Webtoon, Anime, dan K-Drama True Beauty -- Akibat Ketidak Sabaranku

Hai semua, siapa pun yang sedang membaca tulisan ini, terima kasih sudah meluangkan waktunya. Di saat makin banyak manusia di muka bumi yang tersihir dengan video-video pendek hingga menghabiskan sekian menit--bahkan jam dalam hidupnya, kalian masih bersedia untuk memfokuskan pikiran dan membaca satu dua kata yang saya tuliskan saat ini. 

Well, izinkan saya untuk tidak langsung masuk ke topik sesuai judul ya, karena saat menuliskan ini, banyak juga hal yang sedang berputar-putar dalam kepala saya yang sepertinya harus ditumpahkan. Sebenarnya saat ini saya juga sedang butuh seseorang untuk mendengarkan saya berbicara, membahas hal-hal tidak penting, hasil dari menonton k-drama beberapa hari belakangan ini, serta topik-topik random lainnya. Tapi apa mau dikata, manusia-manusia 'tong sampah' ini posisinya jauh semua, sedang saya bukanlah orang yang cukup nyaman berbicara panjang lebar di telepon. 

Bagaimana dengan Suami saya? Oh tenang, beliau sedang beristirahat di atas kasur setelah seharian di toko, entah apa yang dikerjakan. Tapi menurut saya hal yang ingin saya curahkan ini bukan tipikal obrolan suami-istri. Atau boleh dibilang, saya tidak akan mendapatkan insight yang bagus kalau berbicara dengannya. Yah, seperti yang mungkin kalian juga sadari, tidak semua hal bisa dibicarakan dengan semua orang. Setiap lawan bicara punya preferensinya masing-masing. Setidaknya itulah yang terjadi dengan hubungan antar-manusia yang saya jalani hingga saat ini. 

Baiklah, sudah cukup sepertinya. Sekarang mari kita bahas mengenai True Beauty.

picture source

Beberapa pekan sebelum saya menuliskan ini, saya baru menamatkan 2 judul anime, dari salah satu website berbayar yang tidak sengaja saya temukan. Akan sangat menarik jika saya juga punya energi untuk membahas 2 anime tersebut, tapi yah saya tidak ingin berjanji apa-apa. Kita lihat saja nanti ya. Karena untuk saat ini saya masih sedang dalam mode kembali membiasakan untuk menulis. Jadi ya, pelan-pelan, sabar saja, yang penting menulis saja dulu.

Nah, setelah menamatkan 2 anime tadi, tentunya saya mencari lagi anime mana yang akan saya tonton, kemudian pilihan saya akhirnya jatuh pada True Beauty (atau judul dari webtoonnya adalah The Secret of Angel). Tidak ada alasan, tidak ada referensi, saya asal saja mulai menonton anime tersebut.

Episode pertama, ternyata lumayan menghibur, khas anime yang selalu berlebihan di sana-sini tapi sangat menyenangkan dan berhasil bikin ketawa lepas. Namun ternyata kebahagiaan saya tidak berlangsung lama karena anime tersebut masih proses on-going dan baru masuk episode 2. Huhhh, menyebalkan bukan? Sejak dulu saya selalu menghindari membaca novel, atau komik, atau nonton k-drama yang sedang on going. Apa pasal? Tentunya karena kesabaran saya setipis tisu. 

Akhirnya tanpa pikir panjang saya mencari versi webtoonnya, dan ketemu! Bahkan sampai harus menginstall aplikasinya. Tak apalah, dari pada harus menunggu terlalu lama. 

Mulai baca episode satu, dua, tiga, dan seterusnya dalam waktu singkat kemudian secara tiba-tiba jatah harian habis. Saya kembali harus menunggu keesokan harinya untuk membaca episode lanjutannya, dan setiap hari hanya dibatasi maksimal 4 episode. Aaaaaaaaaaaargggghhh,... makin frustasi. 

Sebenarnya ada cara supaya bisa membaca lebih banyak, yakni dengan membeli koin. Tapi yah, saya kurang suka dengan sistem pembayaran koin ini, karena tetap saja membacanya terbatas, karena saya memang tipikan pembaca/penonton yang kalau ga selesai bakal penasaran banget dan kepikiran. Jika koin habis maka harus beli lagi dan lagi. Saya lebih suka dengan sistem pembayaran berlangganan misal 3 hari, 1 pekan, atau bulanan. Saya akan dengan senang hati membayar. Tapi kalau untuk koin, tidak terima kasih. Saya sudah pernah menghabiskan sekian ratus ribu dalam sehari hanya untuk menamatkan sebuah novel yang saya baca secara daring. Menunggu itu melelahkan, tapi menunggu sambil bayar jauh lebih menyebalkan. Akhirnya saya putuskan untuk menghindari hal-hal semacam itu. Mohon dimaafkan untuk para penyedia website berbayar jika tidak sependapat dengan apa yang saya pikirkan. 

Pada akhirnya setelah berselancar melalui Anime, kemudian pindah ke Webtoon dan menemui hal serupa, akhirnya saya memutuskan untuk menonton versi k-dramanya. Dan di sinilah saya saat ini, sudah menyelesaikan k-drama 16 episode True Beauty dan menyisakan kegilaan terhadap Cha Eun Wo. Hahhhh!

Ya, seperti yang dulu-dulu juga saat saya menulis k-drama atau review film atau semacamnya, saya jarang membahas mengenai sinopsis, karena website/blog lain sudah banyak yang bahas, jadi untuk inti ceritanya silakan cek di website sebelah yaa. Di sini saya hanya akan menuliskan pendapat saya mengenai drama tersebut, dan mungkin sedikit hasil obrolan via wa dengan seorang teman yang saya chat malam-malam random tanpa pembukaan atau basa basi say hi. Hehe

Nyatanya memang bullying itu sangat mengganggu dan menyisakan trauma. Saya punya sedikit pengalaman mengenai bullying, masih saya ingat sampai saat ini, namun tidak sampai berpengaruh besar ke hidup saya saat dewasa. Namun, saya yakin banyak juga yang mengalami hal yang jauh lebih parah. Tidak usah jauh-jauh, saya ingat ada salah satu keponakan saya yang pada saat SD tiba-tiba ingin pindah sekolah. Pernah beberapa kali kejadian dia pulang sekolah dalam keadaan tidak sehat dan tidak semangat, kemudian menghabiskan berjam-jam untuk tidur, tidak ingin bersosialisasi seperti biasanya dengan orang rumah. FYI, pada saat kejadian ini sang keponakan sedang tinggal serumah dengan saya, tapi bukan dalam waktu yang lama. Saya saat itu menyadari, sepertinya ada sesuatu di sekolah. Namun kami kesulitan untuk mencari tahu, hingga akhirnya keluarga inti dari sang keponakan ini memutuskan untuk pindah sekolah (sekaligus pindah tempat tinggal), dan tidak ingin memperpanjang masalah. Kemudian hal tersebut terkubur begitu saja, entah apakah sempat diselesaikan atau tidak --minimal dalam keluarga inti sang keponakan. Saya tidak mencari tahu lebih lanjut. 

Ini juga yang menjadi ide awal dari drama True Beauty. Kasus bullying di sekolah yang kemudian membuat sang tokoh utama, Lim Ju Kyung, ingin pindah sekolah. Uniknya, gayung bersambut, keluarganya tiba-tiba bangkrut dan harus membayar hutang, sehingga mau tidak mau Lim sekeluarga harus menjual apartemennya dan pindah ke kampung, ke rumah lama mereka. Kemudian di sinilah, petualangan baru dimulai. 

Teman baru, suasana baru, identitas baru (karena di sekolah yang baru Lim Ju Kyung mengubah total penampilannya hingga memunculkan image yang berbeda, dan cantik) tidak lantas membuat masalah selesai. Lim Ju Kyung yang sebelumnya dibully di sekolah lama karena jelek, tidak lantas menjadi percaya diri saat berubah menjadi cantik. Dia juga memiliki ketakutan tersendiri jika identitasnya terungkap, bahwa wajah yang ditampilkan saat sekolah adalah wajah full make up, berbeda jauh dengan aslinya. 

Di sisi lain juga ada 2 tokoh utama laki-laki yang ternyata punya kisahnya sendiri, yang juga ada kaitannya dengan kasus bullying. Semesta akhirnya mempertemukan ketiga tokoh ini dalam satu sekolah, dan berbagai macam konflik pun terjadi. 

True Beauty sepertinya pengin ngasih tau ke kita semua kalau kasus bullying itu banyak terjadi di sekitar kita, dan tidak semua anak maupun orang dewasa yang mengalami bullying berani bersuara. Bullying sepertinya hampir selalu dialami oleh mereka yang kurang memiliki kepercayaan diri, terlepas dari apa pun penyebabnya. Kalau di drama ini, yang saya tangkap adalah, selain karena wajahnya yang 'jelek', Lim Ju Kyung yang jadi anak tengah seolah sering terabaikan oleh keluarganya, dianggap mandiri, tidak pernah merepotkan, jadi sering diacuhkan. Saya bahkan menunggu sampai tamat, kapan ibunya membaca pesan suara saat Lim Ju Kyung berdiri di atap gedung dan bersiap untuk melompat karena ingin bunuh diri, tapi sayangnya hingga akhir, momen itu tidak ada. Meskipun sang Ibu akhirnya tau pada saat di sekolah ternyata anaknya mengalami kasus bullying, yang tentunya membuat dia sangat menyesal dan bersedih. 

Sudah bukan rahasia umum kalau di Korea Selatan banyak kasus bullying, dan banyak dari mereka menilai seseorang dari penampilan luar. Saya pernah baca beberapa artikel yang menyebutkan bahwa di sana jika tidak 'cantik' maka siap-siap saja menjadi bulan-bulanan teman atau bahkan mendapat perlakuan tidak adil di tempat umum. Ini juga yang kemudian menyebabkan banyak yang berlomba-lomba melakukan operasi plastik. Tapi uniknya adalah, jika ada idol atau artis Korea yang diduga atau telah terbukti melakukan bullying, entah pada saat itu atau pada saat masih kecil, usia sekolah, atau sebelum memulai debutnya, maka idol atau artis tersebut harus bersiap untuk juga menerima kecaman dari masyarakat. Tidak jarang juga yang kemudian berakhir bunuh diri karena tidak sanggup menerima sanksi sosial dari masyarakat dan jagat raya media. 

Ironis ga? Menurut saya ironis banget. 

Kalau memang masyarakat mengecam tokoh publik yang pernah melakukan tindakan bullying, kenapa di tengah masyarakat itu sendiri kasus bullying justru banyak? Apa ini artinya kalau yg melakukan tindakan bullying bukan tokoh terkenal maka diperbolehkan? Begitukah aturannya? 

Btw di drama ini juga ada menyinggung mengenai idol yang melakukan bullying pada masa kecil, meski di kemudian hari terbukti bahwa hal itu tidak benar. Kalau hal ini kaitannya dengan 2 tokoh utama laki-laki yang saya sebutkan tadi. 

Secara umum kalau harus memberi penilaian, saya akan mengatakan bahwa drama ini bagus, saja. Tidak sampai bangettt. Jika ingin menontonnya silakan, tidak juga tidak apa-apa. Menurut saya ide ceritanya bagus, isu yang diangkat juga bagus, tapi masih banyak hal yang perlu digali lebih dalam dan bisa membuat alur cerita serta hubungan antar tokohnya makin kuat. 

Salah satunya yang sudah saya tulis di atas, mengenai pesan suara Lim Ju Kyung yang tak berujung. Beberapa hal lain misalnya adalah ujian atas hubungan Lim Ju Kyung dan Lee Su Ho menurut saya terlalu ringan dan terlalu cepat. Dalam drama ini sebenarnya ditampilkan dengan apik mengenai hubungan Ju Kyung dan Su Ho yang menurut saya cukup dalam. Mereka memiliki kisah masa lalu yang hanya mereka berdua yang tau, yang membuat ikatan antar keduanya sebenarnya cukup kuat. Tapi kekuatan itu kurang ditampilkan, kurang 'dipamerkan' kepada pihak luar, para pengganggu ini jadi seolah hanya numpang lewat dan melakukan tugasnya seadanya. 

Saya juga sebenarnya punya harapan besar di endingnya bahwa Ju Kyung bisa berubah menjadi benar-benar cantik, bukan karena make up, dengan mengikuti apa yang disarankan oleh sahabatnya yakni Soo Ah, untuk mengunjungi dokter kulit serta meminum vitamin dan banyak air putih. Seriously, Ju Kyung ini bukannya ga cantik woiyy, cuma kurang bagus ajaa kulitnyaaa. Trus lagi, jaman sudah maju gini, kacamata sekarang modelnya keren-keren. Kenapa manusia satu ini masih pakai kacama frame tebal dan super lebar sampai menutupi hampir seluruh wajahnya? 

Jadi emosi kan. Hahaha.. Maafkan. 

Terlepas dari itu semua, saya ingin berterima kasih kepada k-drama True Beauty yang berhasil memperkenalkan saya pada Cha Eun Wo, hingga berhasil memaksa saya untuk wa ke seorang teman secara random, 

"Aku baru ngeh kalau Cha Eun Wo ternyata ganteng juga dan visualnya menyenangkan untuk dinikmati"

Chat begini tanpa basa basi jam 2 siang disaat banyak manusia di muka bumi ini sedang sibuk dengan deadlinenya masing-masing. Ga jelas banget kan? 

Tapi saya baru suka dengan Cha Eun Wo yang memerankan Lee Su Ho pas di episode 15 (dan 16), di akhir-akhir. Ya, sedari dulu saya kurang suka dengan gaya rambut aktor korea yang pakai poni sampai hampir menutupi matanya. Ini adalah style Eun Wo di True Beauty episode 1-14. Pada saat episode 15, ceritanya kan skip 2 tahun tuh, dan penampilannya jauh berbeda, gaya rambutnya beda, mana pakai all black from head to toe, dengan long coat serta high collar yang ughhh... damagenya gila. 

MaasyaaAllah, jodohnya siapa iniii??? picture source

Saya ga bisa berhenti senyum pas nulis bagian ini. Serasa muda lagi ya, ngefans sama aktor ganteng yang ngelihatnya aja udah bikin bahagia. Serasa beban hidup terhempas habis. Nanti kalau sudah tuntas baru bersiap kembali menerima kenyataan. 

Ya sudah, itu saja yang mau saya tuliskan untuk hari ini. Alhamdulillah, sudah ada yang tertumpahkan sedikit banyak. Sampai jumpa lagi di lain kesempatan. 

Doakan semoga ada tulisan baru lagi segera. Bukan untuk kamu, atau untuk orang lain siapa pun itu. Tapi untuk diri saya sendiri. Otak dan mental saya butuh dijaga kewarasannya. Sehat sehat ya, Semuanya!

Comments

Popular Posts