Karena Perjalanan Itu, Mendewasakan!
"Semoga suatu saat, saya bisa mensyukuri hari ini. Aamiin, InsyaAllah..."
Saya ingat, pertama kali doa itu terucap dari bibir saya pada tahun lalu, sekitar bulan Juni 2013. Waktu itu saya sedang berada di bandara Ngurah Rai Denpasar, menjelang petang. Benar-benar bingung. Sampai nangis, saking bingungnya. Berburu tiket pesawat dari Denpasar ke Surabaya, untuk hari itu juga karena ada keperluan mendadak. Hampir semua maskapai penuh, tinggal satu maskapai punya negeri tetangga yang masih tersedia kursi kosong, itupun dengan harga hampir 3 kali lipat dibanding harga tiket Denpasar-Surabaya pada umumnya. Panik, gak ngerti harus ambil keputusan seperti apa. Orang rumah sudah berkali-kali telpon dan sms menanyakan kepastian saya datang atau tidak.
Setelah beberapa waktu berlalu tanpa menghasilkan apapun, akhirnya saya memutuskan untuk memesan satu tiket ke Surabaya dengan harga yang menjulang itu. Sambil memanjatkan doa tadi.
Kemudian, ada pertanyaan dari seseorang, setelahnya,
"Mengapa harus menunggu suatu saat baru bisa bersyukur?"
Sekenanya saja saya menjawab,
"Karena bersyukur butuh keikhlasan, dan saat ini saya belum punya itu..."
Dan yah, beberapa minggu setelah kejadian itu, saya memang benar-benar bersyukur untuk hari itu.
*
Dua minggu masa liburan saya sudah berlalu, dan pastinya tidak bisa dikatakan berlalu begitu saja. Lima destinasi berbeda dengan jangka waktu yang cukup singkat, berhasil memberikan pelajaran yang cukup banyak pada saya, kali ini. Bengong sehari semalam di Lombok--belajar menikmati kesendirian, salah masuk stasiun dan hampir ketinggalan kereta di stasiun Gubeng, Surabaya, late check in akibat kemacetan Jogja, tak sempat menikmati setiap butir lezatnya nasi padang di Asam-asam, Kalimantan Selatan, karena udah kelamaan ditungguin mobil travel, beberapa malam yang sukses membuat saya tidak bisa tidur nyenyak, kehabisan tiket pulang, transit yang jauh ke arah barat, hampir ketinggalan bis, dan kursi pesanan saya dijual ke orang lain! Fiuhhh.... #:-S
Dalam hati saya sebenarnya bertanya-tanya, ada apa dengan perjalanan kali ini? Tak biasanya saya datang terlambat ke stasiun atau bandara, bukan kebiasaan saya juga untuk menunda-nunda membeli tiket hingga akhirnya kehabisan. Banyak, banyak sekali kendalanya, yang anehnya juga selalu diikuti oleh solusi yang hampir selalu tidak terduga, dan muncul begitu saja.
Berkali-kali doa mujarab untuk setiap hari yang tak bersahabat dan peluh yang tak terlalu bermanfaat itu saya panjatkan, dan berkali-kali pula masanya untuk bersyukur itu datang begitu saja.
Terlambat datang ke stasiun, akhirnya membuat saya berkesempatan melewati gerbong makanan yang berbelok-belok dan unik, seperti masuk ke dalam lorong rahasia,
Late check in di bandara Jogja, akhirnya membuat saya bisa menikmati duduk di kelas bisnis, dekat jendela, dengan jarak kaki yang cukup lapang,
Kehabisan tiket, akhirnya memaksa saya memilih rute Banjarmasin-Jakarta-Lombok --tentunya berpengaruh juga pada budget yang harus saya keluarkan, yang akhirnya sehari setelahnya saya mendapati Gunung Kelud meletus dan bandara Juanda berhenti beroperasi,
Subhanallah...
Kuda saja melakukan perjalanan, kalau kamu, kapan? *ehh :p |
Terlepas dari semua itu, perjalanan kali ini banyak sekali mengajarkan pada saya tentang pentingnya berpikir cepat dalam situasi yang tidak terduga, serta mengambil keputusan yang pada akhirnya membawa diri ini pada kebenaran.
Bagaimana bisa begitu? Yah,.. 'karena perjalanan itu, mendewasakan!
sukaaaa sekali sama postingan ini, with no reason!
ReplyDeletethanks Ar :)
Gak harus ada alasan Tank, sukak ya sukak aja ..
DeleteSamasamaaa :)
Subhanallah :')
ReplyDeleteYuk,. jalan jalan juga ;)
Deletesemua kejadian punya alasannya, barangkali alasannya tidak harus kita ketahui saat itu juga, mungkin nanti atau entah kita akan lupa dengan pilihan-pilihan semacam itu.
ReplyDeletesungguh, semoga Allah selalu menjaga sahabat semua :)
Seharusnya tidak boleh lupa, supaya kita juga senantiasa ingat untuk bersyukur :)
DeleteAamiin,. terimakasih doanya Uchank :)
yang akhirnya sehari setelahnya saya mendapati Gunung Kelud meletus dan bandara Juanda berhenti beroperasi, ----> merinding bacanya :,)
ReplyDeleteYapp,. sempat kaget juga pas dengar kabar itu. Gak kebayang kalo aku gak kehabisan tiket dan pakai rute normal, mungkin baru bisa balik hari senin kemarin :D
Deleteperjalanan itu memang mendewasakan, tapi cuma buat mereka yang mau mengambil pelajaran. dan Mae lah orang itu, hehe..semoga aku juga bisa :D
ReplyDeleteaamiin,. insyaAllah. Yuni juga bisa kok ;)
DeleteLain kali kalau ke Surabaya mampir ya Nduk
ReplyDeleteSetiap peristiwa yang terjadi atas seijin Allah Swt,bukan hal yang kebetulan
Bersyukur harus setiap saat, tak perlu menunggu kaya atau mempunyai gelar panjang
Salam hangat dari Surabaya
Njih Pakde, insyaAllah. Sebenarnya sudah beberapa kali berencana mau sowan ke rumah Pakde, bareng sama kak Insan, tapi ntah kenapa selalu batal. Semoga suatu saat bisa terealisasi. Aamiin..
DeleteKerenn...selalu ada pelajaran yang bisa diambil dari setiap peristiwa ya ;)
ReplyDeletesetuju!
Deleteharus cpt2 punya "pilihan kedua" ya Mae..ini pasti perjalanan yg asyik tuk dibuat cerita panjang..salam kenal Mbak :)
ReplyDeleteHehe.. insyaAllah kalo ada waktu akan dibuat ceritanya. Lama ndak jumpa, mbak Ketty gimana kabar?
DeleteJangan suka menunda-nunda ya...
ReplyDelete:)
harus cepat ambil keputusan ya
ReplyDeleteiya mbak :D
DeleteSetujah! aku juga pernah dalam situasi2 kepepet di perjalanan. Untungnya aku tipikal yg bisa cepat sekali mengambil keputusan, dan tipikal half nekat person :p
ReplyDeleteHahaha... tapi sepertinya saya masih kalah nekat dibanding kak Rika :D
Deletesejutaaa! bener sekali mbak, di jalan itu sering kali keluar the power of kepepet, heuheu..saya juga sering ngalami itu, dan memang hasilnya baru disadari setelah perjalanan usai, :)
ReplyDeleteHehehe... the power of kepepet yaa.. setujahhh :D
Deleteyour blog looks pretty interesting :)
ReplyDeletelike it..
"ctrl+d, enter"
hahaaa :D
Whaowww... Thank you. Glad to know that :)
Delete