hidangan pembuka, bisa jadi strategi bisnis

Hidangan pembuka, atau istilah yang lebih keren adalah appetizer, berdasarkan kamus bahasa inggris yang aku punya, artinya adalah sesuatu yang dimakan atau diminum yang bertujuan untuk merangsang atau meningkatkan selera makan. Kalau berdasarkan ilmu yang aku dapat dari dunia perkuliahan, seingatku *ini seingatku, maklum, mahasiswa semester tua :P*, hidangan pembuka itu, selain untuk meningkatkan nafsu makan, juga ada tujuan lain, yakni memberikan ‘WARNING’ kepada saluran pencernaan kita, agar bersiap untuk bekerja *bekerja mencerna makanan maksudnya*. Dari meja perkuliahan juga, aku tau bahwa hidangan pembuka biasanya memiliki rasa yang asin atau gurih, dengan porsi yang tidak terlalu banyak. Kenapa gurih? Nahh,. Ini yang aku benar-benar lupa. Seharusnya ada alasan yang lebih ilmiah daripada sekedar “karena makanan yang memiliki rasa asin atau gurih itu dapat merangsang atau meningkatkan nafsu makan”. Kalau tidak salah, ada hubungannya dengan hormon serotonin didalam tubuh. Ehhh.. istilah apa itu??? Hmmm.. aku tidak mau membahas. Kalau ingin tau, kuliah saja di jurusan Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Oke??? Sip. Yang penting, poinnya adalah makanan yang gurih atau asin itu dapat merangsang dan meningkatkan nafsu makan. Tidak percaya? Coba saja sendiri.

Mungkin hidangan pembuka tidak terlalu populer di Indonesia karena memang sebagian besar pola makan masyarakat Indonesia, lebih sering mencampurkan segala jenis bahan makanan kedalam satu piring, serta menyantapnya sekaligus secara bersama-sama. Menurutku, tidak ada yang salah dengan pola makan yang seperti ini. Selain lebih simpel, gak ribet, juga pastinya lebih murah dari segi ekonomi. *Yakkk.. jiwa anak kos ku muncul juga ^^*

Lalu, apa hubungannya hidangan pembuka dan strategi bisnis???


Sebagai seorang anak kos, bisa dipastikan sehari-hari aku makan diluar. Kalaupun masak di kos, tidak lebih dari sekedar masak air untuk bikin susu atau merebus mie instan. Nahh,. Dari mencoba beberapa warung yang ada, lama-kelamaan aku mulai paham, ada beberapa warung yang dapat menyajikan makanan dalam tempo waktu yang singkat, ada pula yang membutuhkan waktu yang cukup lama, bahkan tidak menutup kemungkinan waktu yang dibutuhkan mencapai tiga puluh menit. Penyebab hal ini menurutku ada banyak faktor, selain karena memang proses pengolahan makanan yang lama, juga tenaga pemasak/pegawai yang kurang, perlatan yang tidak memadai, juga kondisi warung yang ramai pengunjung. Ada beberapa warung, yang sampai saat ini aku cap sebagai warung yang proses menyiapkan makanannya cukup lama, diantaranya adalah Warung Steak and Shake (di Malang, di jl. Sukarno Hatta) dan satu lagi adalah Warung Iga Bakar (letaknya juga di Malang, di jl. Besar Ijen).
gambar pinjam dari sini

gambar pinjam dari sini
Bukan bermaksud menghakimi kedua warung tersebut. Karena walaupun penyajiannya lama, aku tidak keberatan jika harus kembali makan di warung itu. Kau tau kenapa? Karena memang makanannya enak dan disajikan fresh from the oven. Menurutku makanan seperti ini jauh lebih aman dan layak *baik dari segi kandungan gizi maupun rasa*, jika dibandingkan dengan makan di warung lain yang masakannya sudah matang kemudian dipajang di etalase. Tapi, untuk makan diwarung-warung tersebut *yang penyajiannya lama*, ada strateginya.

Biasanya, diwarung semacam itu, ada menu lain selain menu utama yang disajikan. Contohnya saja kentang goreng atau tahu crispy. Nahh,. Biasanya, aku memperlakukan menu-menu ‘kecil’ semacam ini sebagai hidangan pembuka. Memang menurutku sebenarnya makanan tersebut tidak disajikan sebagai hidangan pembuka, melainkan sebagai pendamping hidangan utama. Tapi, tidak ada salahnya juga kan berpikiran seperti itu???

Cara seperti ini terbukti ampuh. Sambil menunggu hidangan utama datang, aku biasanya menikmati kentang goreng atau tahu crispy terlebih dahulu. Porsinya yang tidak terlalu banyak dan rasanya yang gurih dan cenderung asin, sepertinya pas jika dijadikan sebagai hidangan pembuka. Ditambah lagi, entah kenapa kalau di dua warung tersebut, kentang goreng dan tahu crispy selalu matang lebih dulu dan disajikan lebih dulu. Mungkin karena memang proses pengolahannya yang tidak rumit kali ya…
Bukan hanya sekali dua kali aku melakukan hal ini. Dan bersyukurnya, setiap kali melakukan hal ini, hidangan pembuka ala diriku tersebut selalu habis tepat sebelum hidangan utama datang. Well, daripada menahan lapar hanya untuk menunggu hidangan utama, mengapa tidak mengisi perut sambil mempersiapkan si lambung???

Setelah terlalu sering melakukan hal serupa, belakangan aku jadi berpikir, mungkin memang hal ini lah yang diinginkan oleh pemilik warung. Menyediakan menu lain disamping menu utama, untuk ‘mengecoh’ pembeli karena proses persiapan hidangan utama yang lama, sekaligus menjaga agar pembeli mau kembali datang ke warung tersebut. Aku sendiri sebenarnya tidak tau pasti, dan hal tersebut hanya perkiraanku saja. Tapi jika memang memungkinkan, mengapa tidak dibuat demikian. Toh tidak ada salahnya menyiapkan hidangan pembuka di sebuah warung. Selain bermanfaat dari segi waktu, bisa jadi peluang untuk menambah pemasukan bukan?

Last,.. “jika memang memungkinkan, biasakan untuk mengkonsumsi hidangan pembuka *dan juga penutup*, karena selain bermanfaat untuk saluran pencernaan, hal ini menurutku juga bisa mengontrol jumlah makanan yang kita makan, setiap kali makan”… lagi-lagi, ini kata seorang dietitian wanna be.

*kalo ada lagi yang tanya artinya dietitian, sabar yah teman, nanti aku buatkan postingan tentang ini. Kalau malas menunggu, buka kamus bahasa inggris saja. Ada kokk ^^

Postingan ini diikutkan dalam kompetisi ADUK yang diadakan oleh Pak Dhe Cholik di BlogCamp ^^

Comments

  1. aku baru nyadarr....sesuai bidangnya... pantas banyak yang berbau-bau bergizi di sinii....#maaf yaaa ga nyambung komennya....

    ReplyDelete
  2. moga menang ya....btw, bepe tuh apa ya?

    ReplyDelete
  3. Neng .. gimana bisa sukses diet-nya kalo hobinya makan ?

    ReplyDelete
  4. mhm.. jadi laper baca postingannya *lho??*

    hehe

    goodluck ya kontesnya^^

    ReplyDelete
  5. mhm.. jadi laper baca postingannya *lho??*

    hehe

    goodluck ya kontesnya^^

    ReplyDelete
  6. Saya telah membaca artikel diatas dengan cermat
    Akan langsung saya catat
    Terima kasih atas partisipasi sahabat.
    Tak lupa saya mohon maaf atas segala kesalahan lahir dan batin. Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

    Dari Surabaya saya kirim salam hangat

    ReplyDelete
  7. Saya telah membaca artikel diatas dengan cermat
    Akan langsung saya catat
    Terima kasih atas partisipasi sahabat.
    Tak lupa saya mohon maaf atas segala kesalahan lahir dan batin. Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

    Dari Surabaya saya kirim salam hangat

    ReplyDelete
  8. sam : padahal sudah berusaha sesedikit mungkin pakai istilah yang berbau gizi.. hehe

    sang cerpenis : trimakasih.. sudah kujawab pertanyaanmu di blogmu kawan :)

    teh Ani : diet bukan berarti enggak makan. asal makannya 'tepat', sukses2 aja tuh. didukung olahraga juga yahhh *eaa.. jadi konsultasi gizi :p

    enno : enggak papa laper. mumpung belum bulan puasa. hehe..

    ReplyDelete
  9. trimakasih pak Dhe Cholik. Mae juga minta maaf kalo ada salah.
    semoga dilancarkan seluruh ibadahnya dibulan puasa :)

    ReplyDelete
  10. mungkin istilah olahraganya appetizer=warming up

    ReplyDelete
  11. terroriez : hmmmm.. boleh juga perumpamaan yang seperti itu :)

    ReplyDelete
  12. pinter juga sampai bentur istilah ilmiah segala hahaha di bikin bisnis buat buka lapak jajanan buka puasa aja tuh bsa untung... Moga sukses and marhabban ya ramadhan...

    ReplyDelete
  13. loh iga bakar nyampe malang juga toh.. *lama nggak makan disana*

    pengalamanku kalo makan di waroeng steak di jogja sih walaupun ramenya minta ampun tapi nunggunya nggak lama kok.. paling 15 menit juga udah selesai.. nggak tau deh kalo di malang, mungkin karena pekerjanya yang lebih sedikit.. saya juga sering pesen french fries saat makan disana. mulanya berpikiran kayak kamu biar french fries datang lebih dulu sambil nunggu hidangan utama, tapi ternyata cuma berselang 5 menit setelah french fries datang hidangan utama juga nongol..

    ReplyDelete
  14. Wah2 ada2 aja ya, strategi orang dagang?

    Ternyata itu toh sebabnya di balik lamanya service >_<

    ReplyDelete
  15. kalo di Palembang, penyajian di warung steak nya lebih cepet, kurang lebih sama lah dengan waktu kita bikin secangkir kopi panas (airnya ngerebus dulu).. #plak :P

    ReplyDelete
  16. kalau buka puasa gimana?apakah yang asin juga sebagai hidangan pembuka,setau ione dianjurkan makan yang manis^^&

    ReplyDelete
  17. yayack: tiba2 inspirasinya muncul gitu aja *suatu kejadian langak*.
    amiin, sama-sama yayack :)

    mas Tri: kalo disini lama banget, apalagi kalo pas jam rame misalnya habis maghrib gitu :(

    keven : selain yang kusebutkan diatas, banyak juga yang lainnya kok. tergantung masing2 tempat makan aja..

    dhe : enaknyaaa...kalo cepet gitu kemungkinan steaknya uda disiapin setengah matang.tapi hanya mungkin lo yaa :)

    i-one: seingatku kalo buka puasa, memang dianjurkan yang manis, tapi bukan manisnya gula. yang paling tepat sepanjang aku tau sih memang kurma :)

    ReplyDelete
  18. sama kayak di solaria yachh...nunggu pesanan datang bisa 30 menit heheheh....

    sukses utk kontesnya yachhh

    ReplyDelete
  19. kalau deket daerah kos saya ya WS tuh penyajiannya cukup cepat loh.
    klo saya sih nunggu hidangan utama suka ngegigitin sedotan dulu hhohho

    ReplyDelete
  20. Nia: baru sekali ke solaria, pas sepi pula, jadi gak sampe selama itu. hehe

    fiction: sama kayak aku nih sukaknya nggigitin sedotan :p

    ReplyDelete

Post a Comment

Speak Up...!!! :D

Popular Posts