Perjalanan Terakhir
Beberapa
hari yang lalu, sambil menanti datangnya waktu berbuka puasa, seorang sahabat
bertanya kepada saya melalui telepon,
"Kamu,
apa gak berkeinginan untuk jalan-jalan ke negeri tetangga? Singapura, Malaysia,
atau Thailand mungkin?"
...dan,
lagi-lagi jawaban yang saya lontarkan selalu sama seperti sebelum-sebelumnya,
"Saya
masih ingin disini, mengeksplor kekayaan Indonesia yang saya yakin masih banyak
yang belum terjamah. Menginjakkan kaki di Sumatera, wisata alam bawah laut di
Bunaken, menikmati hangat pantai Bobo di Halmahera, atau sekadar berkunjung ke
Merauke. Juga banyak lagi mimpi yang mungkin belum bisa terealisasi dalam waktu
dekat, dalam kesempatan yang singkat. Lagi pula, Singapura mah tanggung. Kalo
ada kesempatan ke luar negeri, saya maunya langsung ke Eropa, ke Swiss.
Hehe..."
Kemudian
di waktu yang berbeda, seorang sahabat lainnya kembali bertanya pada saya,
"Jika
ini Ramadan terakhir untukmu, maka apa satu mimpi yang paling ingin kamu
wujudkan?"
Hmmm...
Beruntungnya
pertanyaan itu tidak disuarakan melalui telepon juga, jadi saya masih punya
banyak waktu untuk berpikir, untuk memutuskan, untuk mempertimbangkan. Sekalipun
tetap saja ada batasan akhirnya. Hingga saat ini, si nona cantik yang
mengajukan pertanyaan itu tak henti-hentinya memberondong saya dengan tagihan
jawaban atas pertanyaannya.
Namun
semakin banyak waktu yang saya habiskan untuk menilai dan memilih, ternyata
saya semakin tidak mengetahui apa jawaban dari pertanyaan itu. Pertanyaan yang
terkesan sederhana tapi tidak untuk penentuan jawabannya. Ya, saya bingung.
Mimpi
saya banyak, tak hanya satu dua. Tiga atau empat pun sebenarnya tak seberapa,
karena jika mau, mungkin tak lebih dari seminggu waktu yang saya butuhkan untuk
semua itu. Tapi nyatanya mimpi saya tak hanya sesederhana satu, dua, tiga, atau
empat. Lebih. Semakin kesini pun, semakin lebih ingin yang dimiliki. Lagi-lagi
saya semakin bingung.
Sempat
terpikir juga, apa, saya sebutkan saja ya semua mimpi saya dalam satu kesatuan
judul besar? ‘Menikmati sensasi berbuka puasa dan sahur di 27 titik berbeda di muka
bumi’. Dalam beberapa detik pertama saya merasa bahwa itu sebuah mimpi
yang hebat. Hingga akhirnya satu menit berlalu dan pertanyaan lain kembali
muncul,
“Setelah itu, lantas apa lagi?”
Perjalanan... Perjalanan... Hanya itu yang terlintas di kepala saya. Satu mimpi terakhir yang sangat ingin saya wujudkan seharusnya erat kaitannya dengan suatu perjalanan. Karena hidup adalah perjalanan, karena saya sangat menyukai perjalanan, dan karena blog ini hadir juga karena perjalanan. Tapi perjalanan kemana? Bersama siapa?
Hmmmm...
Saya
kira setiap dari kita akan mengakhiri suatu perjalanan, kata yang terpikir
selain ‘lelah’ atau ‘puas’ adalah ‘pulang’. Pulang ke daerah yang mungkin boleh
kita sebut dengan ‘rumah’. Pulang ke lingkungan yang sekalipun sudah
berkali-kali kita tinggalkan namun tetap saja ada suasana bersahabat disana.
Pulang ke tempat dimana kita tak pernah merasa kesepian sekalipun tak ada
seorang pun di sekitar kita. Ya, akhirnya saya sampai pada satu kesimpulan
bahwa saya ingin pulang.
Mungkin
belum terlalu banyak perjalanan yang saya lakukan. Mungkin belum terlalu banyak
tempat eksotis yang saya kunjungi. Mungkin belum banyak pula jejak yang saya
torehkan di muka bumi. Mungkin juga baru singkat saja saya tuliskan berbagai
kisah itu dalam rangkaian kata. Namun inilah keputusan saya.
Jika
memang ini Ramadan terakhir untuk saya, maka saya ingin pulang. Berkumpul
bersama Mama, Papa, Tante, Kakak, Adik-adik, Mas, Bapak, Ibu, dan anggota
keluarga lainnya. Saya ingin menghabiskan waktu bersama mereka, waktu yang
selama ini sudah terlalu banyak tersita untuk menyenangkan diri sendiri. Bahkan
saya sudah lupa, kapan terakhir kalinya saya menghabiskan sebulan penuh Ramadan
bersama mereka?
Ya,
saya harus pulang. Saya akan pulang. Saya ingin pulang. Alhamdulillah, senang
sekali rasanya akhirnya saya bisa menyimpulkan jawaban yang menurut saya paling
tepat untuk saya serahkan pada sahabat saya si penanya itu. Hasil kerja keras
otak dan hati saya selama beberapa hari belakangan ini terjawab sudah. Saya
lega. Semoga malam ini saya bisa tidur dengan nyenyak, sambil menunggu waktu
sahur tiba.
*
Kemudian suara dari dalam hati saya
kembali mengumandangkan suatu tanya,
“Apakah, saya harus menunggu hingga
Ramadan terakhir sampai akhirnya saya memutuskan untuk pulang?”
Fiuhhh…
Ternyata masih ada satu pekerjaan rumah yang harus saya selesaikan!
*
Sungguh terharu saya membacanya, pulang ke 'rumah' memang sesuatu yang selalu dinantikan ya...
ReplyDeleteYapp,. tapi saya baru menyadari kalau ternyata saya menantikan perjalanan itu, saat membuat tulisan ini :)
Deleteaq juga ingin pulang,insyaAlloh.. dan tiket udah ditangan ^_^
ReplyDeleteSamaaaaaaaaaaaaaaaa.. *toss* :D
Delete*TooS* :)
Deletehickz,sepertinya lebaran kali ini saya tidak pulang ke rumah ibu di jawa... :(
ReplyDeleteSaya pulaaaaaaaaaaaaaang,. InsyaAllah, tapi masih lama :|
Deletelama juga nggak main kemari maeee.. :D
ReplyDeleteHoia? Masa' si mas? hihiu :p
Deleteciyuuuuusssss... :p
Deleteyang di rumah sudah menanti dengan sambutan: welcome home!
ReplyDeleteYappp!!! AAAkkkk.. cant wait >,<
Deletepulang....hal yg selalu dinanti, kemana pun kaki berpinjak, pulanglah pelepas rindu :0
ReplyDeleteIya kakaaak,. Segera! ;)
Deletejd ingat tulisan di header nya syamatahari "kemanapun kita pergi yang dicari pada akhirnya adalah sebuah rumah" :)
ReplyDeleteHmmm... ya,. sepertinya memang begitu kak Uni :D
DeleteJalan-jalan di Indonesia juga banyak yang belum didatangi ya
ReplyDeleteiya mbak
DeleteYee..akhirnya si Mae pulang juga..syukur deh,gak ada yg nyaingi bg toyib..:D
ReplyDeletejyahaha.. yang mau nyaingin siapa coba?
DeleteKeren. Memang kehangatan dirumah bersama keluarganya tak ada duanya. Hehe :)
ReplyDeleteTerimakasih :D
DeleteCie yang travelling terus
ReplyDeleteCiee yang kadang pengen pulang :D
Deletendak bisa komen apa2....terharu..lagi2 pulang ke rumah menjadi pilihan......rumah yang mana??? banyak definisinya.....
ReplyDeleteselamat berkumpul keluarga kak mae :)
Siapppp... Rumah yang mana ya? Aku masih ingin punya tempat lain lagi yang boleh kusebut dengan 'rumah' :)
Deletewah ada lomba lagi toh...si Dhe yg adain ya..
ReplyDeleteIYaaa mbak :)
DeleteGalau tingkat tinggi Armae, ya pulanglah sebelum terlambat. tapi beresin dulu pekerjaan rumahnya, hehehehhe....
ReplyDeleteTerkadang keinginan itu datang dan pergi. Masih belum berani mengambil keputusan yang pasti
DeleteWhahahha,,, judulnya serem. Berasa mau mati aja, :D
ReplyDeletemungkin...
Deletegood luck ^^
ReplyDeleteMohon maaf lahir bathin :)
Selamat lebaran bagi yang merayakan, selamat liburan bagi yang tidak :D
Selamat lebaran juga, minal aidin wal faidzin :)
DeletePulang dan "Pulang"... hmmm..
ReplyDeletesemoga kita semua bisa berkumpul dengan orang-orang yang kita cintai saat "pulang" nanti :)
Aaamiiiin,...
DeleteMet ngontes mbak... mudah2an menang :)
ReplyDeleteTerimakasih yaa doanya :)
Deleteit. If you are cook to pass on to soul other's job! Your communication
ReplyDeletesystem purpose change of magnitude your work-clothes entry attain earlier you dry off,
or subsequently a patch. feature sunlit colors when you looseness grave team hoops, leap R-2 to encourage you get gift interpret comfortably into
Michael Kors Outlet when performing arts the plaything.
existence bound up in which they are purchasing from an online sell troupe, see if they were successful for
the great unwashed that are feat anxiousness, this result succeeding a descent,
before the low gear number are at that place for family line to see.
A boldfaced thread timekeeper, crusty with diamonds,