Hujan
Jumat 13 April 2012
Jendela kamar 205, Kalaki Beach Hotel, Bima, NTB
Sambil lihat laut dengan hujan yang teramat deras...
Jadi ingat saat-saat dimana dulu aku sangat menggemari laut
Lengkap dengan deru ombaknya yang senantiasa berlarian tak kenal lelah
Alirannya yang tenang namun kadang menghanyutkan
Hingga garis yang terbentuk olehnya, sebatas luas mata memandang
Cantik
Ditambah rintik hujan yang mewarnai permukaannya
Titik-titik lembut yang bahkan jauh lebih indah dari corak batik nomor satu sedunia
Aroma tanah basah menguasai ruang penciumanku
Ahh, aku juga sangat suka ini
Harum, yang sungguh tak memabukkan
Namun terkadang membuat sakau
Serta gemericik air yang memenuhi ruang dengar
Seolah menjadi backsound paling menenangkan
Untuk sebuah hati yang sedang rindu
Yeah,. aku sedang merindukan sesuatu
Namun entah mengapa
Seolah seluruh alam memaksaku untuk membuat suatu pengakuan akan rasa rindu itu
Padahal aku yakin
Kalau sebenarnya merekapun telah tau
Bahkan mungkin jauh sebelum hati ini punya cukup keberanian untuk menyadarinya
Tetap ada batas dalam rasa
Yang mungkin hanya akan jadi bumerang jika tak terucap
Heiyy, bukit
Laut
Ombak
Tanah
Hujan
Dan kau hijau yang juga tak ingin kalah memenuhi batas ruang penglihatanku,
Maukah kalian mendengarku?
Tak ada pilihan,
Tapi aku percaya kalian mengiayakannya
Hmmm...
Darimana harus memulai ya...
Ah... Bingung
Yasudah, kalian mendengarkan saja ya,
Karena aku ingin berbicara dengan Sang Pemilik Hati
;)
*Sedang merindukan 'pangeran berkuda putih', yang bahkan sosoknya pun mungkin masih belum ku kenal sama sekali saat ini. Kira-kira sudah sampai dimanakah gerangan dia? Hihihi :">
Jendela kamar 205, Kalaki Beach Hotel, Bima, NTB
Sambil lihat laut dengan hujan yang teramat deras...
Jadi ingat saat-saat dimana dulu aku sangat menggemari laut
Lengkap dengan deru ombaknya yang senantiasa berlarian tak kenal lelah
Alirannya yang tenang namun kadang menghanyutkan
Hingga garis yang terbentuk olehnya, sebatas luas mata memandang
Cantik
Ditambah rintik hujan yang mewarnai permukaannya
Titik-titik lembut yang bahkan jauh lebih indah dari corak batik nomor satu sedunia
Aroma tanah basah menguasai ruang penciumanku
Ahh, aku juga sangat suka ini
Harum, yang sungguh tak memabukkan
Namun terkadang membuat sakau
Serta gemericik air yang memenuhi ruang dengar
Seolah menjadi backsound paling menenangkan
Untuk sebuah hati yang sedang rindu
Yeah,. aku sedang merindukan sesuatu
Namun entah mengapa
Seolah seluruh alam memaksaku untuk membuat suatu pengakuan akan rasa rindu itu
Padahal aku yakin
Kalau sebenarnya merekapun telah tau
Bahkan mungkin jauh sebelum hati ini punya cukup keberanian untuk menyadarinya
Tetap ada batas dalam rasa
Yang mungkin hanya akan jadi bumerang jika tak terucap
Heiyy, bukit
Laut
Ombak
Tanah
Hujan
Dan kau hijau yang juga tak ingin kalah memenuhi batas ruang penglihatanku,
Maukah kalian mendengarku?
Tak ada pilihan,
Tapi aku percaya kalian mengiayakannya
Hmmm...
Darimana harus memulai ya...
Ah... Bingung
gambar pinjam dari chocapuccino.blogspot.com |
Yasudah, kalian mendengarkan saja ya,
Karena aku ingin berbicara dengan Sang Pemilik Hati
;)
*Sedang merindukan 'pangeran berkuda putih', yang bahkan sosoknya pun mungkin masih belum ku kenal sama sekali saat ini. Kira-kira sudah sampai dimanakah gerangan dia? Hihihi :">
ternyata rindu mae, rindu tak bertuan..#azze..
ReplyDeletemerindukan ssorang tapi orangnya blum dknal sama sX..ahaiii
HWahaha.. bener banget nih Yura. Rindu tak bertuan. Sippp :D
DeleteHai Kak Armae, gimana kabarnya lama nih gak main2 kesini...
ReplyDeleteDisini juga hujan Kak, tapi sayang gak ada laut andaikan ada pasti akan ada sebuah cerita tentang rasa rindu dan cinta hehehe :D :D
Emang Kak Armae sekarang sudah gak suka sama Laut ya Kak ??
Halooo kang Sofyan. lama tak jumpa juga nih. Apa kabar?
DeleteSekarang, sedang belajar untuk kembali menyukai laut. Dulu sukak banget, trus gak sukak sama sekali. Hehe
Hujan memang selalu sukses bikin melankolis dan kangen sesuatu sih. :D
ReplyDeleteAhaaha.. melankolis. Sepertinya itu kata-kata yang sangat pas untuk menggambarkan situasi saat itu ;)
DeleteWow kental sekali rasa rindunya...
ReplyDelete=)
Sekental susu kental manis tak??? :))
Deletesek tah.... iki gawe sopo ma.... jangan jangan buat si itu..... inisial 23 itu? #whoops
ReplyDelete:)) Untuk seseorang yang, gak ngerti, aku udah kenal ato belum
DeleteInisial 23? entahlahh... :p
kangen dia nih....
ReplyDeleteDia yang namanya tak bisa disebut... :p
Deletehahaha rie sama donk kita,merindukan pangeran berkuda putih datang dngn membwa setangkai mawar..*plak ngayal.eh bait2nya keren rie.aku suka suka
ReplyDeleteberkhayal lah kak Tia, selama mengkhayal itu masih belum dilarang. Heheheh...
DeleteTerimakasihhh :">
mungkin dia lagi curhat juga pada Sang Pemilik Hati,
ReplyDelete`ah, semoga...
Ah... semoga ;)
Deletewahai pangeran berkuda putih,segeralah datang ada yang merindukan mu:)
ReplyDeleteaaaaamiiiiiinnn :">
Deletewuih...lagi galau kah mbak???
ReplyDeletesmangat smangat!!!^_^
Tidak, saya hanya merindu #ehh :">
Deletewuih yg lg merinduuu...
ReplyDelete:P
dikiiiitttt... =))
Deletembakk kalau merindu jangan sampek tumpah banyak yah gulanya eh galaunya :D
ReplyDeleteEhh.. emang galau sama rindu itu sama ato beda sii?? jadi bingung sayahh :-?
Deletewew... adakah perasaan yang menggugah sensasi jiwa selain rindu :-?
ReplyDeletedan sepertinya hujan kali ini telah membuktikannya :P
Assssikkkk... keren nihhh :-bd
Deletehujan kalau di daerah seperti NTB bagaikan berkah yah, tapi kalau di jakarta hujan bikin macet krn banjir
ReplyDeleteyang aku tau hujan itu selalu berkah. Kalo yg menganggap itu bencana, berarti beda sudut pandang ;)
Delete*Sedang merindukan 'pangeran berkuda putih', yang bahkan sosoknya pun mungkin masih belum ku kenal sama sekali saat ini. Kira-kira sudah sampai dimanakah gerangan dia? Hihihi :" <<--- Di Jogjakarta...
ReplyDeleteOOt: Kalo Jeja Petualang adalah Riyanni Djangkaru, maka kalo Webblog adalah Rie Ramadhani..cmiiw
:o Serius di Jogja??? hwaaaa... sampaikan salamku padanya yaa mas Adit. Sapa tau ketemu di Jogja. Bilang kalo aku tunggu di Dompu ;)
Deletedhe juga sering mendadak merindukan dia mae.. sang pangeran yang bahkan bayangannya pun belum pernah dhe lihat sebelumnya, sang pangeran yang ntah saat ini sudah mulai berjalan atau belum ke arah dhe.. merindu dia yang tak kasat mata, merindu dia yang dijanjikan olehNya memang indah yaaa.. sukaa dengan hujannya mae, sukaa dengan curhat yang diberi sentuhan puisi.. ^_^
ReplyDeleteohya, aroma tanah yang basah karena hujan itu disebut petrichor..
:">
DeleteTernyata gak cuma aku yaaa yang merasakannya. Sukaaaakk deh banyak temennya. Hihihi...
Petrichor, aku juga sukak banget dengan nama itu. Cantik ;)
sudah sampai didekat hatimu,cuma kamu belum sadar akan semua itu
ReplyDeleteIyakah???
DeleteYah, semoga aku segera menyadarinya ;)
lihat fotonya jadi inget dulu pas msh tinggal sendirian, selalu seperti teddy bear itu kalau lagi hujan ^_^
ReplyDeleteHwiii... iya kah? So sweeetttt :D
Deletee cie yang lagi kasmaran... ihiy... :P
ReplyDeleteLohh lohh.. siapa siapa siapa??? :))
Deletehujan2an gak disana?:)
ReplyDeleteMaunya... Tapi enggak jadi. Gak bawa baju gantiii.. hehe *ngeless*
Deletewah enak bner disana! liburan kesana sempet gk ya
ReplyDeleteDisempatkan donk ;)
Delete... Yeah,. aku sedang merindukan sesuatu...
ReplyDeleteSesuatu atau seseorang hayooo? Huihihihi...
Gimana, Mae? Betah? Menyenangkan? Nikmatlah rindumu, Mae :)
Yayy.. ada temennyaaaaaa :five5
DeleteAlhamdulillah betah. Menyenangkan bangeeettt. Dan sedang sangat-sangat menikmati rindu :">
pantesan bulu mataku ada yg jatuh bebrapa hari ni...
ReplyDeleteAda yg kengen diriku rupanya #eh :p
:))
DeleteGe.er banget nih orang I-)