Batik Sasambo
Hari sabtu, dua minggu yang lalu. Sebenarnya ada kegiatan sih di desa, tapi saya dan si Ulil pas gak kebagian jaga, jadi yaa free gitu. Lalu mendadak ada obrolan singkat yang berujung pada, hari itu juga, siang itu juga, saat itu juga kami berdua memutuskan untuk pergi ke Bima. Ngapain??? Jawabannya sederhana saja, beli kain Batik Sasambo :D
Pada kesempatan ke Bima yang sebelumnya, salah seorang rekan kerja sudah pernah menunjukkan pada kami lokasi di jualnya kain Batik Sasambo yang cukup berkualitas dan terkenal, dan siang itu, kesanalah kami menuju. Setelah melalui perjalanan naik sepeda motor sekitar satu setengah jam, serta singgah sebentar di masjid depan Bandara Sultan Salahuddin Bima, akhirnya kami sampai di tekape dengan selamat tak kurang suatu apapun.
Adalah hotel Mutmainah, yang beralamat di Jl. Sultan Hasanuddin, no. 46 Bima, Nusa Tenggara Barat. Ini merupakan hotel, sekaligus sanggar Budaya dan Kerajinan, serta toko yang menjual batik Sasambo, baik yang masih berupa kain, maupun yang sudah menjadi baju, serta pernak pernik lain seperti tas, gantungan kunci, bros, dan lain sebagainya. Begitu masuk ke toko, saya dan Ulil langsung menuju tempat dipamerkannya berbagai macam jenis batik, dengan motif dan harga bervariasi.
Pada kesempatan ke Bima yang sebelumnya, salah seorang rekan kerja sudah pernah menunjukkan pada kami lokasi di jualnya kain Batik Sasambo yang cukup berkualitas dan terkenal, dan siang itu, kesanalah kami menuju. Setelah melalui perjalanan naik sepeda motor sekitar satu setengah jam, serta singgah sebentar di masjid depan Bandara Sultan Salahuddin Bima, akhirnya kami sampai di tekape dengan selamat tak kurang suatu apapun.
Bagian depan toko |
Batik SASAMBO adalah jenis batik etnis Nusa Tenggara Barat, sebagai suatu bentuk industri kreatif putra NTB yang terdiri dari tiga etnis, yaitu Sasak (Lombok), Samawa (Sumbawa), dan Mbojo (Bima). Batik Sasambo, memiliki empat motif utama, serta berbagai perpaduannya, diantaranya motif Sasambo, motif Made Sahe (dalam bahasa Indonesia artinya Mata Sapi), motif Kakando, serta motif Uma Lengge, yang motifnya mirip dengan rumah-rumah kecil dengan kubah berbentuk kerucut. Corak dan warna batik Sasambo adalah sesuai dengan budaya lokal dari masing-masing etnis.
Jika kita berkunjung kesana, kita bisa menemukan seluruh motif tersebut dengan variasi warna yang beranekaragam. Tidak hanya itu, kita juga memiliki pilihan harga yang bergantung pada kualitas kain. Ragam harga ini terdiri dari tiga tingkatan, yang pertama, kain katun biasa dengan harga 150ribu rupuah/lembar, kedua dengan bahan kain katun juga, namun lebih dingin dan halus dengan harga 200ribu rupiah/lembar, serta kain sutera dengan harga 250ribu rupiah/lembar. Seberapa lebar kainnya? Kalau menurut saya, untuk ukuran saya sendiri ya, satu lembar kain bisa untuk membuat satu buah baju terusan, atau, kalo kata mbak-mbak yang jaga disana, bisa juga dibuat dua buah atasan, dengan catatan satu atasan untuk ukuran orang dewasa dan satu atasan untuk ukuran anak-anak. :D
Bagian dalam toko |
Berbagai motif dan warna kain batik Sasambo dengan harga yang beranekaragam |
Contoh kemasan kain batik Sasambo :) |
Umi pemilik toko Mutmainah itu orangnya ramah. Karena saya dan Ulil membeli cukup banyak kain, kami diberi dua buah buku yang berisi penjelasan mengenai batik Sasambo, motif, serta kisah dibalik motif itu sendiri yang pastinya menyimpan nilai seni yang cukup tinggi. Waktu itu, saya dan Ulil juga di persilahkan untuk masuk ke ‘ruang istimewa’, ini sebutan saya sendiri yang membuat ya, karena apa yang ada didalam ruangan itu juga menurut saya merupakan barang-barang yang cukup istimewa.
Ruangan ini sebenarnya masih berada dalam satu kompleks Toko Mutmainah. Namun ruangannya agak tersembunyi, dan lebih sering ditutup jika tidak ada yang mengunjunginya. Didalam ruangan tersebut, kita bisa menemukan barang-barang mewah seperti perhiasan dari mutiara, baik gelang, kalung, cincin, dan lain sebagainya. Dalam ruangan itu pula, ada kain-kain yang motifnya sama dengan motif batik Sasambo, namun dibuat dengan cara tenun tradisional. Kainnya sangat halus, dan indah, namun lebarnya tidak selebar kain batik yang berada diluar ruangan itu. Mungkin lebarnya hanya setengahnya ya, namun agak lebih panjang sedikit. Dan setiap lembar kain tenun itu, dipatok dengan harga satu juta lima. Tenang kawan, jangan salah paham dulu. Bukan ‘satu juta dapat lima’ melainkan ‘satu juta limaratus’. :))
Ulil, berpose di depan kain tenun yang perlembarnya dibandrol satujutalima :D |
Saat melihat-lihat kain tenun itu, tiba-tiba terlintas obrolan gak jelas antara saya dan Ulil,
“Bisa nih, besok kesini lagi. Kalo mau akad nikah… Cari kain buat bikin kebaya,…” *eaaaaaaaaaaaaakkk *lupakan :))
Setelah keluar dari ruangan itu, Umi langsung bertanya pada kami, tentang alasan mengapa kami tertawa-tawa sendiri saat didalam. Dan kami hanya menjawabnya dengan senyuman-senyuman kecil. :D
Sebelum beranjak, saya memutuskan untuk membeli tiga buah gantungan kunci. Mumpung saya mo liburan. Kalau sekarang belum bisa oleh-oleh kainnya, boleh kan yaa oleh-oleh gantungan kuncinya dulu. ;)
Oke, mungkin sekian itu saja. Pastinya saya berniat untuk kesana lagi, suatu saat nanti. Kalo teman-teman punya kesempatan ke Bima, boleh deh dicoba mampir. Dan rasakan pusingnya memilih motif kain yang beranekaragam. Hehehe :)
Setelah keluar dari ruangan itu, Umi langsung bertanya pada kami, tentang alasan mengapa kami tertawa-tawa sendiri saat didalam. Dan kami hanya menjawabnya dengan senyuman-senyuman kecil. :D
Sebelum beranjak, saya memutuskan untuk membeli tiga buah gantungan kunci. Mumpung saya mo liburan. Kalau sekarang belum bisa oleh-oleh kainnya, boleh kan yaa oleh-oleh gantungan kuncinya dulu. ;)
Oke, mungkin sekian itu saja. Pastinya saya berniat untuk kesana lagi, suatu saat nanti. Kalo teman-teman punya kesempatan ke Bima, boleh deh dicoba mampir. Dan rasakan pusingnya memilih motif kain yang beranekaragam. Hehehe :)
satu kain tenun satu juta lima? mending beli batiknya aja dah :p
ReplyDeletePengen main kesanaaaaaaaa [-O<
ReplyDeleteTet toooootttt... Terlalu sering mengulang kata "Juga", point -50.
ReplyDeleteTet toooootttt... Typo pada kata "Rupuah", harusnya Rupiah..
:D
perhatian banget -_-
Deletebatiknya cantikkkk banget :)
ReplyDeletebatik indonesia memang bagus ea mba
ReplyDeletekain songketnya indah, dan bersyukur sekali dapat mengenal lebih dekat dengan salah seorang pengrajin kain songket. Apapalagi dapat kenang-kenangan sebuah buku. Semakin bertambah indah dan berkesan suasana perjalanannya.
ReplyDeleteSukses selalu
Salam Wisata
warna batiknya cerah-cerah, bagus
ReplyDeletewow colourful tapi kok mahal amirr...
ReplyDeleteMotif batiknya cantik cantik ya
ReplyDeleteSATU JUTA LIMA!!!! mahal :(
ReplyDeleteWah ... batiknya indah-indah ... cocok buat jadiin sarung , pakaian , dll :3
ReplyDeleteYang tradisonal meamang mahal kerena pembuatannya yang membutuhkan waktu lama + butuk tenaga ekstra ..
Satu juta lima bisa buat beli permen untuk persediaan 5 tahun lumayan tuh hehe ... XD
warna batiknya cantik ya.. colorful :)
ReplyDeleteDi Bima ya? motifnya keren kayak motif sarung songket. :D
ReplyDeletebagus juga motif batiknya. Nggak kalah dengan batik pekalongan
ReplyDeletekalau kain songket atau kain begituan emang mahal mae..
ReplyDeletehrus merogoh kocek dlam2..
ntr kirimin k PDG yaa..:P
mahal mahal yaa... :|
ReplyDeletewih, sy suka motifnya yg kedua dr kanan. beliin ya mae. hahhahah
ReplyDeletemau maeeee batik sasambo nyaa...
ReplyDeleteBoleh dong dibeliin satu yang katun? :(
ReplyDeleteEaaa ...
woiii mau tanya batik di lombok itu apa aja ,, sama filosofinya balas.. !!!!
ReplyDeleteNice post..
ReplyDeleteBatik NTB tidak kalah keren dengan batik nusantara lainnya.
Indonesia memang kaya.
Motif batiknya keren-keren ya kak :-)
ReplyDelete