Dixie

Walaupun sudah 5 tahun lebih tinggal di Jogja, sebenarnya referensi kuliner saya disini tidak terlalu banyak. Apa pasal? Karena Mas lebih suka masakan rumahan. Disamping itu terlalu banyak jajan diluar juga tidak bagus untuk kestabilan perekonomian keluarga. Persetan dengan update IG feed dan stories maupun WA yang mendulang banyak likes dan komen. Sungguh itu semua hanya kesenangan semu. 

Tapi ada satu cafe atau restoran yang sudah lebih dari tiga kali kami main kesana. Mencoba berbagai menu, menikmati life music di akhir pekan, serta menjamu beberapa kawan jauh yang menyengaja main ke Jogja karena satu dan lain hal. 

Dixie namanya. Lokasinya ada di Jl. Afandi/Gejayan, masih di dalam ringroad tapi sisi utara, sangat dekat dengan kampus UGM dan UNY. Sebenarnya lumayan jauh dengan tempat tinggal saya yang berada di Jogja bagian selatan. Tapi tak jarang kami menyengaja jauh-jauh kesana, memang untuk makan atau menikmati malam disana.

Dan malam ini pun sama. Dalihnya adalah mau mengecek saja, apakah Dixie masih buka ditengah gempuran pandemi #Covid19 serta menjamurnya cafe-kedai kopi kekinian yang hanya menyediakan 2 meja dan 4 kursi. Ternyata masih buka! Syukurlah.

Dixie ini menurut saya tempat makan dan duduk-duduk cukup unik. Pilihan menunya banyak. Saya dan Mas sudah beberapa kali kesana dan mencoba berbagai menu. Sejauh ini belum ada yang zonk sih, kecuali kami terkaget-kaget karena porsinya yang cenderung besar dan bikin kenyang! Tapi kalau dari segi rasa, belum ada yang mengecewakan. 

Saya sedang mencoba mengingat-ingat menu apa saja yang pernah kami pesan selama beberapa kali kesana. Ada cream zuppa soup, pasta (saya lupa jenis apa), hotpot lasagna (ini beneran satu porsi bisa dimakan berdua dan kenyang!), sup ikan (tapi lupa juga jenis ikan apa), pisang bakar coklat keju (ukurannya hampir sebesar kue tart --lagi-lagi bikin kenyang), berbagai macam olahan ayam dan daging sapi, dan lain sebagainya. 

Hmmm... I need a cup of caffein tonight, suara dalam otak saya begitu duduk di salah satu sofa di ujung ruangan dalam Dixie. Beberapa hari ini sungguh berat. Berat secara fisik maupun secara psikis. Harapan saya semoga sedikit caffein bisa menenangkan --atau malah bikin deg-degan dan ga bisa tidur semalaman. Haha...

Thanks Dixie, sudah menghadirkan Vanilla Affogato yang cukup berkesan. Manisnya benar-benar murni dari Ice Cream. Kombinasi plain vanilla ditambah espresso yang beneran ngopi banget. Sensasi yang tertinggal di mulut setelah menikmati minuman ini, bisa bertahan hingga beberapa menit selanjutnya. Pahitnya espresso cukup membangkitkan indra perasa saya, memanggil segala memori terkait dunia per-kopi-an, yang sudah lama saya tinggalkan. 

Menemani Affogato, saya juga memesan BBQ Chicken + mix vegetable + french fries. Komentar saya? Enak, rasanya cukup, gak berlebihan, porsinya juga pas karena tanpa nasi, jadi gak bikin kenyang banget.

Mungkin tidak murni karena Dixie nya, atau kopinya, atau remang-remang pencahayannya, atau diskusi mendalam terkait topik tertentu bareng Mas. Melainkan kombinasi dari kesemua itu. Saya merasa cukup nyaman malam ini. Beberapa beban di pikiran sedikit terlupakan, dan menjadi lebih tenang. Sepertinya efek caffein cukup berpengaruh. Jadinya pulang-pulang saya ingin menulis disini. 

Sudah itu saja. Selamat malam semuanya. Semoga senantiasa sehat dan bahagia, ya!

--

Dixie
Jl. Affandi No. 40 B, Santren, Caturtunggal, Depok, Sleman
Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
IG @dixiejogja
☎ 0274-560745 / 6

Comments

  1. Mantap. Dixie ini pertama buka ketika aku masih kuliah di jogja. Mungkin sekitar 15 tahun yang lalu. Luar biasa kalau masih buka sampai sekarang. Gak banyak cafe di jogja bisa bertahan sampai belasan tahun. Kukira sudah tutup.

    Dulu kafe lumayan elit begitu gak terlalu banyak di Jogja. Pernah mampir ke sana beberapa kali. Kalau pas lagi banyak duit. Hehehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huehee,. ternyata kak Rika juga penggemar Dixie. Setuju banget, ga boleh sering2 karena harganya lumayaaan. Wkwkwk.. Tapi sebanding lah dengan kualitas makanan dan minuman yang disajikan. Ditambah porsinya yang emang ga main-main, jadi kupikir cukup affordable dengan harga sekian itu.

      Aku juga sempat khawatir Dixie akan tutup. Entah mereka akan bertahan berapa lama lagi. pas kemarin kesana, lantai 2 sudah tidak beroperasi, mungkin karena efek covid. selain itu, berbagai menu juga banyak yang ditiadakan. Yah,. semua memang ada masanya.

      Delete

Post a Comment

Speak Up...!!! :D

Popular Posts