aku benci klakson...!!!

Si Item, (Supra Fit warna hitam dengan stripping merah 100 cc keluaran tahun 2005) yang sudah menemaniku selama lebih dari lima tahun (dan semoga akan terus berlanjut), rasanya sudah tidak layak lagi untuk disandingkan dan ditandingkan dengan motor-motor jaman sekarang yang sudah penuh dengan variasi dan perbaikan. Kampas remnya, sudah tidak terhitung berapa kali diganti. Bahkan pernah sampai terbakar karena terlalu panas saat kubawa mendaki ke gunung Bromo, hingga poros velg belakangnya gosong dan warnanya tidak bisa kembali seperti semula. Rantainya, sudah pernah diganti sekali. Busi, antara 3-4 kali, aku lupa. Ban luar sih belum pernah diganti, tapi sudah mulai halus, terutama ban belakang. Beberapa waktu yang lalu, sempat mengganti cakram dan bearing ban depannya. Lalu ban dalam bagian belakang menyusul pula minta diganti. Pas mbengkel terakhir, orang bengkel bilang kalau air akinya hampir habis, tapi untung sudah diisi lagi. Spion sudah ganti tiga kali, sekali hilang, sekali patah karena jatuh, dan sekali karena yang lama kualitasnya tidak terlalu bagus hingga bayangan yang dihasilkan pun jelek. Kilometernya sudah tiga puluh delapan ribu lebih, dan beberapa waktu yang lalu kabel speedometernya pernah putus, tapi tidak lama kemudian langsung aku ganti dengan yang baru. Tapi kalau masalah klakson, aku berani adu nyaring dengan motor baru sekalipun. Kenapa? Karena memang jarang sekali ku pakai.

Entah kenapa, sejak dulu aku tidak suka membunyikan klakson. Sangat tidak suka, kecuali pada saat-saat yang sangat mendesak dan sangat diperlukan, terutama bila berhadapan dengan kendaraan-kendaraan besar yang benar-benar tidak mau kalah dengan ‘rakyat jelata’. Jadi bisa dipastikan, aku sangat jarang—seminggu sekali pun belum tentu—membunyikan klakson, apabila sedang didalam kota *karena biasanya bertemu dengan kendaraan besar hanya pada saat perjalanan dari Malang ke Gresik atau sebaliknya.

Well,. Kalau aku tidak suka menggunakan klakson motorku, bisa kamu tebak kan bagaimana reaksiku kalau mendengar ada bunyi klakson?


Mungkin aku akan sedikit emosi, atau lebih parah kalau sampai marah, dan klimaksnya adalah menangis karena takut, jika mendengar bunyi klakson di tempat yang ‘tidak seharusnya’. Sampai seperti itu kah? Ya,.. memang benar seperti itu. Tapi untuk yang terakhir, memang jarang sekali aku alami. Namun sayangnya, malam ini aku mengalaminya.

Tadi, sekitar jam 7 malam, saat aku keluar bersama si Item, untuk membeli bakso di salah satu warung bakso favoritku didaerah Galunggung (Malang), aku sempat mengalami hal yang berhubungan dengan klakson yang hampir hampir saja dengan sukses membuatku menangis. Tapi itu hanya hampir kawan,..

Warung bakso yang aku maksud, lokasinya dekat dari perempatan Galunggung. Namanya Bakso Gong. Sedikit informasi saja, jika dari arah kosanku (sekitar Universitas Brawijaya), aku harus melewati lampu merah di perempatan Galunggung dulu dan berjalan lurus saja, dan warung bakso yang aku maksud ada disebelah kanan jalan.

Dalam perjalanan menuju bakso Gong,..
Setelah aku melewati perempatan, aku mulai menekan tombol untuk menyalakan lampu sein kanan, setelah itu, aku juga secara perlahan mengambil posisi di sebelah kanan, hampir melebihi batas marka jalan. Karena kendaraan dari arah berlawanan cukup banyak, otomatis aku memperlambat laju motorku. Sempat bingung juga, karena dari spion sebelah kanan, aku lihat masih saja ada motor yang ingin mendahuluiku dari sebelah kanan. Aku perhatikan, motor itu sempat agak bingung untuk memposisikan diri, antara menyalipku dari kanan, atau dari kiri. Namun tak lama, akhirnya motor itu menyalipku juga dari sebelah kiri. Nah, ternyata, dibelakang motor itu ada mobil, aku lupa mobilnya apa, pastinya mobil lama berwarna merah marun, mungkin sejenis carry atau esspass begitu, aku tidak terlalu memperhatikan, yang tiba-tiba mengklaksonku berkali-kali. Memang kuakui, jalan raya disana agak sempit. Tapi dengan motorku yang sudah hampir melebihi marka jalan, kukira space disebelah kiriku masih cukup untuk mobil itu lewat. Aku tidak tau kenapa supir mobil itu bersikap seperti itu. Pastinya aku tidak bisa langsung menyebrang saat itu juga, karena kendaraan didepan masih banyak. Akhirnya, dengan sedikit emosi bercampur kaget, aku lajukan motorku hingga melewati warung bakso, lalu saat ada celah, aku memutar balik motorku. Ternyata tidak berhenti sampai disitu. Setelah aku putar balik, supir itu kembali mencaci maki dengan omongan yang sangat tidak sopan. Dan aku yakin, orang-orang disekitar sana dapat mendengar teriakannya.

Jujur aku shock. Aku tidak tau ada apa dengan orang itu. Aku sendiri merasa apa yang aku lakukan sudah cukup benar, setidaknya menurutku. Aku tidak mendengar dengan jelas apa yang dikatakan orang itu. Pastinya dia berbicara dengan bahasa jawa yang kasar dan keras. Aku marah? Iya. Aku dongkol? Iya. Aku sampai menangis? Tidak, hanya hampir. Hampir saja. Tapi berhubung aku harus segera membeli bakso, aku tidak sampai hati untuk menangis.

Ini semua gara-gara klakson!!!

Aku orangnya mudah sekali terkejut. Hal-hal kecil yang tidak pentingpun bisa membuatku terkejut. Bunyi sms, suara orang mengetuk pintu, bunyi telepon bordering, bahkan bila ada sesuatu yang terjatuh pun aku pasti akan sangat terkejut. Pernah juga kapan hari, aku meminjam helm teman yang roda pemutar kaca depannya sudah aus, jadi terkadang kaca depan yang sudah dibuka, akan menutup dengan sendirinya. Dan kau tau? Aku beberapa kali terkejut olehnya, oleh kaca helm yang mendadak menutup sendiri. Aku memang merasa, perasaan terkejut ini agak kelewatan dan tidak normal jika dibandingkan dengan orang lain. tapi tidak perlu terlalu dipermasalahkan menurutku.

Bagaimana dengan bunyi klakson? Bunyi klakson adalah salah satu hal yang paling sering membuatku terkejut. Jangankan bunyi klakson dari kendaraan lain, pada saat aku membunyikan klakson kendaraanku sendiri, tak jarang juga aku terkejut dibuatnya. Aneh??? Sangat.
pict taken from here
Tapi terlepas dari terkejut atau tidak, aku memang tidak suka membunyikan klakson. Beberapa waktu yang lalu, salah seorang sahabat blogger, Tante Hani, pernah membuat postingan tentang membunyikan klakson untuk pengguna jalan yang nyetir sambil menggunakan Hp. Sebenarnya aku setuju sekali dengan pelarangan atau apapun istilahnya untuk menggunakan Hp pada saat berkendara. Tapi dengan membunyikan klakson pada orang tersebut? Enggan rasanya. Sekalipun untuk maksud yang berbeda.

Karena aku merasa, orang yang membunyikan klakson terlalu sering adalah orang yang tidak sabaran, orang yang tidak tau sopan santun, serta orang yang paling mau menang sendiri.

Comments

  1. Bener banget. Dari klakson kita bisa ngejudge ikap mereka. Nggak sabaran. Aku juga benci suara klakson. Meskipun ga sampe nangis, hehe. Untung ya kamu di malang, kalo di Jakarta bisa nangis tiap hari.. hehehe...

    Kamu phobia atau gimana?

    ReplyDelete
  2. mae kalo perawatan motor jangan nunggu jebol lah ya.. ini tips dari aku untuk perawatan motor:

    1. ganti oli setiap 2.000-2.500 km
    2. ganti busi setiap 4.000 km
    3. ganti kampas rem setiap 10.000 km
    4. ganti filter udara, ganti oli rem, ganti oli shock setiap 16.000 km
    5. ganti gear dan rantai roda, ganti damper set, ganti battery, dan ganti ban setiap 24.000 km

    mudah-mudahan awet kalo perawatan berkala seperti itu dan mudah-mudahan nggak trouble di jalan.

    kita juga sama nih nggak suka dengan yang namanya bunyi klakson. di surabaya ini rame dan tiap hari macet, tapi masih banyak aja yang klakson2.. udah tau juga macet.. trus kadang waktu di lampu merah, sekarang kan banyak tuh yang belok kiri nggak boleh langsung. tapi mobil/motor di belakang klakson2 biar saya minggir atau disuruh menerobos.. bikin emosi aja, kalo udah gini mending motor dipalangin dan mesin dimatiin. mau dimaki ya saya ladenin.. saya rasa sudah banyak sekali pengguna jalan yang egois main klakson2 sembarangan tanpa mengerti kondisi orang lain.. orang nyeberang lewat zebra cross juga di klakson2.. buseet dahh, minta dilempar batu bener..

    ReplyDelete
  3. bukan phobia alvi, cuma kalo denger klakson yang gak aturan kan kaget, trus panik, trus takut juga. nahh,. sebenernya aku tuh lebih sering nangis karena takut daripada sedih. hehe :)

    mas Tri Setya: setuju bangettttt sama komennyaa. dan saran buat perawatan?? wewww,. berguna banget ituu. harus dicatet tuhh. apalagi si Item gak ada yg ngurusin selain aku, jadinya musti sedikit banyak tau juga tentang motor. trimakasiiii,.. trimakasiiii atas infonyaaa :)

    ReplyDelete
  4. saya juga g suka, trutama dari klakson mobil dan kendaraan roda 4 lainnya. padahal naik motor juga udah minggir, eh malah diklakson, jadi kaget deh! apalagi saya ini gampang kagetan juga!! sebel!

    ReplyDelete
  5. saya sering di gitukan sama pengemudi lainnya,,entah apa maksudnya mereka membunyikan klaksonnya,padahal aku sudah berada dijalan yang benar,,kadang orang yang membunyikan klakson terburu² atau lebih mementingkan sendiri contohnya merasa benar sendiri...

    ReplyDelete
  6. tiiiiiiiiinnnn...!

    ah, maaf salah pencet (lantaran bingung mau komen apa) :D

    ReplyDelete
  7. kalo aku, kalo emang posisiku udah bener, dan emang aku nggak salah, pas ada yg nglakson sampe berapaa kaliii pun, nggak akan aku gubris. malah biasanya aku sengaja membuat mereka dongkol. hahahhah

    pernah ma'e, di perlimaan petro dari arah kantor pos mau ke usman sadar, jalurku udah bener di dalam garis marka. nah, tiba2 ada mobil dari sebelah kiri mau lewat, karna emang kan kalo belok kiri langsung aja tuh. tapi tau kan, disitu banyak becak yg mangkal jadinya makan bahu jalan. mobilnya ngotot, nglakson2 mulu. tapi karna aku emang posisi motornya nggak nglewatin marka, aku diem aja, cuek. dia ngebel terus sampe orang sekitar pada ngeliatin. bodo amat.

    jangan takut kalo kamu benar kawan. huehehhe :D

    ReplyDelete
  8. Tante mengelakson biasanya di dekat kendaraan orang yg sibuk main hape dear... Tapi kalo dia gak maen hape tante jarang ngelakson...

    ReplyDelete
  9. ga suka klakson?? itu idem banget dg suamiku. Ia bisa sebel habis dg si pembunyi...:)
    by the way, tu motor dah sering diajak piknik ya??hebat2x,..:D

    ReplyDelete
  10. aku juga kesel banget sama klakson..!!!
    apalagi di jakarta...
    udah macet... pusing.. capek.. eh.. malah ditambah klakson yang sahut menyahut. -___-"

    ReplyDelete
  11. pipit: ahaaa.. kita senasib kalo gitu mahhh.. :)

    bang Adhi: brisiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiikkkkkkk!!!!! :p

    mr gigh: oke oke. aku gak takut. tapi aku kaget dan sebel. hahahaa *ngeles :p

    btul banget tuh kang Sofyan *manggut manggut*

    tante Hani: ohh,. gitu ya tante,. baguslah kalo begitu :D

    kenia: nggaaakkk.. cuma sini-sini aja kookkkk.. hehe *tapi bo'ong*,. tapi blum pernah keluar jawa timur kok. beneran deh. jadi masi deket kaann ;)

    susie: ngebayangin aja gak sanggup kalo musti hidup dijakarta. trimakasih sudah diperingatkan -_-"

    ReplyDelete
  12. @Adhi Glory: bang Adhi berisiiiiiiiikkkkkkkk :p

    ReplyDelete
  13. aduuh kamu.. kenapa lagi sering cerita dijahatin keadaan sih. hehe :)

    ReplyDelete
  14. @Pungky:bukan dijahatiiiinn.. tapi curcool, hehe :p

    ReplyDelete
  15. si armae masih wajar, benci klakson karena alasan yg masuk akal, dan sepertinya qt di sisi yang sma.

    lah, sya. sya benci sirine. suaranya benar2 bikin kepala serasa mau pecah, dan parahnya bawaannya pengen nangis klo dengar serine.
    jadi curhat dah. hahhaha

    ReplyDelete
  16. waduh penyakit apa ini... tutup aja udah telinganya pake apa ke biar engga kedengeran haha

    ReplyDelete
  17. Ya sering orang iseng membunyikan tlakson atau macet membunyikan tlakson.

    Bunyi tlakson adalah hal yg betul2 jarang aku dengar di malaysia, klo ada bunyi klakson berarti bener2 ada kesalahan.

    ReplyDelete
  18. sering kali memang banyak yang menggunakan klakson tidak pada tempatnya. akibatnya banyak juga yang dibuat kaget oleh klakson.
    malah saking kagetnya, ada kendaraan yang pernah keluar jalur karena kaget.
    untung saja bukan orang yang jantungan.

    tapi klakson itu juga penting. saya juga berapa kali tertolong oleh klakson.

    mungkin penggunaannya kali yang perlu diperhatikan. jangan berlebihan.. hehehe
    salam

    ReplyDelete
  19. @Accilong:wuih,. serem tuh. apa kamu trauma???

    ReplyDelete
  20. @Adittya Regas:hahaha.. pengennya. makanya tiap perjalanan jauh aku lebih sering bawa motor sambil dengerin lagu. asiikk deh gak denger klakson2 brisik ituu :)

    ReplyDelete
  21. @Baha Andes:wah.. menyenangkan skali. pasti disana lalu lintasnya lancar trus tertib ya, makanya orang pake klakson :)

    ReplyDelete
  22. @arman rahim:emang sih mas rahmah, boleh aja pake klakson. aku juga gak ngelarang. asalkan memang tepat waktu dan efektif :)

    ReplyDelete
  23. ditambah lagi ada yang ganti klaksonnya gan, kyk motor2 besar tuh... suaranya mirip terompet.... :)

    ReplyDelete
  24. Hiks... saya turut berduka... :|

    Bagus, jangan sampe Mae ikut membalas mencaci sopir itu. Biarkan saja. DOakan aja yang baik-baik. Hehe... :D

    Soal klakson, tampaknya saya agak berbeda dengan Mae. Saya sebenarnya gak hobi ngelakson, saya hanya ngelakson di saat yang diperlukan, seperti ketika di lampu stopan, mobil di depan saya tidak kunjung melaju (padahal lampu sudah hijau). Saya meyakini bahwa fungsi klakson adalah sebagai penanda keberadaan kita yang ditujukan untuk orang di depan kita. Jadi, fungsi klakson bukan untuk menyuruh orang di depan kita minggir.

    Ketika kita menglakson, sama saja dengan kita berkata, "Hei, ada aku di belakangmu!" kepada kendaraan di depan. Jadi, sebenarnya terserah kendaraan di depan mau minggir apa tidak, mau mempercepat lajunya apa tidak, karena bisa saja kendaraan di depan kita berpikir, "Oh, ada kamu ya, di belakang saya? Sabar ya, saya maunya pelan-pelan." Begitu. :D

    Kembali ke perihal diri saya, saya suka sebal juga kalo diklakson dari belakang, padahal saya sudah dalam posisi yang benar, di sebelah kiri lajur. Hobi saya adalah, membalas klakson dari kendaraan di belakang. :D Hahaha... jadi, ketika kendaraan di belakang saya menglakson saya, kadang saya balas dengan klakson juga. Kecuali jika memang posisi saya yang salah, saya tak akan membalasnya. :D

    Pernah terjadi, saya sahut menyahut klakson denga mobil di belakang saya sampe cukup lama. Dia klakson dua kali, saya klakson juga dua kali. Dia klakson sekali, saya klakson sekali. Hahahaha....

    ReplyDelete
  25. dhikx89: ahaha.. betul banget. itu malah lebih ngagetin lagiii :)

    halo Asop,. trimakasih atas komennya. hemm,. masuk akal juga yang kamu tulis yah, klakson bukan untuk menyuruh orang minggir, tapi sekedar memberi tahu. aku jadi berpikir lagi, berarti kemungkinan selama ini banyak orang yang salah kaprah donk dengan penggunaan klakson tersebut.

    aku bukannya anti, aku juga akan tetap menggunakan klakson, tapi ya sama kayak kamu, hanya pada saat-saat yang dibutuhkan.

    haha..kalo itu aku pernah tau, kelakuan beberapa temanku seperti itu. di klakson balas klakson. bikin yang nglakson pertama jadi bingung. baguuss.. baguuss... hehe

    ReplyDelete
  26. Nah kan ini malah ga suka klakson, tapi newpost jadi bisa dengar klakson?? :p

    Aku klakson deh, teeett teeettt teeett,, :))

    ReplyDelete
  27. emang kadang ngeselin klakson itu
    apalagi kalo sampe ada supir yg marah2.. ga jelas yg bener siapa, sudah sok2 aja

    ReplyDelete
  28. Di Jogja beberapa tempat yang banyak terdengar suara klakson adalah:

    1. Persimpangan di depan Gedung Agape UKDW.
    2. Jalan Mangkubumi tepatnya yang mendekati Stasiun Tugu.
    3. Jalan Gejayan tepatnya yang di dekatnya Pasar Colombo.
    4. Depannya Restoran Pelem Golek.

    Tempat dengan suara klakson terbanyak yang pernah saya dengar itu adalah di GKJ Rawamangun. Beberapa kali saya pernah merasakan tidak tahan dengan banyaknya suara klakson dalam satu kali ibadah Minggu pagi.

    ReplyDelete
  29. Di Jalan Trimo Jogja itu ada lajur dengan tulisan "Belok Kiri Jalan Terus" tetapi sulit belok kiri karena terhambat oleh para pengendara yang sedang berhenti karena lampu lalu lintasnya itu warna lampunya yang menyala masih merah, sehingga suka terdengar suara klakson.

    ReplyDelete
  30. Kalau naik kereta api lebih nyaman kalau jauh dari lokomotifnya karena tidak terganggu oleh suara klakson dari lokomotifnya tersebut.

    ReplyDelete
  31. Iya saya juga sangat tidak menyukai suara klakson sangat berisik. Coba kalau ke Singapura, Australia, Jepang, dan berbagai negara maju lainnya itu snagat tertib jarang ada bunyi klakson dan hampir tidak pernah terdengar sama sekali? support for u, kita sama-sama merasakan penderitaan bunyi klakson gila dimana-mana

    ReplyDelete
  32. Iya saya juga sangat tidak menyukai suara klakson sangat berisik. Coba kalau ke Singapura, Australia, Jepang, dan berbagai negara maju lainnya itu snagat tertib jarang ada bunyi klakson dan hampir tidak pernah terdengar sama sekali? support for u, kita sama-sama merasakan penderitaan bunyi klakson gila dimana-mana

    ReplyDelete

Post a Comment

Speak Up...!!! :D

Popular Posts