Doctor John

Main Characters:
  • Ji Sung as Cha Yo Han, dr
  • Lee Se Young as Kang Shi Young, dr

Supporting Characters:
  • Hwang Hee as Lee Yoo Joon, dr
  • Jung Min Ah as Kang Mi Rae, dr
  • Lee Kyu Hyung as Son Seok Ki
  • Shin Dong Mi as Chae Eun Jeong
  • Kwon Hwa Woon as Heo Joon, dr
  • Oh Hyun Joong as Kim Won Hee, dr

Episode: 32 episodes, 30” each

Pertama kali memutuskan untuk menonton Doctor John, tentunya tanpa ada rekomendasi atau petunjuk apapun dan dari siapapun. Tapi ada dua hal yang mendasari saya untuk akhirnya mau menonton drama ini. Pertama, karena pemerannya Ji Sung. Saya sudah menonton beberapa drama yang diperankannya. Sudah lama sih nontonnya, mungkin 4 atau 5 tahun yang lalu. Ji Sung termasuk salah satu aktor Korea Selatan yang saya ingat namanya. Ya, saya tidak terlalu banyak tau dengan nama-nama aktor Korea Selatan, sekalipun cukup sering menontonnya, terutama belakangan ini.

Nah, pertimbangan kedua karena drama ini bertema medis. Memang belum banyak, tapi saya sudah beberapa kali menonton drama dengan genre medis, dan sejauh ini belum ada yang terlalu mengecewakan. Ditambah, saya menonton drama ini sesaat setelah menamatkan dorama Jepang, Good Doctor, lalu semacam masih terbawa genre medis, jadi ingin melanjutkan dengan genre yang sama.

Dan, setelah mencoba hunting melalui mesin pencari di Viu, muncullah Doctor John, lengkap dengan wajah Ji Sung yang tentunya saya cukup hafal. Jadilah, saya klik.

Anyway, saya memutuskan untuk sedikit bercerita tentang sinopsis drama ini. Tak apa ya.

Doctor John berkisah mengenai kehidupan Cha Yo Han, seorang dokter jenius, professor muda bidang Anestesiologi yang memiliki julukan ‘Dokter 10 detik’ karena dikenal bisa mendiagnosis penyakit pasien hanya dalam waktu 10 detik, yang dalam kondisi tertentu tanpa pemeriksaan khusus tentunya. Cha Yo Han memiliki keyakinan bahwa dokter adalah alat terbaik untuk mendiagnosis penyakit pasien. Kisah ini dimulai saat Cha Yo Han berada di penjara, pada akhir masa hukumannya. Ia telah dipidana selama 3 tahun lantaran melakukan euthanasia pada pasiennya.

Euthanasia adalah praktik pencabutan kehidupan melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya dilakukan dengan cara memberikan suntikan yang mematikan (Wikipedia.org

Ya, drama ini mengangkat isu yang cukup sensitif, euthanasia. Isu tersebut kemudian disandingkan dengan rasa sakit yang diderita oleh pasien berpenyakit kronis stadium akhir. 
Kalau usaha untuk memperpanjang hidup pasien, penggunaan ventilator, pemberian nutrisi dan obat-obatan, hanya akan membuat rasa sakit bertahan lebih lama di tubuh pasien, apakah seorang dokter tetap harus melakukan itu? Lalu jika seorang pasien sudah tidak punya pilihan lain selain mati, apakah kemudian euthanasia diperbolehkan?

Sementara Lee Se Young (ini drama pertamanya yang saya tonton, dan saya suka!), berperan sebagai Kang Shi Young, seorang dokter residen tahun kedua di departemen Anestesiologi. Buat yang masih agak bingung, dokter residen itu maksudnya dokter umum yang sudah lulus yang saat ini sedang mengambil spesialis bidang tertentu. Biasanya menghabiskan waktu 3-4 tahun. Dalam hal ini, Kang Shi Young mengambil spesialisasi Anestesiologi, yakni cabang dalam ilmu kedokteran yang berfokus pada upaya menghilangkan rasa sakit dan merawat pasien sebelum, selama, dan setelah proses operasi berlangsung.

Mereka berdua ketemunya dimana? Di Penjara, episode pertama. Saat Kang Shi Young menjadi dokter magang yang bekerja di klinik penjara.

Penting untuk menekankan bahwa pertemua pertama mereka di episode pertama, supaya tau benar bahwa kehidupan mereka berdua saling berkaitan. Karena ada juga drama yang main charactersnya ketemunya masih lama, dan itu membingungkan karena keduanya diceritakan secara terpisah.

--

Sekian saja ya kilasan ceritanya, tidak perlu panjang supaya lebih penasaran. Hehe… Kalau saya pribadi, tidak butuh waktu lama untuk akhirnya memutuskan melanjutkan drama ini sampai tuntas. Ada banyak hal menarik dalam drama ini, yang menurut saya berbeda dan layak untuk ditonton.

picture source


Penyakitnya aneh-aneh
Mungkin karena latar drama ini Departemen Anestesiologi, yang menurut saya belum pernah dibahas secara mendalam pada drama Korea. Pernah sepertinya dalam drama Doctor Stranger, salah satu female characternya juga digambarkan sebagai ahli anestesiologi handal. Tapi hanya sekilas saja.
Namun dalam drama ini, Departemen Anestesiologi digambarkan dengan sangat jelas, termasuk kapan dan bagaimana mereka bekerja, yang ternyata tidak hanya sebatas saat operasi saja. Nama departemennya pun unik, “Pusat Pengendalian Rasa Sakit”. Kebayang dong pasien yang datang seperti apa. Segala rasa sakit yang dikeluhkan larinya ke departemen ini. Ada yang mengeluh kepalanya seperti dihantam palu, tangannya sakit padahal sudah diamputasi, penglihatan tiba-tiba rabun tanpa alasan pasti, ada juga yang mengeluh perutnya sakit pada saat-saat yang tidak terduga dan tidak diketahui penyebabnya. Hingga ada juga pasien yang sama sekali tidak bisa merasakan sakit pada tubuhnya.

Pemeran utamanya Ji Sung dan Lee Se Young
Perlu pakai penjelasan tidak untuk bagian ini? Hehe…
Sudah banyak banget ulasan yang mengatakan kalau chemistry antar kedua main characters ini dapet banget, dan saya sama sekali tidak menyangkal. Namun yang cukup menarik perhatian saya justru adalah female lead characternya, Lee Se Young. Dia sepertinya masih pendatang baru ya. Masih muda banget, dan dramanya belum banyak. Tapi menurut saya perannya dalam Doctor John ini cukup menonjol dan menunjukkan kualitas aktingnya. Dia bisa mengimbangi Ji Sung yang seperti sudah kita tau, senantiasa berakting dengan seluruh gesture tubuhnya dan sepenuh jiwanya. Bahkan dalam beberapa momen, saya lebih nyaman melihat Lee Se Young sebagai dokter Kang Shi Young daripada dia menjadi dirinya sendiri. Ups.

Kisah cinta yang sangat dewasa
Kalian suka drama Korea dengan adegan-adegan romantis di sepanjang episode? Jika memang seperti itu, silakan berhenti saat ini juga karena Doctor John tidak menyajikan kisah cinta semacam itu. Adegan romantisnya ada, tapi sungguh di akhir-akhir banget. Pelukan pertama aja baru ada di episode 22. Ciuman? Episode 30, menjelang akhir. Pegangan tangan? Ada sih sedikit, tapi itu pun karena tangannya Kang Shi Young terluka jadi dokter Cha ngobatin. Hwahahaha… Penggemar adegan romantis macam saya pasti pusing banget pas awal-awal nonton drama ini. Padahal ya, momen hugh-able dan kiss-able itu bertebaran dimana-mana, tapi mereka memutuskan untuk mengakhirinya hanya dengan tatapan mendalam serta senyum yang… cuma bisa bikin yang nonton senyum-senyum juga campur jengkel.
Lalu sisanya apa? Tatapan kekhawatiran, sentuhan tangan menguatkan, senyuman penyemangat. Main charactersnya lebih sering berkomunikasi lewat hal-hal yang diyakini. Maksudnya, mereka yakin satu sama lain kalau mereka saling mengerti tanpa harus mengucapkan apapun. Satu-satunya saksi sejarah mengenai kedekatan kedua main characters dalam drama ini adalah Dr. Lee Yoo Joon, sesama dokter di Departemen Anestesiologi yang (senantiasa) tidak sengaja menangkap momen-momen tersebut. Tapi tetap saja, Dr. Lee juga berusaha dengan sekuat tenaga untuk seolah tidak mengetahui itu semua. Dan hal itu ketangkep lo di dramanya. Jadi seru aja, bikin ketawa geli sendiri.

Tidak ada peran antagonis murni
Yang agak jahat ada nggak? Ya tetap ada, tapi sepertinya mereka tidak murni diciptakan menjadi manusia yang jahat. Ada seorang jaksa bernama Son Seok Ki, yang dulunya menjadi jaksa penuntut saat Cha Yo Han dipidana 3 tahun penjara lantaran praktik euthanasia. Saat Cha Yo Han sudah dibebaskan dan gelar dokter serta professornya dipulihkan hingga bisa kembali merawat pasien, Jaksa Son mengawasinya terus menerus, karena beliau meyakin bahwa suatu saat dokter Cha pasti akan mengulangi pratik euthanasia lagi.
Disamping itu, ada pula seorang perawat bernama Chae Eun Jeong yang juga senantiasa mengawasi gerak-gerik dokter Cha Yo Han. Di awal, saya mengira perawat ini punya dendam pribadi pada dokter Cha. Namun belakangan baru diketahui bahwa Putri dari Chae Eun Jeong dan Putra dari jaksa Son Seok Ki adalah korban penculikan dan pembunuhan. Nah, pelaku penculikan dan pembunuhan ini adalah pasien yang saat itu dirawat oleh dokter Cha Yo Han, yang kemudian kepadanya lah dokter Cha memutuskan untuk melakukan euthanasia.
Jadi semacam, karena musuhmu telah dibunuh oleh orang lain, maka yang membunuh musuhmu, itulah yang menjadi musuhmu saat ini. Ribet ya? Tapi tenang, gak seribet itu kok pas nonton drama ini.
Ada juga mantan menteri kesehatan yang cukup ‘tergila-gila’ pada praktek euthanasia. Belakangan baru dipahami hubungan beliau dengan dokter Cha bagaimana, dan bagian ini juga menjadi warna tersendiri dalam drama Doctor John. Trus antagonisnya dimana si mantan menteri ini? Tonton sendiri saja ya. Hehe…

Supporting Characters yang sangat suportif
Yang paling juara tentu saja dokter Lee. Saya sangat suka dengan karakternya yang awalnya benci banget sama dokter Cha. Mungkin bukan benci ya tapi lebih ke iri dengan kemampuan dokter Cha yang memang hampir tidak terkalahkan saat berhubungan dengan mendiagnosis pasien. Hingga saat dr. Lee punya kesempatan untuk bekerja bersama dan pada akhirnya tau dokter Cha orangnya seperti apa, beliau adalah salah seorang teman yang sangat membantu baik kelancaran hidup Cha Yo Han maupun perkembangan hubungan dokter Cha dan dokter Kang.
Disamping itu, ada juga dokter Kang Mi Rae, yang merupakan adik dari dokter Kang Shi Young. Mereka bermusuhan di awal karena suatu kesalah pahaman, namun dipertengahan hingga akhir, kedua kakak beradik ini akhirnya berdamai. Dokter Kang Mi Rae ini cocok banget jadi adik. Ekspresinya benar-benar terlihat lebih muda dari Kang Shi Young, begitu juga dengan rasa takutnya, emosinya, dan lain sebagainya.
Salah dua supporting characters yang saya juga suka banget adalah Min Tae Kyeong dan Min Joo Kyeong. Dua bersaudara yang sama-sama menjadi petinggi dan dokter senior di Pusat Medis Hanse Seoul. Dua karakter yang sangat berbeda namun saling mendukung. Min Tae Kyeong adalah Ibu dari Kang Shi Young dan Kang Mi Rae. Min Joo Kyeong adalah Bibi yang juga sangat menyayangi mereka. Paling suka sih sama ibunya duo Kang. Beliau sosok yang sangat tegas, tegar, berani, tapi di sisi lain juga lembut dan terkadang rapuh. Dan itu dikemas dengan sangat apik dalam drama ini. Tidak terlalu ekspresif, tapi sorot matanya bisa banget menggambarkan apa yang beliau rasakan.

Semoga gak bingung ya dengan silsilah keluarga dalam drama ini, yang saya juga baru tau belakangan, oh ternyata ini bersaudara, ternyata ini sama itu hubungannya begini, bla bla bla.

Dan segudang alasan lainnya yang membuat saya tidak bisa dengan mudah move on dari drama ini.

picture source

Beberapa adegan favorit
  • Kang Shi Young menangis sendirian di tangga dan tidak tahu harus berbuat apa saat ayahnya sedang mengalami ‘code blue’. Dokter Cha membujuk Kang Shi Young untuk berani menghadapi situasi tersebut. Dialognya kurang lebih seperti ini, “Aku bukan hanya seorang dokter dan dia adalah pasienku. Aku adalah seorang anak dan dia adalah ayahku”. Lalu dokter Cha dengan tatapan matanya yang masyaAllah itu, bilang, “Ayahmu membutuhkanmu saat ini, baik sebagai dokter maupun sebagai seorang anak.” Trus mereka pegangan tangan deh. Hihiu...
  • Saat dokter Lee bicara pada dokter Cha melalui telepon bahwa dokter Kang terkena darah dari pasien yang diduga tertular virus berbahaya. Dokter Cha bertanya, “Dokter Kang? Dokter Kang yang mana?”. Sesaat setelah selesai bertanya seperti itu, dokter Kang Mi Rae muncul dihadapannya. Seketika itu ekspresi dokter Cha langsung berubah, bingung campur khawatir, karena dokter Kang yang dimaksud adalah dokter Kang Shi Young. Pas momen ini, cuma bisa senyum-senyum sendiri sambil mbatin, ciyee ciyee, sudah mulai khawatir nihh… Adegan ini dilanjutkan dengan adegan-adegan lain yang makin menunjukkan perhatian dokter Cha ke dokter Kang, dan lagi-lagi, dokter Lee jadi saksi mata yang cuma bisa diam curiga sambil senyum-senyum gak jelas. Ini saya nulisnya sambil senyum-senyum juga. Hehe… 
  • “…karena itu artinya aku mencintaimu. Bagaimana mungkin orang yang akan pergi, bisa mengungkapkan perasaannya?” Lalu dokter Kang menjawab, “Kenapa tidak? Orang bisa membicarakan cinta kapan saja. Bahkan saat kita tidak tau apa yang akan terjadi besok… “ Dan bagian ini ditutup dengan adegan ciuman. Akhirnyaaa… 
Ini salah satu yang membuat saya berkesimpulan bahwa drama ini punya kisah cinta yang cukup dewasa. Bukan dewasa dalam artian adegannya ya, tapi lebih ke bentuk hubungan yang tidak terlalu banyak menuntut. Kalau di drama lain, bisa jadi yang tadinya mau pergi, gak jadi pergi karena sudah mengungkapkan perasaannya. Tapi di Doctor John tidak. Sesaat setelah dokter Cha mengungkapkan perasaannya kepada dokter Kang, dia tetap pergi. Dokter Kang sama sekali tidak ada niat untuk menghentikan kepergian dokter Cha. Salut!

Sedikit kekurangan dalam drama ini 
  • Totalnya ada dua kali sih, saat adegan para tim dokter di Pusat Pengendalian Rasa Sakit melakukan tindakan perawatan kepada pasien untuk mengurangi rasa sakitnya, dan mengenakan pakaian standar operasi. Nah, disitu saya agak terganggu saat dokter Cha menggunakan penutup kepala, tapi rambutnya masih ada di depan dahi. Trus apa fungsinya itu penutup kepala kalo rambutnya masih kelihatan? Risih banget lihatnya. Huhuuu… Padahal dokter yang lain biasanya rambutnya menutup dahi juga pada diangkat. Kecuali beliau.
  • Kalau boleh disebut kekurangan, momen bareng-barengnya dokter Cha dan dokter Kang kurang banget. Sudah di akhir bangeet deh mereka akhirnya memutuskan untuk bersama dan tidak ingin terpisah lagi. Tapi sudah gitu doank. Kami butuh adegan romance yang sedikit lebih banyak. Huhuuu… 
Sepertinya diantara sekian banyak drama korea yang pernah saya tonton, Doctor John adalah satu-satunya drama--bergenre medis pula, yang saya sangat mengerti alur dan detail dari tiap adegannya. Entah kenapa sulit sekali move on dari drama ini. Padahal selepas Doctor John, sudah ada beberapa drama korea yang saya tamatkan sepanjang masa #PandemicCovid19 ini. Tapi begitu menamatkan satu drama, entah kenapa saya selalu kembali ke Doctor John. Kembali melihat lagi potongan adegan-adegannya di Youtube, kembali dengerin soundtracknya yang mungkin sudah hampir hafal walaupun ngawur karena gak ngerti bahasa korea sama sekali, kembali membaca ulasan-ulasan drama ini di berbagai blog dan platform. Tapi terlepas dari semua itu, saya menikmatinya. Termasuk saat memutuskan untuk membuat ulasan yang cukup panjang tapi gak lengkap-lengkap banget ini. Hehe…

Terimakasih Doctor John, telah memberi warna baru dalam masa #PandemicCovid19 yang entah kapan selesainya ini.

By the way, ada yang bertanya-tanya tidak kenapa judulnya Doctor John, bukan Doctor Cha? 
Pada 3 episode terakhir, dokter Cha ceritanya bergabung dengan Tim Peneliti di Cleveland, untuk ‘meramu’ obat pengurang rasa sakit menggunakan DNA pasien penderita CIPA. Dalam tim peneliti itu, nama dokter Cha berubah menjadi dr. John Cha. Lha, kok bisa? Sok kebarat-baratan gitu? Hahaha… Awalnya saya juga berpikir seperti itu. Tapi belakangan, setelah membaca sebuah artikel yang juga membahas tentang drama Doctor John ini, ternyata itu memang namanya dokter Cha versi english. Jadi, ‘Yo Han’ kan nama korea, kalau di bahasa Inggris-kan, jadinya John.
Jadilah, namanya dr. John Cha.

Sekiaaaaan.

picture source

Rasa sakit adalah bukti hidup 
Rasa sakit hidup di dalam diri kita 
Hidup kita berakhir dengan rasa sakit 

Memiliki seseorang di sisimu untuk berbagi rasa sakitmu 
Bisa mengurangi rasa sakitmu 
Dan memberimu keberanian untuk menerima rasa sakitmu 

Mengenali dan berbagi rasa sakit orang lain 
Itu resep terakhirku untuk rasa sakit yang ada didalam tubuh kita 
Selama kita hidup 

dokter Cha Yo Han 


Skor: 12/10 <<< skor macam apa ini sampe kebablas dari nilai tertinggi. Wakakakk…

Comments

Popular Posts