Beralih ke Menstrual Cup

Peringatan: postingan ini sedikit-banyak membahas mengenai menstruasi/haid. Jika dirasa akan kurang nyaman saat membacanya, silakan close tab sekarang juga. ☺

Semenjak saya pertama kali mengalami menstruasi, kalau tidak salah kelas 3 SMP hingga saat ini, atau paling tidak satu bulan yang lalu, sejujurnya saya belum pernah mencapai titik ternyaman menggunakan pembalut sekali pakai. Terkhusus para lelaki yang pernah sekelebat berpikiran bahwa, "Enak ya jadi perempuan, ada masa haidnya, ada libur sholatnya". Errrr... percayalah, ga sholat dan ga puasa mungkin hanya satu-satunya 'keenakan' --kalau bisa dibilang keenakan, walaupun keenakan yang hanya sesaat-- yang kami rasakan. Sisanya? Risih, ga enak, berasa pengen mandi lima kali sehari. Sakit pinggang, nyeri perut, duduk harus pelan-pelan, jalan juga begitu ga bisa sembarangan, ga bisa berenang, kalau pas naik motor kemudian tetiba hujan jadi panik, batuk/bersin dikit udah berasa, errr... (bingung gimana jelasinnya). Belum lagi kalau malam tidur musti miring, kalau terlentang rawan bocor, masih pengen rebahan tapi sudah waktunya ganti, dan segambreng ketidakenakan lainnya yang hanya para wanita yang tau.

Masalahnya saya tidak punya referensi lain, jadi ya saya pikir pilihannya hanya itu. Ada juga penggunaan pembalut kain yang bisa dipakai berulang, tapi pada prinsipnya kan sama saja?

Hingga satu dua tahun terakhir ini saya mulai teracuni dari tetangga dan beberapa teman di media sosial, perkara isu lingkungan yang berkaitan dengan produksi sampah. Hmmmm,.. Memang benar sih, slogan "Buanglah sampah pada tempatnya" saat ini sudah tidak relevan. Sama tidak relevannya dengan "4 Sehat 5 Sempurna", sekalipun masih banyak juga yang tetap menggunakannya sampai sekarang. Ya, tempat sampah kita sudah penuh. Jadi bukan lagi buang sampah pada tempatnya yang harus kita kampanyekan, melainkan, Yuk bertanggung jawab atas sampah-sampah yang sudah kita produksi sendiri. Nah, akhirnya semenjak kejadian keracunan itu, saya mulai berupaya mengurangi sampah. Belum sampai nol sih, karena sepertinya itu sebuah keniscayaan. Tapi yang masih belum bisa saya ubah sama sekali adalah, penggunaan pembalut sekali pakai.

Mulailah saya mencari referensi mengenai alternatif pengganti pembalut sekali pakai yang lebih ramah lingkungan, yang pada akhirnya mempertemukan saya dengan Menstrual Cup, atau dalam bahasa Indonesia disebut Cawan Menstruasi. Jujur saat pertama kali mengetahui tentang menstrual cup, saya takjub. Wahhh, ada ya yang begini? Kok ga pernah dengar ya sebelumnya.. Hmmmm... Kemana sajaaa kamu Mae selama ini??? Ewrrrrr.


Setelah terkumpul sebongkah tekad serta restu dari Mas, bulan lalu saya memutuskan untuk membeli menstrual cup dengan merk OrganiCup ini di bulkstore modern yang juga baru buka di Jogja bagian selatan, Ranah Bhumi. Saya sengaja menghindari berbelanja online. Selain bukan penggemar, untuk barang baru yang belum pernah saya lihat, saya pakai, saya kenali, sepertinya terlalu gambling untuk berbelanja online, disamping karena pertimbangan harganya yang juga lumayan, Rp. 400.000 (di online kalau tidak salah harganya Rp. 399.000). Harganya memang agak mahal, tapi kalau memikirkan dampaknya ke lingkungan serta penggunaannya yang bisa jangka panjang (hingga 10 tahun), saya pikir angka itu masih sangat masuk akal. Ternyata benar saja, saat pertama kali melihat dan memegang barangnya, dalam hati, whewww,.. gede juga ya ternyata. Tapi syukurlah hal tersebut tidak menyurutkan niat saya untuk benar-benar beralih ke menstrual cup.

Masa deg degan pun tiba.

Biasanya saya gelisah setiap bulan, berharap tidak menstruasi karena sedang menunggu masa kehamilan tiba. Tapi kali ini saya deg degannya dobel. Kalau saya tidak haid, bisa jadi saya hamil, yang artinya hal yang sudah saya nantikan sejak lama akhirnya datang juga. Tapi kalau saya haid, hal yang (juga) saya nantikan sejak (belum terlalu) lama ini juga akhirnya datang. Apa sih bikin bingung. Hahaha...

Dan akhirnya hari itu datang juga. Saya haid. Langsung cerita ke Mas, dan seketika beliau berucap, "Alhamdulillah.. Yawes dimulai saja eksperimennya." Hahaha... Eksperimen katanya. Ternyata Mas tau juga kalo saya emang lagi menantikan saat-saat menggunakan menstrual cup untuk pertama kalinya....

>>> Bersambung yah temans, karena ternyata tulisan saya cukup panjang dan banyak yang ingin saya ceritakan. :)

Comments

  1. Udah lama gak nulis blog dan ternyata Armae masih aktif nulis! Halo Armae, masih inget aku gak?

    ReplyDelete

Post a Comment

Speak Up...!!! :D

Popular Posts