Setengah Perjalanan Pertama
26 Maret 2012
pict source |
Sesampainya di lokasi, loket-loket sudah mulai ramai. Namun
lokasi ujian praktek SIM A masih sepi. Bapak polisi yang biasanya menguji juga
belum datang, dan mobil yang disediakan untuk tes SIM masih berada di tempat
parkir. Hmm.. Sepertinya akan lama.
Kurang lebih 45 menit aku menunggu, hingga akhirnya ujian
praktek SIM A dimulai juga. Aku mendapat nomor urut ke tiga. Yah,. Lumayanlah,
setidaknya tak perlu mengantri terlalu lama. Begitu tiba giliranku, aku
langsung mengambil mobil milik om yang sudah ku persiapkan sebelumnya. Etape
pertama, kedua, ketiga, dan keempat lolos, dengan catatan sekali melakukan
pelanggaran. Tiba saatnya etape terakhir yakni tanjakan dimana itu merupakan
tempat aku gagal pada tes praktek sebelumnya. Sempat ada rasa takut, namun
untungnya hal tersebut tidak terlalu menguasaiku. Begitu aba-aba dari pak
polisi aku dengar, “Persiapan… Satu… Dua… Tiga… Jalan!!!”, aku langsung
menginjak gas sedikit lalu melepas kopling sambil menurunkan hand rem, dan
perlahan mobil yang aku kemudikan akhirnya berjalan dengan mulus tanpa kendala
berarti. Yeahhh… Aku lolos tes praktek!!! Alhamdulillah… :">
Kurang lebih jam 10.15 semua proses selesai dan SIM A sudah
ditangan. Aku langsung pulang untuk mempersiapkan diri, karena jam 11 aku harus
sudah berangkat menuju Juanda International Airport untuk melakukan perjalanan
ke Bali.
Sepanjang perjalanan Alhamdulillah lancar, tak ada kendala
yang berarti. Jam dua belas siang tepat, aku sampai di Juanda International
Airport. Setelah berpamitan dengan mama dan tante, akhirnya aku membawa
barang-barangku untuk masuk ke bandara. Tapi ternyata aku salah kamar!!!
Hassshh.. keliatan banget nih gak pernah naik maskapai garuda sebelumnya. :))
Begitu selesai urusan administrasi di bandara, aku langsung
menuju ke ruang tunggu. Sambil memberi kabar ke keluarga kalo aku sudah di
ruang tunggu, sedikit demi sedikit aku rasakan ada yang menetes dari mataku.
Hmmmm….
Apa ya,.. pastinya ada rasa takut, dan khawatir. Memang
bukan pertama kalinya aku pergi dari rumah, karena sebelumnya juga aku
melakukannya saat memutuskan untuk kuliah di Malang. Tapi ini berbeda. Sungguh
berbeda. Jarak yang cukup jauh, tak tau kapan bisa pulang, dan, sedikit
kekhawatiran tentang kebenaran dari pekerjaanku. Yah, wajar lah. Selama ini aku
hanya kontak langsung by phone, by short message, by email, tanpa pernah
bertemu langsung. Dari pihak keluarga pun tak ada seorang pun yang pernah
bergabung di NGO sebelumnya, yang membuat kekhawatiran itu semakin besar. Dan
satu hal yang juga menjadi penyebab utama aku mengeluarkan air mata saat itu.
Aku ingat tentang apa yang disampaikan mama, sesaat sebelum aku meninggalkan
rumah. Beliau bertanya, tentang pertanyaan yang bahkan aku sendiri tak yakin
untuk mampu mebjawabnya… Sambil memelukku, mama menanyakan hal itu tepat di
telingaku,
“Kapan kamu bisa dekat Nak???”
Yeah,.. pertanyaan itu berhasil membuatku menangis, saat itu
juga, saat dibandara, juga saat aku menuliskannya sekarang.
Dan hingga saat ini pun belum bisa ku temukan jawabannya… :(
*
Belum genap tiga puluh menit aku menunggu, ternyata
penumpang Garuda Indonesia untuk tujuan Denpasar sudah dipersilahkan untuk
masuk ke pesawat. Sesaat kemudian aku langsung mengangkut bagasi kabin ku yang
tak bisa dibilang sedikit itu, lalu berjalan agak jauh melewati lorong-lorong
yang akan mengantarku langsung ke badan pesawat. Perjalanan siang itu cukup
lancar. Sebotol kecil air mineral dan roti manis berisi selai strawberry serta
taburan kacang halus menemani perjalananku hingga tiba di Ngurah Rai
International Airport, Denpasar.
Begitu kunyalakan hp, ada sms masuk, beberapa dari orang
rumah, dan ada satu sms dari mbak Ira, salah seorang pegawai Plan yang juga
akan berangkat ke Dompu. Rencananya kami akan bertemu di bandara Ngurah Rai
ini, untuk selanjutnya bersama-sama melanjutkan perjalanan ke Dompu. Begitu aku
membaca sms beliau, aku langsung memberi kabar kalau aku sudah sampai di
Denpasar. Lima, sepuluh menit, tak ada balasan. Saat aku coba untuk telpon,
ternyata nomornya tidak aktif. Sepertinya mbak Ira masih di pesawat. Setelah
semua barang bawaanku lengkap, aku mengarahkan troli menuju pintu keluar. Tak
ada seorang pun penjemput yang membawa papan nama Plan Indonesia. Ada sedikit
kekhawatiran, akhirnya aku memutuskan untuk menunggu di luar pintu kedatangan
domestik.
Tiga puluh menit berlalu tanpa ada kabar sama sekali. Selama
itu pula, aku memperhatikan bagian bagian dari bandara yang tertangkap oleh
ruang penglihatanku. Ternyata bandara Ngurah Rai itu kecil yaa. Ku kira akan
megah seperti bandara-bandara internasional lainnya. Lalu kalau diperhatikan,
alurnya juga agak kacau karena jalur untuk penumpang yang datang dan akan
berangkat jadi satu. Kesannya ya semrawut, kacau. Tapi semoga hal ini tak akan
bertahan lama. Karena aku juga melihat kalau bandara ini sedang dalam proses
pembangungan. Kelihatannya sih pembangunan besar-besaran.
Sudah cukup lelah rasanya aku memperhatikan orang-orang lalu
lalang. Hingga akhirnya, ada telpon dari Mbak Ira, dan menanyakan apakah aku
sudah sampai di hotel.
Pastinya langsung kaget lahhh. Sedari tadi menunggu didepan
pintu kedatangan tanpa ada kejelasan, sekarang ditanyai sudah sampai di hotel
belum. Akhirnya aku ceritakan sesingkat mungkin tentang apa yang terjadi, lalu
aku mengikuti instruksinya untuk berjalan menuju tempat dimana mobil bisa
menjemput penumpang. Kalo gak salah sii namanya ‘Drop Zone’. Tau deh, lupa lupa
ingat soalnya. Hihi…
Begitu sampai di lokasi yang dimaksud, barulah aku bertemu
dengan orang yang membawa papan bertuliskan namaku. Tapi keterangan diatasnya
bukan Plan Indonesia, melainkan Adhi Jaya Hotel. Yakk.. aku salah perhitungan.
Ternyata yang menjemputku adalah pihak hotel tempat aku menginap semalam untuk
melajutkan perjalanan esok harinya. Pantas saja sedari tadi tidak melihat
tulisan Plan. Hihihi…
Begitu masuk ke mobil, akhirnya aku bertemu juga dengan
sosok yang selama ini hanya ku kenal lewat telpon, sms, dan email yang beliau
kirim: mbak Ira. Dan orangnya benar-benar diluar ekspektasiku. Jadi malu
sendiri deh. Disamping itu, tak hanya kami bedua yang dijemput oleh pihak
hotel, tapi tiga orang. Satu lagi adalah Pak Alex. Beliau ini, semacam Finance
Manager Plan Indonesia CO Jakarta. Whaoww.. Belum apa-apa sudah bertemu dengan
petingginya Plan. Bikin grogi aja nih. Untungnya mbak Ira orangnya easy going,
jadi yaaa bisa membantu mencairkan suasana laahh.
Tak butuh waktu lama untuk mobil sampai di Adhi Jaya Sunset
Hotel. Setelah menyelesaikan urusan administrasi yang aku gak tau sama sekali
itu apa, petugas hotel akhirnya mengantarkan kami ke kamar masing-masing. Aku
sekamar dengan mbak Ira, sedangkan pak Alex di kamar sebelah. Time to take a
rest.. Tapi ternyata tidak. Hahahaa…
Setelah selesai melaksanakan kewajiban yang tertunda, aku
dan mbak Ira segera keluar hotel untuk mencari taxi, untuk kemudian
mengantarkan kami ke Joger. Waktu kami tak banyak. Besok pagi kami akan
melanjutkan perjalanan ke Dompu, dan ini merupakan kali pertama mbak Ira
berkunjung ke Bali. Sebagai orang yang sebelumnya sudah pernah ke Bali walaupun
tak tau banyak tentang pulau itu, tak ada salahnya jika aku mengantar mbak Ira
jalan-jalan sebentar. Dengan delapan belas ribu rupiah saja, akhirnya kami tiba
di Joger dengan selamat. :D
wah rie dapet kerja dimana??slmaat yah, ditunggu crita2 selanjutnya :), penasaran ni kk
ReplyDeletewahhh.. kak Tia kayaknya ketinggalan cerita di postingan sebelumnya nihhh :p
Deletehehe..maklum lah riem akhir2 ini kk jarang BW makanya ketinggalan crita...soalnya sedikit sibuk di dunia nyata jadi dunia maya terabaikan :)
DeleteHihihi.. toss dulu kak, aku juga belakangan jarang BW nih.. :D
Deletepas lagi nulis postingan ini lagi dibali ya??atau udah nyampe dompu..
ReplyDeletePas nulis ini sudah di Dompu sayang, sudah beberapa malam disini :D
Deletewah selamat ya mbak.. udah mulai melangkah menuju karir yang didambakan sejak lama. Bahkan sampe pernah ditulis dalam blog juga.
ReplyDeletewah.. sampe deg degan juga sampe di bandara tapi ndak ada yang jemput.. hik hik..
klo ndak jadi bisa langsung pesen tiket becak pulang nih :)
Itulah mas, dulu waktu nulis di blog gak nyangka banget kalo apa yang aku tulis bisa jadi kenyataan. Subhanallah,. luar biasa sekali. :D
DeleteEmang sih kalau harus meninggalkan keluarga terutama ibu untuk waktu yang begitu lama apalagi jauh itu rasanya berat, ga betah atau pengen pulang. Tapi saya yakin itu awalnya saja yang barangkali butuh akan adaptasi terus kalau sudah terbiasa sih yaah tinggal nunggu kesuksesanya saja mbaak. Apalagi skrg udah jaman modern artinya kalo kita kangen ada relpon ataupun bertatap muka lewat layanan skype atau sejenisnya hehe..
ReplyDeleteBukankah keberhasilan itu akan melalui fase fase dulu dimana kita merasa berat utk di lakukan. Sukses ya buat pekerjaan barunya, insya Allah kalau ada niat baik hasilnya juga akan mengikuti menjadi baik juga :)
Terimakasih banyak kang Yayack atas petuahnya. Sungguh menjadi sebuah bekal yang sangat berarti untukku dalam memantabkan diri memulai langkah ini... :)
DeleteAkan ada dunia baru menantimu Rie :) Pinter2 bawa diri di perantauan ya... wish u luck and happy always..
ReplyDeleteDan aku tidak sabar untuk menyambut dunia baru itu :D
DeleteAkan ada dunia baru yang menantimu di Dompu Rie, pinter2 bawa diri di perantauan ya... wish u luck anda happy always :)
ReplyDeleteIyapss. InsyaAllah. Makasi banyak yaaaaa :D
DeleteAsiiiiiikkkk.... akhirnya ada cerita perjalanan lagi di sinii... :D
ReplyDeletedan, selamat yaaaa atas SIM A barunyaaa... :), tinggal SIM B nih yang belum dapat... :))
:)) SIM B nya menyusuul.. kan harus setahun punya sim A dulu baru bisa dapat sim B. Haahahaha
Deletemau dong ikutan ke balii. udah lama banget nih gak kesana. pengeeeennn... :D
ReplyDeleteMas Riu telat ngomongnyaaa. Aku udah berangkat duluan :p
Deleteyeee..asik lolos akhirnya, slamat mba mae....^^
ReplyDeleteIyaaa.. Trimakasih yaaaa :D
DeleteKalo di luar Jawa emang kecil bandaranya. Polonia Medan juga kecil.
ReplyDeleteGood luck buat kerjaannya.
Hihi.. iya juga yaa.. tapi ini kan bandara internasional. Harusnya lebih gede dooonkk :D
DeleteHehehe, di Juanda, Garuda barengan internasional yak masuknya...
ReplyDeleteCieeee, selamat ya mbak :)
Iyaaaa... dan aku baru tau kemarin ituuu... Maluuuu bangett deh. Katrok. :))
Deletesalut bener sma yg jemput, petingginya langsung cuy.
ReplyDeletetipikal atasannya kyaknya mantab tuw, menghormati dan menghargai org baru.
Hahaha.. bukan ngejemput itu mbakk Acci, mereka dari Jakarta emang mo ke Dompu jugak. Jadi barengan gitu deeh, ketemu di Bali :D
Deletesemoga betah disana ya
ReplyDeleteAamiinn :)
DeleteKerja di sana yaaa. Aku juga mau ke sana, ketemu temen yang tukang tattoo. :D Hayuk hayuk, ketemuan. ^^
ReplyDeleteWusss.. tukang tattoo.. temennya mbak Ayu nih keren keren yaa profesinya. Hihihi
DeleteKereeeeen :D
ReplyDeletecuma bisa melongo bacanya.
#ehlebaylucong
Iya lebay banget lu Chank :p
DeleteLama gak berkunjung kesini, eh, yang punya ternyata udah dapet kerja. Selamat Ya. Kabar baik :)
ReplyDeleteoia, Aku mau ngasih Award ni. Di cek disini aja ya http://bit.ly/H8ritD :)
Semoga kerjaannya berjalan lancar. Tambah pengalaman lagi. Tambah temen lagi :D
iyaa nih mbak Lia, long time no see yaa..
DeleteAamiinn.. Trimakasih doanyaaa :D
Semoga lancar dan sukses dengan pekerjaan barunya..jangan lupa di update blognya, ntar lupa lagi keasikan kerja hehe
ReplyDeleteHehhe.. smoga bisa tetep update mas. :D
Deleteinsya Allah bisa balik lagi ke Malang kerja dekat ibu :)
ReplyDelete:o Malang??
Delete