Nggak Pengen Ikut Tes CPNS?

picture source
Pertanyaan yang jadi judul postingan ini sudah beberapa kali saya terima, terutama dalam sebulan terakhir. Pun juga saat nongkrong di berugak di pinggir jalan, sambil makan nasi kotakan konsumsi kegiatan, obrolannya tak akan jauh dari teman serupa. Tapi hingga saat ini, setiap kali mendapat pertanyaan seperti itu, jawaban saya masihlah sama, "Enggak!".

Alhamdulillah, sudah satu tahun lebih saya bekerja di sini, di Dompu, tempat yang mungkin sama sekali tak pernah terbayang di benak saya sebelumnya, apalagi di benak orang tua saya. Hidup sendirian, jauh dari keluarga, jauh dari kawan-kawan yang sudah saya kenal sejak lama, jika sedang tidak enak badan ya dinikmati sendiri, mentok-mentok minta ijin pulang duluan kemudian tidur di kos sepanjang siang. Mengingatkan diri sendiri untuk melakukan ini itu, sholatnya, puasanya, ngajinya, pesan-pesannya Mama. Mengelola keuangan sendiri, mengandalkan kalender penunjuk angka 20 yang beruntungnya tidak pernah terlambat maupun terlalu cepat, kecuali jika tanggal tersebut jatuh pada akhir pekan, maka saya harus sedikit bersabar hingga hari kerja tiba dan bank kembali beroperasi.

Satu tahun lebih, mungkin bukan waktu yang lama bagi seorang 'pekerja'. Tak terbayang bagaimana Papa saya yang sudah bekerja puluhan tahun, begitu juga dengan Tante, Kakak yang karirnya sepertinya sudah memasuki tahun kelima. Kalau dibandingkan dengan satu tahun, rasanya tidak ada apa-apanya ya? Tapi, sepertinya waktu saja tidak bisa menjadi patokannya. Patokan kepuasan dalam bekerja, dalam mewujudkan mimpi, dalam mengamalkan ilmu yang sudah didapat saat sekolah dan kuliah.

...dan mungkin itulah yang sedang saya rasakan saat ini.

Saat awal-awal di Dompu dulu, pikiran saya menjelajah sangat jauh ke masa depan. Project yang sifatnya hanya sementara membuat saya terpacu untuk memikirkan, "Mau kemana setelah ini?" :D. Sekarang pun sebenarnya masih berpikiran seperti itu. Walaupun, boleh dibilang ada sedikit perubahan, ada sedikit pergeseran pemikiran, yang semoga selalu ke arah yang lebih baik, karena manusia diciptakan dengan akal yang setiap detiknya selalu dijalani dengan proses berpikir.

...dan pemikiran-pemikiran tersebut adakalanya berubah, seperti saat ini.

Saya kira, belakangan ini pertanyaan 'mau kemana setelah ini' sedikit demi sedikit mulai bisa saya jawab. Walaupun ada sedikit keraguan, kekhawatiran, atau diselingi 'Aamiin' dalam hati. Namun satu yang pasti, dari dulu hingga sekarang saya tidak punya pemikiran sama sekali untuk bekerja terus menerus, apalagi bekerja saat sudah menikah. Tidak, saya tidak ingin seperti itu. Kalau memang harus, mungkin saya akan berusaha mencari pekerjaan yang bisa saya kerjakan di rumah saja.

Tapi ada juga yang berpikiran berbeda. "Sayang banget ya, sudah sekolah tinggi-tinggi, sudah habis biaya banyak, tapi ujung-ujungnya jadi ibu rumah tangga aja". Saya bisa menerima jika orang lain berpikiran seperti itu, tapi untuk saya sendiri, tidak ada yang perlu disayangkan sama sekali. Karena balik lagi ke yang tadi, patokan kepuasan bekerja tidak bisa dinilai dari seberapa lama waktu yang kita habiskan untuk bekerja, dan kepuasan bekerja itu, menurut saya juga bergantung pada seberapa bermanfaat ilmu yang sudah kita dapat saat kuliah di dunia kerja kita. Lagi pula, tidak bekerja (baca: menjadi pegawai) bukan berarti lantas ilmunya terbuang sia-sia, kan?

Jadi, balik lagi ke pertanyaan di awal tadi. Nggak pengen daftar CPNS? Siapa tau lolos. Kan gak ada salahnya coba-coba? Tapi hingga saat ini, setiap kali mendapat pertanyaan seperti itu, jawaban saya masihlah sama, "Enggak!". :)

Comments

  1. kalo gitu tiap tgl 20 minta traktiiiiir :p
    wah ada yg PNS ga yaa di sini ^_^

    ReplyDelete
  2. hahahaha, sama non. dhe juga banyak yang tanya tentang CPNS itu, dan masih sama sih jawabannya, kalo dhe "belum tertarik".

    ketika kita sudah nyaman dengan kerjaan kita, kita sudah merasa cukup dan tidak ada pihak yang harus dikorbankan, kenapa kita harus berhenti. kan sayang banget. tapi gk tahu nanti, kalo sudah punya ehem apalagi sampe punya baby, kayaknya baru bakal dipikirkan lagi masalah kerjaan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. *tossss

      tapi kalo aku sebenarnya jawab "enggak" lebih karena pekerjaan PNS saja Dhe. Gak kebayang dengan rutinitas yang harus dikerjakan yang hanya itu itu saja dan berlangsung bertahun tahun. :D

      Delete
  3. Hihi, mantap Mae, berpendirian teguh. Two thumbs up.

    Aku dulu juga kan karena dorongan byk pihak, eh akhirnya malah keluar juga ujung-ujungnya :p

    Seiring dg umur, seiring dengan proses kehidupan yang dijalani, ya semua akan berubah, semua pasti berubah.

    Keep fighting Mae. Pursuit yourhappiness :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasiii kak Rika. Sipp,. doanya yaaaa.. :)

      Delete
  4. "Sayang banget ya, sudah sekolah tinggi-tinggi, sudah habis biaya banyak, tapi ujung-ujungnya jadi ibu rumah tangga aja"

    Saya mengalami hal serupa, seringkali saya khawatir dibilang,

    "Sayang banget ya, sudah sekolah tinggi-tinggi, sudah habis biaya banyak, tapi ujung-ujungnya cuma buka usaha."

    Dosen saya pernah bilang, nggak pernah ada yang sia-sia dari menuntut ilmu. Meskipun dari sisi keilmuan tidak terpakai, tapi pengalaman, wawasan, pola pikir akan lebih berkembang, sehingga akan berpengaruh pada cara mengambil keputusan di masa depan; in case saat buka usaha itu. Jadi, saya nggak boleh malu meskipun memutuskan buka usaha. :D

    Lalu, mengenai wanita-yang-ujung-ujungnya-jadi-ibu-rumah-tangga, saya seriiing banget baca, bahwa wanita itu malah harus 'berpendidikan', karena mereka yang akan jadi madrasah bagi anak-anak mereka kelak.Anak-anak merekalah yang akan meneruskan perjuangan mereka ketika mereka tua. Plus, ketika tua, karir nggak akan membantu apa-apa. Bagi saya--dan kebanyakan laki-laki di luar sana, ibu rumah tangga itu jauh lebih istimewa. :)

    Btw, saya juga sama. Ditanya tentang daftar PNS, saya juga akan jawab, "Enggak." :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hwehe.. ternyata sama juga sama saya. Banyak temennya deh :D

      Setuju banget sama apa yang disampaikan dosenmu Alvi. Keren. Salam sama beliau ya kalo ketemu. Sampaikan terimakasih atas nasihatnya yang sangat inspiratif.
      Yapp,.. saya setuju sekali bahwa seorang ibu justru harus sangat berpendidikan. Baik dari wawasan maupun tingkah lagu, pengetahuan umum maupun agama :)

      Delete
  5. hahahah sama kayak aku, dari awal ada pembukaan di surabaya udah ditawarin pakdhe mumpung pakdhe pensiun gitu, tapi aku jawab e emohhh, hihih kemelinti yaa, padahal lho aku emang ndak minat ke cpns kalau bumn bisa jadi bisa jadi, hihihi :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Walaaah,. kemelinti iku opo toh mbak?? Ra mudeng. hihi..
      BUMN? Biasanya ke Bank nih.. betul gak tebakanku? :">

      Delete
  6. Salam kenal..agak heran juga kenapa di indonesiah ini pns jadi dewa nya pekerjaan..hèhe.jadi kalo. Ada yang ga mw jadi pns dibilang aneh..:)

    ReplyDelete

Post a Comment

Speak Up...!!! :D

Popular Posts