dualisme 'aku' dan aku
'Terkadang lebur, terkadang terpisah...
Terkadang bertolak belakang, terkadang pula justru saling mendukung...
Keduanya bukan hal yang tak mungkin disatukan, namun sayangnya sebagian besar lebih menyukai memilih salah satu antara "aku" dan aku...
Akan menjadi sulit jika tiba masanya "aku" adalah aku...'
namun saat ini, kesemuanya itu semakin mengarah pada terpisahnya "aku" dan aku
tak mungkinkah suatu ego itu menjadi baik?
tak mungkinkah hati nurani mengarah pada kenistaan?
ahh,.. lagi lagi menyangkal ucapan sendiri, 'dengarkan hati nurani manusia, karena fitrahnya manusia memang selalu mengarah pada kebenaran'
iyakah...?
atau... adakah tempat untuk toleransi diantara jarak yang memisahkan mereka?
"aku" kah, atau aku saat ini yang sedang memimpinku?
mengikuti angin salah...
mengikuti air pun yang sudah pasti arahnya, belum tentu tepat juga.
tanah,. tak akan hilang kemana
sedang api, akan musnah jika tiba masanya
hmmmmm,...
tapi jauh didalam sini, disini,
aku tetap ingin menyatukannya.
saat ego adalah hati nuraniku,..
saat kebenaran hati nurani menjadi egoku.
kapankah itu?
entahlah...
*orang cerdas akan memilih kata ganti "aku " (hati nurani) dalam berbicara, sedangkan orang bodoh lebih memilih kata ganti aku (ego; hawa nafsu) dalam berbicara -kumpulan aphorisme kecerdasan-
Lawang, balkon lt. 2, 9 mei 2011 pk. 7.33pm
"orang cerdas akan memilih kata ganti "aku " (hati nurani) dalam berbicara, sedangkan orang bodoh lebih memilih kata ganti aku (ego; hawa nafsu) dalam berbicara -kumpulan aphorisme kecerdasan"
ReplyDeleteplokk! plokk!
quote-nya cerdas nih... :D
iya bang,. keren banget tuh. aku dapet dari sebuah buku, dan didalemnya ada banyaaak banget perbedaan orang cerdas dan orang bodoh. cuma sayang, aku lupa judul bukunya, n buku itu sekarang sudah ku kasih ke adikku yang lagi sekolah di banjarmasin sono.. hassss... -_-'
ReplyDelete