terus melompat-lompat dari satu pijakan ke pijakan
yang lain. Ingin mengikuti langkahnya, karena jujur aku sendiri agak sedikit
kesulitan dalam mencari batu pijakan mana yang tepat utnuk dijadikan sebagai
tumpuan, tapi langkah mereka terlalu cepat. Dan terlihat mudah bagi mereka, itu
belum tentu bagi kami. Jadi yah,. Akhirnya aku berusaha untuk mencari jalan sendiri,
semampuku. Basah basah dehh,. Bodo amat. Hahaha… #:-S
Dan si Ulil sempat jadi korban
beberapa kali. Entah dia dapat jackpot
berapa kali, karena tergelincir akibat salah menentukan tumpuan pada kaki.
Belakangan, Ulil akhirnya memutuskan untuk melepas sandal gunungnya, dan
berjalan tanpa alas kaki. Pengennya sih ngikutin anak-anak kecil itu, tapi
sepertinya perubahannya tidak terlalu drastis. Dan adik-adik kecil yang
menemani kami tak pernah henti-hentinya menyemangati.
“Ayo ibu, ayo ibu, itu air terjunnya
sudah dekat…”
Aku dipanggil ibu!!!
Tidaaaaaaaaaaaaaakkkk.. Hahahaha… =))
Setelah menghabiskan waktu kurang
lebih satu jam, melewati beberapa jalur yang cukup sulit, sungai yang cukup
dalam dan tidak ada pijakan, serta batu-batu besar yang menempatkan diri sesuka
hati—tiba-tiba nemplok aja ditengah sungai dan kami harus semi-rock-climbing gitu untuk melewatinya, akhirnya kami bisa
melihat air terjun yang cukup tinggi, menjulang di kejauhan. Whaaaaaaoww…
sampaaaaaaaai. Sambil sedikiit mempercepat langkah, batu besar terakhir yang
menjadi penghalang antara aku dengan air terjun itu berhasil ku lalui. Dan kali
ini air terjun itu tepat berada didepan mataku. Yeah,.. Air Terjun Kantuntora.
Subhanallah…
Kereeeeeeeeeeeeennn!!! Hihihi :-bd
As usual, twitter jadi tempatku membuat ‘draft’ postingan ini.
Nyiahahahaha :p
Ini pertama kalinya aku main di
air terjun trus nyemplung dan basah-basahan. Sebelumnya gak pernah sama sekali.
Entah karena enggan atau alasan-alasan gak penting lainnya. Tapi waktu di
Kantuntora kemarin, rasanya sayang aja gitu kalo gak nyebur. Udah berasa air
terjun pribadi soalnya. Habisnya gak ada orang lain juga sii. Tapi tetep,
nyemplungnya cuma di tempat yang cetek. Yeah,. Sampai sekarang masih belum
berani nyemplungin diri ke tempat-tempat yang lebih dalam dari tinggi badan.
Masih takut. Tapi semoga rasa takut ini segera teratasi. Mohon doanyaa.. mohon
doanyaaaa ;)
Setelah ngopi, makan permen, dan snack lainnya seadanya yang kami bagi untuk orang 12 (padahal persiapan awal hanya untuk 4 orang), akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Hari sudah beranjak sore, dan gak lucu jugak kalo tiba-tiba hujan. Sempat muncul rasa khawatir jika harus melewati jalur yang sama, jalur saat berangkat tadi, karena medannya yang cukup sulit. Yapp,. Naik aja susahnya minta ampun, gimana kalo turun? Karena pada kenyataannya memang lebih mudah untuk naik daripada turun. Sebenernya sepanjang perjalanan menuju ke air terjun, aku selalu berpikir,
“Ini gimana nanti pulangnyaa cobak???” #:-S
Tapi pemikiran tersebut hanya
kupendam sendiri. Nantilah urusan pulang. Yang penting sekarang sampai dulu
ditempat tujuan. Dan benar saja. Kekhawatiranku hanya menjadi kekhawatiran
belaka. Karena ternyata ada jalan lain yang bisa kami lewati untuk pulang.
Jalan yang tak perlu menyusuri sungai, tapi langsung bisa masuk ke hutan. Sipp
dah.. :)
Hutan yang sama seperti yang kami
lewati pada saat berangkat. Sangat teduh, hijau, dan gelap. Jalan setapaknya
pun rasanya jauh lebih samar daripada yang sebelumnya. Namun untungnya, kami
terbantu oleh pipa air yang berada di sepanjang jalan setapak tersebut. Tinggal
mengikuti jalur pipa itu, akhirnya kami keluar dari hutan dan kembali disapa
oleh ladang dan perbukitan yang saaaaaaaaangat luas. Alhamdulillahh…. :D
Perjalanan pulang itu selalu
terasa lebih cepat dari pada saat berangkat ya…? Dan itu pula yang aku rasakan
saat itu. Sempat ada sedikit insiden, yakni Adi dan Fu, dua orang anak kecil
yang menemani kami, bertengkar. Entah bermula dari mana, pastinya awalnya hanya
bercandaan saja hingga akhirnya mereka benar-benar bertengkar dan keduanya
menangis. Hahaha.. lucu sekali melihat mereka. Ingin melerai juga aku bingung,
karena mereka bertengkar menggunakan kata-kata bahasa Dompu yang sama sekali
aku tak mengerti—apalagi diucapkan sambil menangis. Tapi akhirnya, begitu om
Joe datang dan melerai mereka, pertengkaran itu pun berakhir, dan kami kembali
melanjutkan perjalanan.
*
Memang gak sempat menempelkan
dahi ke tanah basah itu, tapi rasa syukur yang terucap dari mulut ini semoga
bisa menggantikannya, bahkan jauh lebih besar. Yeah,. Aku sangat merindukan
perjalanan seperti ini, lelah, peluh, sakit karena terpeleset, sedikit kram di kaki
atau pinggang yang mendadak sakit karena gerakan-gerakan yang tidak terduga,
rasa takut yang akhirnya berhasil memaksa untuk bertindak lebih berani, aroma
tanah, hijau yang menenangkan, gemericik air yang sangat mendinginkan suasana.
Ahh.. Indonesiaku…
Akhirnya bisa juga menambah satu
lagi postingan di kategori ‘catatan perjalanan’. Juga setelah sekian lama,
akhirnya bertambah pula satu folder foto berjudul ‘Air Terjun Kantuntora, 17
Mei 2012’ di harddisk leptongkusayang, dengan folder pembungkusnya berupa,
“Indonesiaku Indah”.
Yeah,. Indonesiaku memang indah.
Indah bangett. Makasih Indonesia, makasih Nusa Tenggara, makasih Dompu, makasih
Woko, makasih Om Joe, Mas Oji, Ulil, serta para tour guide dari dusun Woko Atas, ada Adi, Sudirman, Irfan, Rama, Fu,
Sam, Eka, dan Tuti. Semoga perjalanan kali ini bisa jadi pembuka untuk
perjalanan-perjalanan selanjutnya. Aaamiiin..
Last,. thankyou Allah :)
Ekstra cerita perjalanan kali
ini: Berhubung beberapa waktu yang lalu jari kelingking sebelah kiri om Joe
patah karena habis jatuh, jadi selama perjalan pergi-pulang dari Dompu ke Woko,
aku yang bonceng deh. Asiiikkk… Dan ternyata nih ya, dibandingkan Thunder atao
Pulsar, MegaPro jauh lebih enak tunggangannya #okeinibukanpromosi #skip!!! :))
*Singgah makan di tengah perjalanan pulang. Gak enak mau makan di Woko, cuma bawa nasi 4 bungkus soalnya. Hihihi :p*
Dompu, Minggu 20 Mei 2012
Lumayan cerah, dan agak gerah
;)
asik..asikk..
ReplyDeletedr air terjun rupanya :D
enak ya, long weekend msh bisa menjelajah
*aku gak soalnya :(
btw, ud deket sm Rinjani tuh..langsung tancep gas aja ^^d
Bukan long weekend Yuniiii,. ini perginya hari kamis doank. Hari jumat nya tetep masuk kerja, makanya gak bisa pergi yang jauh dan menginap :(
DeleteTapi itu saja cukup, untuk saat ini ;)
Rinjani jauh noon, yang dekat itu Tambora. Hihihi :p
Mauu donk di foto...
ReplyDeleteIndah banget kak fotonya :)
jd berminat ke sana hehehhe :D
Makasiii... Ada faktor x nya juga tuh, kamera juga sangat menentukan. FYI, itu pake kamera G12 yang pernah aku ceritakan ituu... ;)
DeleteWah dirimu bisa naik motor gede, diriku aja lebih gede motornya dariku hahaha, asyik ni postingannya tentang jalan-jalan. Kalau ada rezeky singgah kesana wajib main, saya juga ada postingan tentang alam. tapi belum sempat haha
ReplyDeleteeh iya, lupa!
Deletesalut euy, mae bisa bawa MoGe
haha :D
emangnya gak berat tuh ya?!
*mikir O_o
Mas Aul: Iya, alhamdulillah bisa. Dan dari dulu memang pengen bisa. Setelah minta diajarin sama temen, akhirnya sekarang bisa beneran deh. :D
DeleteSipp,. yang penting kesini dulu mas Aul, nanti masalah jalan-jalan gampang laahh ;)
Yuni: Hihihi.. jadi malu saya :">
Kalo di dorong ato diangkat ya berat non, tapi kalo dikendarai, gak ada bedanya ama bawa motor bebek kok ;)
Bu bu bu mae nanti ngomongnya jangan cepat-cepat ya. *ketularan orang Dompu*
ReplyDelete:))
DeleteJangan panggil saya Ibuuu.. saya kan masih mudaa :">
Waaaah. Rame iniii. Btw, Armae penggiat alam juga ya? Sempet baca kultwit-nya di info pendaki juga. :D Sini-sini nanjak bareng yuuuuk. :3
ReplyDelete#nimbrung mode on
Deletekayaknya seru tuh ya kalau ada acara Blogger muncak bareng :D nama kegiatannya Blogger To the Top :P
mbak Ayu: Iyaaaa.. rameee bangeeet. Dan seruuu.
DeleteIya mbak, alhamdulillah sukak jugak. Yukk. yukk.. gathering sambil nanjak asik nih kayaknya.. :-?
Tiara: HAhahaa.. ayoook nimbrung siniii. Bikin even kita hiking bareng sambil kopdar. Bakalan seru banget kali yeeeee ;)
waah asyiikk... long weekend bertadabur alam, biar makin meningkatkan keimanan, wuihh... kereen.., itu beneran bisa naik motor gede atau cuman mejeng doang, kaya laki beneran... wkwkwkwkwkwk
ReplyDeleteIyaaa kakaaakk. Itu salah satu hal yang juga sangat aku rindukan. Dengan bersua dengan alam, rasa syukur jadi makin besar. Sekalipun tak harus dengan seperti itu juga siii :D
DeleteBeneran doonk. Kan itu udah ada ceritanyaa. Mo di foto yang pas jalan tapi susah. Sereeem. Hihihi #ngeless :p
sukaaaa banget kalau jalan2 dialam, hiks ngiri aku disini adanya mall :)
ReplyDeleteDan disini tidak ada mall :((
Deletewah seru banget kak, air terjunnya keren `!!
ReplyDeletekak, kalo ke lombok jangan lupa mampir ke air terjun sendang gila ya :D #promosi lagi xD
Air terjun sendang gila??? WHaowww.. oke. Catat!!! ?@_@?
Deletemakasii infonyaaa Azizahh :)
wuihhhhh ole2 liburan akhir pekan ni mbak....mantep air terjunnya, brasa mau masuk monitor ikut ciprat aer^^
ReplyDelete:)) Seandainyaaa monitornya kayak yang di film-film dan bisa nyemplung gitu yaaaaa.. #khayalantingkattinggi =))
Deletewhoaaaa :O asik banget itu berasa punya pribadi mah, mauuuu :D
ReplyDeletewah mbak Maee bisa bawa motor cowok gitu ? sangaaar :D
Iyaaaaaa.. persis!!! Air terjun pribadi. Kolam pribadi. Sungai pribadi :D
Deletewah seru juga ya, sampai lengkap foto dan gambarnya yg justru menjadi iri sya utk bsa mengunjungi tempat2 kaya gituan. masih banyak ya sebenarnya panorama alam di indonesia yg belum terjamah oleh manusia, saya yakin :))
ReplyDeleteSalah satu tujuan postingan ini kan emang untuk pamer, pamer keindahan Indonesia >:)
DeleteBangeeeet. Setiap sudut dinegeri ini sedang menanti para petualang untuk menjamahnya ;)
Air terjunnya kerenn.Ceritanya juga catatan perjalanan bangett :D
ReplyDeleteKantuntora?? Baru dengar nama ini, ato memang sayahnya yg g prnah tau... Tapi cerita t4 kaya gini yg bgs menurutku, cerita tentang t4 yg jarang diekspos media maupun dieksplor orang2.. :d
Ckck... Bener2 dah, indonesia msh menyimpan banyak t4 yg indah yg msh jadi misteri krn blum trjamah..
Makasiiiii :">
DeleteEh.. emang ada ya ceritanya yang bukan 'catatan perjalanan banget'?? jadi bingung saya :-/
Iya, Kantuntora. Aku gak tau juga artinya apa. Lupa nanyak. Tapi kata anak-anak kecil yang nemanin kami, namanya ya Kantuntora itu :D
Hayooookkk sama sama eksplor Indonesiaaaaa ;)
eniwey,. ini bahasanya sms banget yakk, disingkat-singkat gitu #nyindirmainanbaru :p
Buuu kenapa gak kabr² kan enak bisa ngajak aku Buu # Ups :D
ReplyDeleteEh ternyata Kak Armae bisa naik sepeda cowok toh, matep tuh,,
Tidaaaaaaaakk.. jangan panggil saya Ibuuu X-(
DeleteLebih enak bawa motor cowok daripada bebek kang. ;)
@_@ mupeng. kyaaa
ReplyDeleteAnda mupeng saya senang >:)
DeleteHuaaaa... fotonya kurang banyak mbak... hehehe :D
ReplyDeleteMau yang 300an foto itu di uplod semua??? kalo saya, tidak terimakasih :p
Deletewiiii tebingnya bagus yahh. suka deh..
ReplyDeletesayang jauh banget lokasinya :(
Kan sekalian jalan jalan keliling Indonesia Pungkayy.. masa' maennya cuma purwokerto-jkt ajaa??? :p
DeleteNah ini dia yang sy tunggu2 akhirnya datang juga.
ReplyDeletehha dan bener.. main air adalah hal yang permainan yang tidak pernah mati sepanjang masa juga :D
*kecuali buat yang fobia sama air*
ehh emang ada?
Subhanallah emang :)
Dan rasanya sy pengen pergi liburan juga kalau gini..
Ahh masih ada MID -___-"
Doakan saya yah.hueee
btw itu foto naik motornya keren..
mirip sama tukang ojek deket rumah sy loh. *KABURRRRR*
Gak bisa bayangin orang yang phobia terhadap air. Dia gak pernah mandi donk seumur hidup :))
DeleteMID??? Makanan apa itu Uchank?? :p
Hyyaaa.. tukang ojek katanyaaa.. *jitak Uchank* X-(
beuhhh asli keren banget pemandangannya!!!
ReplyDeleteiya lah.. kalu gak ikutan nyebur mah.. apalah artinya :p heheeh.. asli keren!
Kalo gak pengen nyebur mending gak usah datang sekalian kali yaaa... :D
DeletePengen liat ranjau daratnya :))
ReplyDeleteSensor itu kakaaaaakkk... I-)
Deleteaih air terjunnya hiks...jadi pengen nyebur deh. mana lagi panas di sini hehhee
ReplyDeleteAyoookk ngebur ke layar leptopppp :D
Deletepanas panas gini jadi pengen ikut nyebur juga di air terjun itu spt anak kecil itu, happy banget ^_^
ReplyDeleteBangeeeettt :D
DeleteKeren & seru mbak.. jadi pengen kesana hehe.. :D
ReplyDeleteAmazing.. :)
Berangkat doonk ;)
Deletewiiih, asik banget sih kayanya, jadi ngiri nih pengen ngerasai juga, wew :D
ReplyDeletepuas ya rasanya kl bisa ngabisin libur di alam terbuka :D
Puass banget. Apalagi kalo main air :D
Deletewah indah banget, saya belum pernah kesana dan ingin kesana
ReplyDeleteSaya baru sekali kesana :">
DeleteKunci keberhasilan adalah menanamkan kebiasaan sepanjang hidup Anda untuk melakukan hal - hal yang Anda takuti.
ReplyDeletetetap semangat tinggi untuk jalani hari ini ya gan ! ditunggu kunjungannya :D
Terimakasih :)
Deletesalam gan ...
ReplyDeletemenghadiahkan Pujian kepada orang di sekitar adalah awal investasi Kebahagiaan Anda...
di tunggu kunjungan balik.nya gan !
Salam :)
Deletefoto rie naik mega pro mana? hoax ga yah :p
ReplyDeleteItuuu yang pakek motor biruu ituu. Di zoom dulu yaa mas fotonyaaa ;)
Deletewih tempatnya asik juga yah. Sungainya lumayan jernih dengan bebatuan yang masih besar-besar.
ReplyDeletejadi inget tempat wisata yang ada di daerah saya di Magetan. Tempatnya juga kayak hutan gitu. Trus pernah suatu ketika tersesat bersama beberapa teman di hutan itu. Nyaris tak bisa keluar, padahal saat itu udah mau sore hari. Wih horor banget he he.
Soalnya tempatnya emang masih bener-bener alami, masih jarang terjamah mas Fifin...
Delete:o Nyasar???
Serem euiyyy..
Tersembunyi..wah malah baru tau aku dgn lokasi ini...hasemm....salut deh buat Mbaknya.....Indonesia gtu loh...
ReplyDelete>:)
DeleteJarang-jarang nih ada tempat yang aku tau tapi mas Adit gak tau. Seneeeeng bangeeeeeeetttt :D
Bahagia bukan milik dia yg hebat dalam segalanya, namun dia yg mampu temukan hal sederhana dlm hidupnya dan tetap bersyukur.
ReplyDelete*lagi ngebayangin maee bawa MegaPro
ReplyDeletewew... :p
Gak usah dibayangin. Itu kan udah ada fotonyaa ;)
DeleteUdah lama nggak mampir kesini.. Apa kabar ar? Sehat? Gimana di Dompu? Betah?
ReplyDeleteKayaknya kok tempatnya terpencil banget ya ar? Kalo nggak pake guide bisa ketemu nggak tuh tempatnya? :-S
lama gak main ditempatnya mas Tri jugak. Hihi.. Aku alhamdulillah baik mas.. Betahh jugaa di Dompu ;)
DeleteWahh.. kurang tau yaa. Tapi memang penunjuk arahnya gak ada. Tapi di dusun Woko Atas situ, gak sulit kok nyari orang yang bisa dimintai tolong untuk ngantar...