Kali Pertama Bersama Menstrual Cup



Peringatan: postingan ini sedikit-banyak membahas mengenai menstruasi/haid. Jika dirasa akan kurang nyaman saat membacanya, silakan close tab sekarang juga. ☺

Ini adalah artikel kedua terkait Menstrual Cup. Silakan klik disini untuk membaca artikel pertama.

Sebelum masa haid tiba, tentunya saya sudah sedikit banyak mencari tahu mengenai cara menggunakan menstrual cup. Mulai dari apa yang harus disiapkan, cara menyeterilkan, cara melipat, dan lain sebagainya. Hingga masa mempraktekkan apa yang saya pelajari tersebut telah tiba...

Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyeterilkan menstrual cup (selanjutnya saya akan menggunakan term 'mens-cup'). Caranya bermacam-macam, tapi yang paling memungkinkan dan mudah menurut saya adalah dengan merebus selama 3-5 menit. Saran saya, siapkan panci khusus untuk merebus mens-cup, atau gunakan panci yang sekiranya sudah tidak dipakai untuk kegiatan masak-memasak lagi. Pastikan air yang dipanaskan benar-benar mendidih sebelum memasukkan menstrual cup kedalamnya. Hal ini untuk menghindari menempelnya mens-cup pada bagian dasar panci, yang mungkin akan mempengaruhi bahan dari mens-cup tersebut. Bagian ini saya tidak benar-benar yakin sih, tapi ya saya ikuti saja.

Kedua, kita juga harus belajar terlebih dahulu bagaimana cara melipat mens-cup. Ada banyak pilihan, c-fold, 7-fold, punchdown fold, dan lain sebagainya. Saya sendiri memilih punchdown fold, karena berpikir itu adalah lipatan yang paling bisa menghasilkan bentuk mens-cup yang cukup runcing diujungnya, yang nantinya mungkin akan mempermudah saya untuk memasukkan mens-cup ke dalam lubang vagina.

fold
picture source
Proses sterilisasi sudah selesai, belajar lipatan juga sudah selesai, saatnya momen yang paling menegangkan: memasukkan mens-cup ke dalam vagina. Mmmmh,. hal pertama yang saya rasakan saat mens-cup menyentuh permukaan vagina saya adalah: PANAS. Iya,. sisa proses sterilisasi ternyata masih membekas cukup lama, dan akhirnya saya memutuskan untuk membilas mens-cup dengan air terlebih dahulu supaya suhunya turun. Oh ya, tak lupa mencuci tangan dengan air mengalir setiap akan menggunakan dan melepas mens-cup yaaa. Boleh pakai sabun, tapi perlu dipastikan untuk cukup tangan kita saja yang diberi sabun. Mens-cup nya tidak perlu sama sekali untuk dicuci dengan sabun.

Surprisingly mens-cup yang saya gunakan bisa masuk dengan mudah! Whowww... Saya tidak menyangka hal ini akan terjadi. Tapi kemudian muncul pertanyaan: Sedalam apa mens-cup harus dimasukkan? Ah, sepertinya ini yang terlupa tidak saya cari tau terlebih dahulu. Akhirnya saya masukkan sebisanya, dengan ujung bagian bawah tetap teraba, bahkan sedikit muncul di permukaan vagina. Pada saat mencoba berdiri untuk pertama kalinya, (saya memilih posisi jongkok saat memasang mens-cup), mmmmmhh,. ada rasa yang sedikit mengganjal. Tapi bukan di bagian dalam, melainkan sedikit di permukaan. Saya coba jongkok lagi untuk mencoba mendorong mens-cup supaya tertanam lebih dalam, tapi ternyata agak kesulitan. Jadi ya sudah, saya biarkan saja. Mungkin tubuh saya sedang beradaptasi.

Tidak lama setelah keluar dari kamar mandi, Mas ngajakin pergi ke toko kertas buat belanja bahan. Lha.. belum apa-apa sudah kudu keluar dan jalan. Aman ga ya? Sepanjang perjalanan hanya itu yang saya pikirkan. Saat duduk saya juga tidak berani bergerak terlalu banyak. Pas keluar dari mobil juga ngelihat jok dulu, takut kalau tetiba ada yang tembus dan lain sebagainya. Jalan juga masih coba pelan-pelan karena dalam posisi tertentu masih ada yang terasa mengganjal walaupun sedikit. Saya tetap berusaha beraktifitas senormal mungkin sambil tetap memberikan afirmasi positif pada diri sendiri. InsyaAllah aman ya...

Dalam perjalanan menuju pulang, perut saya bergejolak. Waduh, begini banget yak pertama kali pakai mens-cup. Barusan langsung diajakin keluar dan jalan-jalan, sekarang kebelet BAB. Trus ini mens-cup tetap dipakai atau dilepas yaa? Saya sudah sering baca kalau pakai mens-cup tetap aman kalau BAK, tidak perlu dilepas. Lah BAB? Sepertinya belum ada yang membahas. Errrrrr... Akhirnya saya putuskan untuk BAB dalam keadaan mens-cup terpasang. Pada akhirnya berhasil, walaupun jadinya saya tidak berani mengejan terlalu keras. Hehe...

Belakangan setelah menonton beberapa video di Youtube terkait mens-cup, perkara BAB ini memang berbeda-beda untuk tiap orang. Lebih disarankan untuk dilepas saja mens-cupnya kalau memang kita belum tau seberapa 'aman' mens-cup tertanam didalam lubang vagina. Tentunya kita juga tidak ingin saat BAB kemudian mens-cup terlepas lalu nyemplung di toilet dan tidak bisa tertolong. Kalau kejadiannya di rumah masih mending. Lha kalau sedang di toilet umum? Kita kehilangan mens-cup tanpa tau apakah sedang membawa cadangan menstrual pad atau semacamnya. Kan jadi masalah besar ditengah derasnya serbuan darah menstruasi. *Halah*

Saya memutuskan untuk melepas mens-cup setelah 5 jam pertama pemakaian. Lagi-lagi berbagai literatur menyebutkan lama penggunaan mens-cup akan bervariasi di setiap orang. Bisa jadi bergantung pada hari keberapakah menstruasi tersebut, lalu deras-tidak nya darah yang keluar, aktifitas yang dilakukan, dan lain sebagainya. Dari sini saya jadi menyadari bahwa memutuskan menggunakan menstrual cup adalah salah satu cara saya untuk lebih mengenal diri sendiri, juga mengenal tubuh yang selama ini sudah membersamai sejak lahir.

Hal yang saya rasakan saat pertama kali melepaskan mens-cup adalah: SAKIT. Efek vacum yang dimiliki mens-cup ini bekerja dengan sangat baik, sehingga saya sedikit kesulitan saat melepaskannya. Sebenarnya caranya sederhana saja, kita hanya perlu sedikit mengejan dengan otot perut bagian bawah, diarahkannya ke depan (seperti saat BAK), sambil mencoba mencari ujung batang dari mens-cup. Jika sudah teraba, maka tarik sedikit sambil tetap mengejan, hingga kita bisa menyentuh bagian dasar mens-cup yang melengkung. Nah, letak kesalahan saya adalah, saat sudah bisa meraih bagian dasar mens-cup, seharusnya saya agak menekan mens-cup supaya ada aliran udara yang masuk dan mengurangi efek vacum dari mens-cup itu sendiri, tapi hal tersebut tidak saya lakukan. Alhasil saya sedikit kesakitan dan ada efek suara aneh saat mens-cup itu berhasil terlepas. Kalau ingat kejadian pertama itu agak lucu juga sih. Dalam hati sebenarnya berpikir, wah, ini waktu pasang ga ada masalah yang berarti, ternyata kesulitannya justru sewaktu melepasnya. Huhuu...

Bersambung yah. Sepertinya saya sedang semangat untuk bercerita banyak! See you!

Comments

Popular Posts