...i miss u so...
teringat...
saat masih 'bayi' dalam cawan raksasa ini
hanya dilepas untuk melangkah sendiri
memutuskan sendiri jika memang harus memilih
dibekali sebuah penerang yang hampir padam
teringat...
saat beban ini semakin berat
karena memang tuntutan yang mengharuskannya
hingga kaki ini enggan melangkah
bahkan sempat hampir terucap kata menyerah
namun aku tau, saat itu aku tidak sendiri
teringat...
saat diri ini tak lagi menjabat sebagai murid SMA
namun belum juga berani memasang label mahasiswa
dengan segala ego dan citra diri yang terlampau tinggi
hanya bisa berucap kepada diri sendiri, "aku harus kuat"
teringat...
saat hanya ada rasa takut
dan ego tak mampu mengalahkan akal sehat
dan keputusan bijak lah yang menjadi raja
malam itu hanya bisa bersyukur
atas ilmu, laku, dan pemikiran yang beradu
teringat...
saat mimpi besar menanti didepan mata
namun ketakutan kembali menyelimuti diri
hanya bisa berusaha sekuat tenaga
tak akan ku menyerah hingga nafas ini tak sanggup lagi memburu
dan akhirnya semua terjawab
aku mampu
teringat...
saat lewat candaan, semua tersusun dengan indah
dengan perkiraan yang hanya perkiraan
sok tau yang benar-benar sok tau
tanpa meninggalkan logika barang sejengkalpun dari pandangan
bisa... dan ternyata memang bisa
teringat...
saat hanya aku yang menjadi raja
melangkah sesukaku
bersandar semauku
hingga akhir, dan memang hanya untukku
teringat...
saat beban kembali berat
bahkan terasa sangat berat
walau ternyata tidak seberat seberti khayalanku
cemara yang berkabut
angin semilir
kembali kurekam dalam memori kecil di otakku
teringat...
saat kompromi terabaikan
saat ilmu terlupakan
hanya lelah yang terasa
tapi pelajaran berharga pun dapat tergenggam dengan erat
tak akan ku lupa
teringat...
saat hanya mengandalkan penglihatan yang terbatas
ilmu yang tak lebih berat daripada selembar bulu angsa
berbekal nekat, yang mungkin hanya saat itu saja
tak akan terulang
teringat...
saat Dia kembali menyapa
lewat hijau bukitnya
dingin kabutnya
terjal batunya
dan bisikan seorang teman,
"dia yang sebesar ini, seindah ini pun, tak pernah sombong kepada siapapun.
lalu siapa kita berani menyombongkan diri???"
teringat...
saat lagi lagi ego yang berbicara
dengan hanya berbekal ingin dan ke-sok tau-an seonggok daging yang bisa berjalan
nikmat yang luar biasa diantara cobaan yang terus mengejar
tapi diri ini hanya sanggup bersyukur atasnya
teringat...
akan semua kenangan itu
aku tak ingin mengulangnya lagi
hanya ingin menyusun kenangan baru
diantara janji-janji yang belum terpenuhi pada diri sendiri
IstanaMungil, 13 April 2011
semoga kenangan bisa menjadi bekal abstrak
ReplyDeleteilmu yang tidak lebih berat dari apapun, kesombongan tanpa batas yang semua kita miliki sedangkan dia yang indah itu menyediakan yang dia punya tanpa menampah dari seonggok daging berjalan itu. semoga dijauhkan dari kesombongan dengan dia yang indah
ReplyDelete...yang kita cari bukan tujuan perjalanan, tapi "proses" dari tujuan perjalanan tersebut...
ReplyDeleteblackbox : bekal abstrak,.. semoga. dan selamanya akan tetap menjadi kenangan (tidak akan terlupa)
ReplyDeleteanonim (siapapun kamu) : amiiinn..amiiinn.. dan memang prosesnya yang benar-benar sedang kurindukan saat ini :)
teringat...
ReplyDeletesaat orang kecil ingin sok besar
saat orang besar bertingkah kekanak-kanakkan
saat sekumpulan habitat massa gemar berkoar-koar
kurasa dunia maya tepat jadi pelarian...
salam kenal & nice poem :)
makasih bang adhi.
ReplyDeletelalu aku yang bagaimana? yang seperti apa?
cukupkah orang kecil untukku, atau orang besar yang hanya besar rupa???
:)
Assalamualaikum....
ReplyDeletekenangan..kenangan..kenangan.... yang sulit untuk dilupakan.. ^_^
waalaikumsalam..
ReplyDeletekalo sudah terlupakan berarti bukan kenangan sepertinya ^o^
bait pertama `teringat`.....bait kedua `keringat` (biar ada bedanya)...begitu seterusnya di bolak balik).......hahaaa...jangan di dengar deh... saya lagi kumat sok tau nya... :p
ReplyDeletesalam :)
kalo diganti gitu jadinya kagak nyambung kakakk. -__-"
ReplyDeletewaalaikumsalam :)